Kalah bersaing, Dinkes Jombang tutup praktik Masudin

Sabtu, 07 Desember 2013 - 12:47 WIB
Kalah bersaing, Dinkes...
Kalah bersaing, Dinkes Jombang tutup praktik Masudin
A A A
Sindonews.com - Persaingan tidak sehat diduga dilakukan Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lantaran kalah bersaing dalam pengobatan tunarungu, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menutup praktik terapi Masudin.

Saat petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mendatangi lokasi praktik Masudin, kehadiran mereka kontan menjadi bahan sindiran warga yang datang mengikuti terapi. Bahkan, saat petugas itu menunjukkan surat penghentian praktik Masudin, warga membalas dengan mentertawainya.

Kontan, aksi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, bukan hanya mendapat perlawanan dari Masudin. Tetapi juga dari pasiennya yang membuktikan sendiri keberhasilan terapi Masudin dalam menyembuhkan pendengaran penderita tunarungu.

Mendapat penolakan dari para pasien, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pun dibuat malu. Mereka melarikan diri sambil ditertawakan dari tempat praktik Masudin, di Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Untuk menyembunyikan rasa malunya, para petugas itu tidak mau menjelaskan apa maksud kedatangannya ke rumah Masudin, dan mengaku hanya mengantarkan surat saja dari pimpinannya.

Ditemui wartawan, Masudin mengaku telah diberi surat yang isinya adalah perintah untuk menutup dan menghentikan praktek terapinya. Alasannya, Masudin belum memiliki surat izin praktek terapi. Mendapat surat itu, Masudin mengaku bingung. Namun dia mengaku akan tetap membuka praktiknya.

Pengobatan tradisional Masudin memang terkenal manjur. Banyak warga yang sebelumnya datang tidak bisa mendengar, setelah mendapat terapi Masudin, langsung bisa mendengar. Hal yang sangat mustahil dilakukan para dokter.

Seperti dialami Hardi keluarga pasien asal Palembang. Sebelumnya, Hardi mengaku sudah membawa putrinya berobat ke dokter dan berbagai rumah sakit terkenal di Jakarta, termasuk membelikan alat bantu pendengaran yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Namun, putrinya tak kunjung sembuh, dan tetap tidak bisa mendengar.

Setelah putus asa dan melihat berita di televisi, Hardi berinisiatif membawa putrinya ke Masudin dan mencoba terapinya. Menakjubkan, setelah mengikuti terapi Masudin, putrinya kini sudah bisa mendengar.

Saat ditemui di tempat praktik Masudin, Hardi membawa lagi putrinya untuk menjalani kontrol agar daya pendengarannya bisa lebih tajam lagi. Atas hasil yang nyata ini, Hardi menolak jika praktik terapi Masudin ditutup.

Hal senada diungkapkan Ibu Sofia orang tua pasien asal Madiun. Sofia mengaku, putranya kini telah terbukti bisa mendengar setelah mengikuti terapi ke Masudin. Sehingga Sofia bingung, kenapa tiba-tiba dinkes mengirim surat praktik terapi Masudin ditutup.

Untuk membuktikan kebenaran dari praktik Masudin, kedua pasien itu meminta wartawan untuk mencoba pendengaran anak-anak mereka. Hasilnya, mereka telah sembuh dari penyakit tunarungu yang dialaminya selama bertahun-tahun.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1282 seconds (0.1#10.140)