Banjir rob hancurkan rumah warga di Karema Selatan

Rabu, 29 Januari 2014 - 20:59 WIB
Banjir rob hancurkan rumah warga di Karema Selatan
Banjir rob hancurkan rumah warga di Karema Selatan
A A A
Sindonews.com - Banjir rob atau banjir laut menghancurkan sebuah rumah milik warga seorang warga Abdul Rahman, di lingkungan Karema Selatan. Wilayah yang berada di bibir pantai ini pun langsung digenangi air setinggi lutut orang dewasa.

Saat didatangi wartawan, Abdul Rahman enggan berkomentar. Dia hanya sibuk melihat sisa puing rumahnya yang berantakan. Kendati tidak mengakibatkan korban jiwa, namun rob kali ini mengejutkan semua warga.

Salah seorang warga setempat Mulyadi menuturkan, hujan lebat disertai angin tidak terlalu kencang terjadi sejak pagi hari. Puncaknya terjadi sekitar pukul 12.00 WITA.

"Ketika itu sebagian warga sedikit panik. Mereka melihat awan demikian gelap, tapi tidak dihiraukan, karena dianggap biasa. Tapi sekitar pukul 15.00 WITA, terdengar suara gemuruh yang sangat kencang. Tetangga yang rumahnya menghadap laut, berhamburan ke luar rumah," katanya, Rabu (29/1).

Dia dan keluarganya ikut keluar rumah, karena air mulai masuk hingga ke jalan kampung. Sekedar diketahui, jarak antara jalan dengan itu sekitar 50 meter.

Hingga 30 menit ke depan, air terus naik. Dentuman keras akibat ombak yang menghantam tanggul membuat warga yang memiliki anak kecil memilih menghindar dan mencari tempat yang lebih aman.

Kepanikan mulai mereda saat sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju, tiba di lokasi. Mereka meminta warga tenang dan berhati-hati.

Sisa amukan air laut mulai terlihat sekitar pukul 16.00 WITA. Sampah laut berserakan di seluruh sisi jalan kampung lain yang berada di tepi laut. Meski ombak tetap besar, namun warga yang rumahnya selamat memberanikan diri untuk membersihkan.

Sekretaris Sarda Sulbar Inaldy yang dikonfirmasi melalui telepon mengatakan, pihaknya segera menyiapkan persiapan untuk melakukan hal-hal yang perlu di lapangan. Dia dan beberapa rekannya kemudian meluncur ke lokasi.

Senada dengannya, Kepala BPBD Sulbar Darno Madjid pun langsung menyiapkan anggotanya. Diakui, pihaknya tidak mendapat laporan dari warga maupun kabupaten. "Saya baru dengar ini. Oke, saya langsung ke lapangan bersama tim," katanya.

Survey lapangan ini kemudian akan dijadikan acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Seperti evakuasi maupun bantuan logistik lainnya.

Prakirawan BMKG Majene Richard mengungkapan, sebenarnya dari data satelit Mamuju tidak berpotensi rob. Sebab curah hujannya tidak terlalu lebat, hanya ringan hingga sedang. Potensi rob justru terjadi di Sulbar bagian selatan atau di Kabupaten Majene. Curah hujannya lebih tinggi dengan kecepatan angin 5-35 kilometer per jam.

"Sedang kecepatan angin di Mamuju hanya 5-30 kilometer per jam. Berdasarkan data satelit, justru yang terparah ada di sebelah barat data Kabupaten Majene," katanya.

Rob di Mamuju, lanjutnya, lebih disebabkan oleh pengaruh pergerakan bulan. Kondisi ini tidak bisa dihindari, sebab sudah siklus alam. Menurutnya, rob akan berbahaya jika disertai hujan deras.

Saat ini cuaca sangat buruk dan berbahaya terjadi di daerah laut. Jauh dari daratan. Dan perkiraan tiga hari kedapan, secara umum cuaca di Sulbar masih berpotensi hujan ringan sampai sedang.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6449 seconds (0.1#10.140)