Peluk galon 2 km, nyawa Jemmy selamat

Sabtu, 18 Januari 2014 - 07:51 WIB
Peluk galon 2 km, nyawa...
Peluk galon 2 km, nyawa Jemmy selamat
A A A
Bencana banjir bandang yang tiba-tiba menerjang sebagian besar wilayah Manado, Sulawesi Utara (Sulut) barangkali menjadi kisah yang tak akan pernah bisa dilupakan Jemmy Ceper.

Pria 40 tahun ini tak mengira, di tengah keganasan banjir yang sempat membawanya hanyut beberapa kilometer itu, jiwanya ternyata masih selamat.

Jemmy mengisahkan, Rabu 15 Januari 2014, Manado diguyur hujan. Hujan bahkan berlangsung sejak Selasa malam. "Siang itu, hujannya deras disertai angin kencang," tutur warga Kanaan, Kota Manado ini mengenang.

Saat itu dia hanya bersama sang mertua di dalam rumah, dia tidak berani keluar karena cuaca benar-benar tidak bersahabat. Sebenarnya Jemmy sudah khawatir, hujan bakal mendatangkan banjir.

Dan ternyata, ketakutan Jemmy itu terjadi. Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, Sawangan, dan Sario meluap.

Tak lama kemudian, Jemmy dikejutkan oleh suara gerumuh datangnya air bah. Tak banyak persiapan yang bisa dilakukannya, begitu pula mertua Jemmy dan para tetangga, semua panik menyelamatkan diri.

Jemmy bersama sang mertua memilihi naik ke atap rumah, karena banjir semakin meninggi. Sayang, rumah Jemmy tak seberapa kuat, sehingga tak mampu menahan derasnya air bah yang membawa lumpur dan material kayu.

Rumah Jemmy pun akhirnya ikut hanyut terbawa arus bah itu. Jemmy dan sang mertua terlepas dari atap rumah, mereka terpisah. "Saya hanya bisa pasrah," tuturnya dengan nada pelan.

Di tengah kepasrahan, di dekat tubuhnya yang terbawa arus banjir, ada galon yang mengapung.
"Saya raih saja galon itu lalu saya peluk," tuturnya masih mengenang.

Tubuh Jemmy terus hanyut terbawa arus banjir bersama galon yang dipeluknya. Sampai akhirnya tubuh Jemmy tersangkut Jembatan Sario. Dia langsung meraih dan memegang jembatan itu hingga
berhasil kembali naik ke daratan.

"Galon itu telah menyelamatkan nyawa saya," kata Jemmy berulang-ulang. Jemmy merasa Tuhan telah menyelamatkan melalui galon itu.

Sesampai di Sario, banyak orang yang melihatnya. Tapi barangkali, orang tak pernah menyangka jika dirinya baru saja bertarung melawan kegasanan banjir bandang yang sudah membawanya hanyut sejauh dua kilometer.

Orang-orang di Sario pun saat itu tengah panik, karena wilayah itu termasuk daerah cukup parah diterjang banjir. Jemmy akhirnya memilih kembali ke Kanaan dengan berjalan kaki meski tidak ada lagi rumahnya yang tersisa.

Saat itu memang tak sempat ada peringatan, air bah langsung datang begitu saja menerjang. Jemmy patut bersyukur, banjir bandang tak berhasil merenggut nyawanya. Meski sayang, sang mertua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Jemmy hanyalah salah satu kisah dari ribuan warga Manado yang menjadi korban banjir. Semoga bencana itu segera berakhir.
(lns)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4623 seconds (0.1#10.140)