Semangat sekolah anak-anak korban banjir
A
A
A
EVA Fatmala, siswi Kelas 8 SMPN 03 Tirto harus berangkat pagi–pagi dari rumahnya. Pemukiman penduduk di Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto merupakan salah satu desa yang terkena dampak banjir dengan ketinggian setengah meter.
Meski kondisi rumah dan jalan banjir cukup tinggi hingga mencapai lututnya, Eva tetap menerobos dengan semangat. Meski sekali-kali terhuyung dan kadang hampir jatuh, karena dalamnya air dia tetap terus melanjutkan perjalanan ke sekolah yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumahnya itu.
Sesampai di sekolah, dia ternyata datang paling awal dan kelasnya masih sangat kotor. Bersama beberapa temannya, dia lalu membersihkan ruang kelas yang kotor bekas terendam banjir itu.
“Sudah empat hari saya tidak masuk sekolah, sejak banjir besar hari Sabtu 18 Januari 2014 lalu, dan baru berangkat hari ini. Sejumlah buku demikian juga dengan seragam, sepatu, dan perangkat sekolah, semua terendam banjir," katanya ditemui di ruang kelasnya, Rabu (22/1/2014).
Dia bersama ratusan temannya harus berangkat ke sekolah di tengah banjir. Untuk masuk hari ini, tak ada pelajaran pada jam pertama, namun siswa bersih-bersih kelas karena kotor.
Wakil Kepala SMPN 03 Tirto Erni menyebutkan, sekolah sebenarnya tidak libur. Namun karena siswa sedang kebanjiran, sehingga sejak Sabtu tak ada kegiatan belajar mengajar.
“Sekolah tidak libur, namun karena siswa kebanjiran rumahnya dan akses jalan serta sekolah juga terendam sehingga tak ada yang berangkat dan kita memaklumi kondisi ini. Untuk hari ini hanya bersih-bersih dahulu, pelajaran mungkin kita berikan agak siang," jelasnya.
Sejumlah sekolah masih belum bisa melakukan kegiatan belajar mengajar, karena rendaman banjir masih cukup dalam. Seperti di SDN Tegaldowo, SDN Mulyorejo, SDN Karangjompo, SDN Jeruksari, dan SDN Kranding.
“Kami belum bisa mengajar para siswa, karena kondisi sekolah masih banjir cukup dalam dan saat ini siswa juga masih mengungsi bersama orangtuanya di beberapa tempat pengungsian,” jelas Supardi, guru SDN Tegaldowo.
Sejumlah fasilitas umum seperti kantor kelurahan juga masih terndam, sehingga pelayanan terhadap masyarakat juga lumpuh.
Ratusan korban banjir masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian, karena rumah dan akses jalan masih terendam hampir satu meter dan di dalam rumah mencapai setengah meter.
Kondisi banjir sudah surut, namun masih merendam cukup dalam di sejumlah lokasi. Seperti di Kecamatan Tirto ini, ada di Desa Muloyorejo, Jeruksari, Karangjompo dan Tegaldowo.
Sementara di Kecamatan Pekalongan Barat, ada di Kelurahan Pasirsari dan Kramatsari. Sedangkan di Kecamatan Pekalongan Utara ada di Kelurahan Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandangpanjang, Pabean, dan Bandengan.
Meski kondisi rumah dan jalan banjir cukup tinggi hingga mencapai lututnya, Eva tetap menerobos dengan semangat. Meski sekali-kali terhuyung dan kadang hampir jatuh, karena dalamnya air dia tetap terus melanjutkan perjalanan ke sekolah yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumahnya itu.
Sesampai di sekolah, dia ternyata datang paling awal dan kelasnya masih sangat kotor. Bersama beberapa temannya, dia lalu membersihkan ruang kelas yang kotor bekas terendam banjir itu.
“Sudah empat hari saya tidak masuk sekolah, sejak banjir besar hari Sabtu 18 Januari 2014 lalu, dan baru berangkat hari ini. Sejumlah buku demikian juga dengan seragam, sepatu, dan perangkat sekolah, semua terendam banjir," katanya ditemui di ruang kelasnya, Rabu (22/1/2014).
Dia bersama ratusan temannya harus berangkat ke sekolah di tengah banjir. Untuk masuk hari ini, tak ada pelajaran pada jam pertama, namun siswa bersih-bersih kelas karena kotor.
Wakil Kepala SMPN 03 Tirto Erni menyebutkan, sekolah sebenarnya tidak libur. Namun karena siswa sedang kebanjiran, sehingga sejak Sabtu tak ada kegiatan belajar mengajar.
“Sekolah tidak libur, namun karena siswa kebanjiran rumahnya dan akses jalan serta sekolah juga terendam sehingga tak ada yang berangkat dan kita memaklumi kondisi ini. Untuk hari ini hanya bersih-bersih dahulu, pelajaran mungkin kita berikan agak siang," jelasnya.
Sejumlah sekolah masih belum bisa melakukan kegiatan belajar mengajar, karena rendaman banjir masih cukup dalam. Seperti di SDN Tegaldowo, SDN Mulyorejo, SDN Karangjompo, SDN Jeruksari, dan SDN Kranding.
“Kami belum bisa mengajar para siswa, karena kondisi sekolah masih banjir cukup dalam dan saat ini siswa juga masih mengungsi bersama orangtuanya di beberapa tempat pengungsian,” jelas Supardi, guru SDN Tegaldowo.
Sejumlah fasilitas umum seperti kantor kelurahan juga masih terndam, sehingga pelayanan terhadap masyarakat juga lumpuh.
Ratusan korban banjir masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian, karena rumah dan akses jalan masih terendam hampir satu meter dan di dalam rumah mencapai setengah meter.
Kondisi banjir sudah surut, namun masih merendam cukup dalam di sejumlah lokasi. Seperti di Kecamatan Tirto ini, ada di Desa Muloyorejo, Jeruksari, Karangjompo dan Tegaldowo.
Sementara di Kecamatan Pekalongan Barat, ada di Kelurahan Pasirsari dan Kramatsari. Sedangkan di Kecamatan Pekalongan Utara ada di Kelurahan Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandangpanjang, Pabean, dan Bandengan.
(san)