Aktivitas sekolah di Manado diliburkan
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah gedung sekolah rusak berat akibat terjangan banjir bandang melanda sebagian besar wilayah Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Seperti SMU 1 dan SMK 1 Manado berlokasi di Jalan Siswa ini. Kedua bangunan itu rusak akibat terjangan arus banjir.
Demikian pula, SD Katolik SD St Paulus 13, SMP St Raphael dan SMA St Aquino kondisinya tak jauh berbeda.
Melihat keadaan itu, Kepala Dinas Pendidikan Manado mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah dari kegiatan belajar selama dua hari, yakni hari ini dan besok.
“Kondisi sekolah sudah tidak representatif untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kami (Diknas,red) menerima informasi banyaknya sekolah yang tergenang. Karena itu saya langsung mengeluarkan instruksi tersebut,” ujar Kadis Diknas Manado Dante Tombeg, Rabu (15/1/2014).
Menurut dia, kondisi darurat bencana berdampak pada bidang pendidikan. Bukan hanya infrastruktur sekolah saja, tetapi juga rumah dari para siswanya.
“Kantor kami juga mengalami kebanjiran. Tentu saja hal ini menganggu proses belajar, khususnya bagi yang tengah mempersiapkan diri menjalani UN (Ujian Nasional),” terangnya.
Libur sekolah selama dua hari yang menjadi kebijakannya hanya bersifat
tentatif. Artinya, bila ada sekolah yang bangunannya tidak terlalu terkena dampak dari bencana hujan bandang ini, maka bisa segera melanjutkan aktivitas sekolahnya.
Sedangkan untuk sekolah yang mengalami dampak terparah seperti di wilayah Kecamatan Tuminting, Tikala hingga Singkil, akan ditunggu hingga kondisi sekolah siap untuk ditempati kembali.
“Kami sudah berkordinasi dengan seluruh pihak kepala sekolah. Nantinya, mereka (Kepsek, red) yang akan menentukan batas libur bersama akibat bencana banjir ini,” tuturnya.
Seperti SMU 1 dan SMK 1 Manado berlokasi di Jalan Siswa ini. Kedua bangunan itu rusak akibat terjangan arus banjir.
Demikian pula, SD Katolik SD St Paulus 13, SMP St Raphael dan SMA St Aquino kondisinya tak jauh berbeda.
Melihat keadaan itu, Kepala Dinas Pendidikan Manado mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah dari kegiatan belajar selama dua hari, yakni hari ini dan besok.
“Kondisi sekolah sudah tidak representatif untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kami (Diknas,red) menerima informasi banyaknya sekolah yang tergenang. Karena itu saya langsung mengeluarkan instruksi tersebut,” ujar Kadis Diknas Manado Dante Tombeg, Rabu (15/1/2014).
Menurut dia, kondisi darurat bencana berdampak pada bidang pendidikan. Bukan hanya infrastruktur sekolah saja, tetapi juga rumah dari para siswanya.
“Kantor kami juga mengalami kebanjiran. Tentu saja hal ini menganggu proses belajar, khususnya bagi yang tengah mempersiapkan diri menjalani UN (Ujian Nasional),” terangnya.
Libur sekolah selama dua hari yang menjadi kebijakannya hanya bersifat
tentatif. Artinya, bila ada sekolah yang bangunannya tidak terlalu terkena dampak dari bencana hujan bandang ini, maka bisa segera melanjutkan aktivitas sekolahnya.
Sedangkan untuk sekolah yang mengalami dampak terparah seperti di wilayah Kecamatan Tuminting, Tikala hingga Singkil, akan ditunggu hingga kondisi sekolah siap untuk ditempati kembali.
“Kami sudah berkordinasi dengan seluruh pihak kepala sekolah. Nantinya, mereka (Kepsek, red) yang akan menentukan batas libur bersama akibat bencana banjir ini,” tuturnya.
(lns)