Warga Kendal mulai terserang penyakit kulit
A
A
A
Sindonews.com - Bencana banjir yang terus-menerus terjadi di Kabupaten Kendal mulai membuat warga terserang penyakit kulit. Warga memilih melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat yang dibeli di toko maupun apotek.
Dari pantauan KORAN SINDO, banjir masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kendal. Di antaranya sembilan kelurahan di Kecamatan Kendal seperti Kelurahan Trompo, Kebondalem, Sijeruk, Kalibuntu, Ngilir, Patukangan, Pegulon, Balok, dan Kelurahan Bandengan.
Sedangkan, di Kecamatan Patebon, ada empat desa juga terendam yakni, Desa Purwokerto, Wonosari, Purwosari dan Donosari.
Suwarni (51) salah seorang warga Gang Layur RT 10 RW 3 Kelurahan Patukangan mengatakan, banjir sudah terjadi berulangkali, 10 di antaranya sampai menggenangi lantai rumahnya. Bahkan yang terakhir kali terjadi dua hari berturut-turut.
"Banjir sudah tidak terhitung berapa kali. Tapi yang jelas 10 kali ini rumah saya tergenang sekitar 10 sentimeter," katanya, kemarin.
Kondisi tersebut membuat sebagian banyak warga terserang penyakit kulit, terutama pada bagian kaki. Penyakit kulit yang dikenal dengan sebutan kutu air ini karena kaki selalu basah akibat air yang banyak bercampur dengan kuman.
"Kaki mulai gatal-gatal beberapa hari ini. ada tujuh orang anggota keluarga semuanya terkena kutu air," lanjutnya.
Namun, Suwarni mengaku tidak berobat ke dokter maupun puskemas. Dia lebih memilih obat jenis salep yang dibeli di toko dekat rumahnya.
"Tidak, saya tidak ke puskesmas. Sementara ini saya sudah beli tiga obat gatal dari toko," paparnya.
Mas'ud, salah seorang warga Kelurahan Pegulon RT 09 RW 04, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kendal harus segera ambil sikap untuk mengatasi banjir yang rutin terjadi tersebut. Menurutnya, memasuki tahun 2014, Kabupaten Kendal harus terbebas dari banjir.
"Ini kan sudah tahun 2014, harusnya banjir sudah segera diatasi dengan agenda dan program Pemkab. Kalau dibiarkan seperti ini terus kasihan warga," katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Kendal, Rubiyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kendal terlalu lamban dalam menangani bencana banjir.
Padahal, dana untuk menangani banjir sudah disediakan dari Kementrian Pertanian RI, asalkan Pemerintah Kabupaten Kendal serius mengatasi banjir.
"Pemkab tidak seirus dan lamban mengatasi banjir. Kalau seperti ini terus akan selamanya banjir menggenangi Kendal. padahl dampaknya sangat buruk, seperti penyakit kulit, dan aktifitas warga akan
terhambat," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berharap ada solusi segera dengan pembangunan embung di tipa kecamatan. Selain itu, harus memaksimalkan normalisasi sungai dan permasalahan sampah yang kerap menghambat aliran air.
"Setidaknya tiap kecamatan harus dibangun embung yakni 20 embung. Persoalan banjir harus ada solusi kongkrit," tandasnya.
Dari pantauan KORAN SINDO, banjir masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kendal. Di antaranya sembilan kelurahan di Kecamatan Kendal seperti Kelurahan Trompo, Kebondalem, Sijeruk, Kalibuntu, Ngilir, Patukangan, Pegulon, Balok, dan Kelurahan Bandengan.
Sedangkan, di Kecamatan Patebon, ada empat desa juga terendam yakni, Desa Purwokerto, Wonosari, Purwosari dan Donosari.
Suwarni (51) salah seorang warga Gang Layur RT 10 RW 3 Kelurahan Patukangan mengatakan, banjir sudah terjadi berulangkali, 10 di antaranya sampai menggenangi lantai rumahnya. Bahkan yang terakhir kali terjadi dua hari berturut-turut.
"Banjir sudah tidak terhitung berapa kali. Tapi yang jelas 10 kali ini rumah saya tergenang sekitar 10 sentimeter," katanya, kemarin.
Kondisi tersebut membuat sebagian banyak warga terserang penyakit kulit, terutama pada bagian kaki. Penyakit kulit yang dikenal dengan sebutan kutu air ini karena kaki selalu basah akibat air yang banyak bercampur dengan kuman.
"Kaki mulai gatal-gatal beberapa hari ini. ada tujuh orang anggota keluarga semuanya terkena kutu air," lanjutnya.
Namun, Suwarni mengaku tidak berobat ke dokter maupun puskemas. Dia lebih memilih obat jenis salep yang dibeli di toko dekat rumahnya.
"Tidak, saya tidak ke puskesmas. Sementara ini saya sudah beli tiga obat gatal dari toko," paparnya.
Mas'ud, salah seorang warga Kelurahan Pegulon RT 09 RW 04, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kendal harus segera ambil sikap untuk mengatasi banjir yang rutin terjadi tersebut. Menurutnya, memasuki tahun 2014, Kabupaten Kendal harus terbebas dari banjir.
"Ini kan sudah tahun 2014, harusnya banjir sudah segera diatasi dengan agenda dan program Pemkab. Kalau dibiarkan seperti ini terus kasihan warga," katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Kendal, Rubiyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kendal terlalu lamban dalam menangani bencana banjir.
Padahal, dana untuk menangani banjir sudah disediakan dari Kementrian Pertanian RI, asalkan Pemerintah Kabupaten Kendal serius mengatasi banjir.
"Pemkab tidak seirus dan lamban mengatasi banjir. Kalau seperti ini terus akan selamanya banjir menggenangi Kendal. padahl dampaknya sangat buruk, seperti penyakit kulit, dan aktifitas warga akan
terhambat," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berharap ada solusi segera dengan pembangunan embung di tipa kecamatan. Selain itu, harus memaksimalkan normalisasi sungai dan permasalahan sampah yang kerap menghambat aliran air.
"Setidaknya tiap kecamatan harus dibangun embung yakni 20 embung. Persoalan banjir harus ada solusi kongkrit," tandasnya.
(lns)