Lagi, guci & tembikar kuno ditemukan di Situs Liyangan

Kamis, 05 Desember 2013 - 11:14 WIB
Lagi, guci & tembikar...
Lagi, guci & tembikar kuno ditemukan di Situs Liyangan
A A A
Sindonews.com - Sebuah guci kembali ditemukan dalam penggalian Situs Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Guci tersebut kali pertama ditemukan, Tambah (45), seorang penggali pasir.

Tambah mengatakan, penemuan tersebut saat dia melakukan penggalian pasir. Namun, setelah beberapa kali mencangkul, dia merasa ada benda yang berada di dalam galian. Sejauh ini, temuan barang-barang kuno yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Hindu tersebut terus terjadi.

“Saya sedang menggali pasir, lalu cangkul saya mengenai benda yang mirip dengan guci, lalu saya hentikan mencangkul dan menggaruknya dengan tangan, saya menemukan serpihan-serpihan lalu saya kumpulkan,” katanya, Kamis (5/12/2013).

Dia menambahkan, setelah dikumpulkan sampai tidak tersisa. Lantas dia membawa temuan tersebut ke Pos Penjagaan Situs yang berada tidak jauh dari lokasinya menggali pasir. Oleh petugas, kemudian dicatat lokasi penemuan dan dipacking dalam kelompok sendiri. “Langsung saya serahkan ke petugas,” lanjutnya.

Tambah menceritakan, temuan tersebut bukan kali pertama dia dapati. Sebab, pada beberapa hari sebelumnya, dia juga menemukan tembikar tidak jauh dari lokasi yang ia temui terakhir. Tembikar tersebut juga sudah tidak dalam posisi utuh.

“Ini gampang karena pecahan tembikar atau gucinya tidak menyebar, hanya ngumpul di bagian itu saja. Jadi tidak akan tercampur dengan temuan dari pecahan guci yang lain,” paparnya.

Rata-rata pecahan guci dan tembikar yang ditemukan berukuran antara 3-20 sentimeter, bahkan dia pernah menemukan dalam kondisi cekungan yang masih utuh, tetapi bagian lainnya sudah pecah.

“Saya tidak tahu kenapa bisa keras seperti itu. Yang pasti kualitas bahannya sepertinya bagus sekali karena cukup keras juga,” ucapnya.

Petugas Lapangan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Samudi, menjelaskan bahwa pihaknya sering mendapat laporan dari masyarakat, khususnya para penggali pasir yang berada di sekitar situs. Laporan tersebut kemudian diproses dengan langsung turun untuk melakukan penggalian temuan tersebut.

“Harus sangat hati-hati karena barang tersebut sebagian terbuat dari gerabah tanah. Jadi kalau tidak hati-hati bisa pecah dan semakin sulit dalam menyusun kembali menjadi guci,” ujarnya.

Tercatat, dalam beberapa bulan terakhir ini, dia mengaku menerima belasan guci dan tembikar yang berhasil ditemukan oleh para penggali. Temuan tersebut setelah berhasil dirakit menjadi bentuk guci atau tembikar yang utuh disimpan sebelum diteliti Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.

“Semuanya masih diteliti,” tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3116 seconds (0.1#10.140)