Bagi-bagi kondom, ini kata warga Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Pekan Kondom Nasional menuai berbagai sorotan dari masyarakat. Ada yang pro dan kontra dengan program itu. Lalu bagaimana tanggapan para remaja di Kota Bandung, menanggapi program pembagian kondom gratis yang berlangsung 1-7 Desember itu?
Matsani (20) mahasiswa ITB menyatakan ketidaksetujuannya atas program itu. Hal itu dinilai sebagai sesuatu yang negatif dan dikhawatirkan mengubah pola pikir remaja.
"Tidak setuju, karena itu mempengaruhi pola pikir seseorang yang menunjukkan bahwa seks itu diperbolehkan sebelum menikah," ujar Matsani, kepada wartawan, Rabu (4/12/2013).
Rizky Sungguh (20) mahasiswa ITB lainnya juga mengungkapkan ketidak setujuannya atas program itu. "Kalau menurut saya sih (pembagian kondom gratis) tidak perlu dilakukan," terangnya.
Untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui seks bebas, para remaja diharapkan tidak melakukan seks bebas. Pemerintah pun perlu memblokir situs porno atau film-film berbau porno lebih ketat lagi agar pengaruh negatifnya tidak menyentuh remaja.
Agus Setiawan (24) karyawan swasta menyebut program itu memang dilematis. Di satu sisi, program itu salah satu cara efektif untuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS melalui seks. Tapi di sisi lain, hal itu malah terkesan melegalkan seks bebas.
"Sasaran untuk pembagian kondom ini harus jelas. Jangan sampai remaja atau yang belum menikah jadi sasaran pembagian kondom ini," jelasnya.
Sementara itu, Zakiah Puja (17) siswi MA Persis 1 & 2 Kota Bandung mengutarakan, tidak setuju dengan program bagi-bagi kondom. "Ya enggak (setuju) lah, itu sama saja dengan menyetujui adanya seks bebas," tegasnya.
Senada, Risa Surya Hidayat (21) mahasiswi Stikom Bandung melihat program bagi-bagi kondom itu kembali lagi ke masyarakat. "Kalau soal substansi baik-benar dan tabu atau tidak, kita kembalikan lagi pada masyarakat yang menilai," tandasnya.
Matsani (20) mahasiswa ITB menyatakan ketidaksetujuannya atas program itu. Hal itu dinilai sebagai sesuatu yang negatif dan dikhawatirkan mengubah pola pikir remaja.
"Tidak setuju, karena itu mempengaruhi pola pikir seseorang yang menunjukkan bahwa seks itu diperbolehkan sebelum menikah," ujar Matsani, kepada wartawan, Rabu (4/12/2013).
Rizky Sungguh (20) mahasiswa ITB lainnya juga mengungkapkan ketidak setujuannya atas program itu. "Kalau menurut saya sih (pembagian kondom gratis) tidak perlu dilakukan," terangnya.
Untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui seks bebas, para remaja diharapkan tidak melakukan seks bebas. Pemerintah pun perlu memblokir situs porno atau film-film berbau porno lebih ketat lagi agar pengaruh negatifnya tidak menyentuh remaja.
Agus Setiawan (24) karyawan swasta menyebut program itu memang dilematis. Di satu sisi, program itu salah satu cara efektif untuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS melalui seks. Tapi di sisi lain, hal itu malah terkesan melegalkan seks bebas.
"Sasaran untuk pembagian kondom ini harus jelas. Jangan sampai remaja atau yang belum menikah jadi sasaran pembagian kondom ini," jelasnya.
Sementara itu, Zakiah Puja (17) siswi MA Persis 1 & 2 Kota Bandung mengutarakan, tidak setuju dengan program bagi-bagi kondom. "Ya enggak (setuju) lah, itu sama saja dengan menyetujui adanya seks bebas," tegasnya.
Senada, Risa Surya Hidayat (21) mahasiswi Stikom Bandung melihat program bagi-bagi kondom itu kembali lagi ke masyarakat. "Kalau soal substansi baik-benar dan tabu atau tidak, kita kembalikan lagi pada masyarakat yang menilai," tandasnya.
(san)