Diterapi Masudin, belasan siswa Muhammadiyah bisa mendengar
A
A
A
Sindonews.com - Meski mendapat tekanan dari banyak pihak, Masudin, terapis tunarungu fenomenal asal Jombang, Jawa Timur, terus melakukan aksi-aksi terapi sosial secara gratis di berbagai daerah. Seperti yang dia lakukan Jumat 20 Desember 2013 siang.
Masudi mendatangi SKB Muhammadiyah, Kelurahan Pulo, Kota Jombang, dan melakukan terapa kepada belasan siswa. Hasilnya, sudah bisa ditebak. Para orang tua wali murid mengaku sangat senang, karena putra-putrinya yang belum pernah bisa mendengar sejak kecil atau tuli total, mendadak bisa mendengar.
Dengan aksi-aksi sosial tersebut, Masudin bercita-cita akan membebaskan para siswa SLB tidak mampu di berbagai daerah dari tunarungunya. Proses terapi dilakukan secara massal dan gratis. Proses terapi juga disaksikan para guru dan orang tua siswa.
Usai diterapi, para orang tua dipersilahkan menguji kemampuan mendengar putra-putrinya secara langsung. Dan hasilnya, para siswa SLB yang mayoritas tuli total sejak kecil ini mendadak bisa mendengar.
Para orang tua siswa-pun mengaku sangat senang dengan terapi gratis Masudin tersebut. Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman, Masudin kembali mengingatkan para wali murid, bahwa terapinya ini bukan sulap.
Sehingga, pasca dia terapi, siswa-siswa SLB ini baru bisa mendengar saja. Tetapi belum bisa mengenal berbagai macam suara dan kata-kata yang kita ucapkan.
Selain itu, karena baru mendengar pertama kali, kemampuan dengar mereka juga masih kecil. Sehingga para orang tua diminta rajin melatih mereka mengenal berbagai macam suara dan kata-kata. Sebab tanpa latihan rutin dan teratur setiap hari, maka proses peningkatan pendengaran siswa-siswi ini akan lamban.
Proses latihan pengenalan suara dan penajaman kemampuan mendengar ini, menurut Masudin diperlukan waktu selama beberapa bulan, tidak bisa secepat kilat seperti orang bermain sulap.
Masudin juga memberi contoh tentang teknik melatih pengenalan suara pada anak-anak SLB tersebut, agar para orang tua bisa melakukannya sendiri di rumah. Dalam beberapa bulan proses latihan seperti ini, akan membantu meningkatkan pendengaran para pasiennya hingga menjadi normal.
Namun jika orang tua tidak mau melatih, proses pendengaran menjadi normal akan sangat lamban. Untuk lebih memantapkan wali murid apakah kondisi pendengaran putra-putrinya membaik pasca dia terapi, masudin mempersilahkan mereka memeriksakannya secara medis atau dilakukan tes audiometri di rumah sakit.
Masudin mengaku, telah menggelar terapi massal secara gratis tidak hanya di Kabupaten Jombang saja. Tetapi juga di berbagai daerah lainnya.
Dengan aksi-aksi sosialnya ini, Masudin bercita-cita akan membebaskan seluruh siswa SLB dari keluarga kurang mampu di berbagai daerah atas tunarungu yang dideritanya.
Masudi mendatangi SKB Muhammadiyah, Kelurahan Pulo, Kota Jombang, dan melakukan terapa kepada belasan siswa. Hasilnya, sudah bisa ditebak. Para orang tua wali murid mengaku sangat senang, karena putra-putrinya yang belum pernah bisa mendengar sejak kecil atau tuli total, mendadak bisa mendengar.
Dengan aksi-aksi sosial tersebut, Masudin bercita-cita akan membebaskan para siswa SLB tidak mampu di berbagai daerah dari tunarungunya. Proses terapi dilakukan secara massal dan gratis. Proses terapi juga disaksikan para guru dan orang tua siswa.
Usai diterapi, para orang tua dipersilahkan menguji kemampuan mendengar putra-putrinya secara langsung. Dan hasilnya, para siswa SLB yang mayoritas tuli total sejak kecil ini mendadak bisa mendengar.
Para orang tua siswa-pun mengaku sangat senang dengan terapi gratis Masudin tersebut. Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman, Masudin kembali mengingatkan para wali murid, bahwa terapinya ini bukan sulap.
Sehingga, pasca dia terapi, siswa-siswa SLB ini baru bisa mendengar saja. Tetapi belum bisa mengenal berbagai macam suara dan kata-kata yang kita ucapkan.
Selain itu, karena baru mendengar pertama kali, kemampuan dengar mereka juga masih kecil. Sehingga para orang tua diminta rajin melatih mereka mengenal berbagai macam suara dan kata-kata. Sebab tanpa latihan rutin dan teratur setiap hari, maka proses peningkatan pendengaran siswa-siswi ini akan lamban.
Proses latihan pengenalan suara dan penajaman kemampuan mendengar ini, menurut Masudin diperlukan waktu selama beberapa bulan, tidak bisa secepat kilat seperti orang bermain sulap.
Masudin juga memberi contoh tentang teknik melatih pengenalan suara pada anak-anak SLB tersebut, agar para orang tua bisa melakukannya sendiri di rumah. Dalam beberapa bulan proses latihan seperti ini, akan membantu meningkatkan pendengaran para pasiennya hingga menjadi normal.
Namun jika orang tua tidak mau melatih, proses pendengaran menjadi normal akan sangat lamban. Untuk lebih memantapkan wali murid apakah kondisi pendengaran putra-putrinya membaik pasca dia terapi, masudin mempersilahkan mereka memeriksakannya secara medis atau dilakukan tes audiometri di rumah sakit.
Masudin mengaku, telah menggelar terapi massal secara gratis tidak hanya di Kabupaten Jombang saja. Tetapi juga di berbagai daerah lainnya.
Dengan aksi-aksi sosialnya ini, Masudin bercita-cita akan membebaskan seluruh siswa SLB dari keluarga kurang mampu di berbagai daerah atas tunarungu yang dideritanya.
(san)