Sekap pembantu, perampok gondol sekotak perhiasan emas

Senin, 02 Desember 2013 - 19:20 WIB
Sekap pembantu, perampok...
Sekap pembantu, perampok gondol sekotak perhiasan emas
A A A
Sindonews.com - Empat orang perampok menyatroni rumah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Faqih Naban di Ketingen, RT 02/RW 04, Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo.

Dalam aksinya, kawanan perampok berhasil menggasak satu kotak perhiasan emas dan sebuah laptop setelah melumpuhkan pembantu rumah tangga korban Sri Rahayu (19), dan menyekapnya di ruangan.

Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, kejadian bermula ketika Sri Rahayu menyapu halaman rumah majikannya. Tiba-tiba dirinya didatangi dua orang lelaki dan berpura-pura menanyakan tanah di depan rumah majikanya yang hendak dijual.

Dua lelaki tersebut datang dengan menaiki mobil Honda Freed warna silver bersama dua orang temanya. Setelah ngobrol dengan pelaku beberapa waktu, Sri Rahayu lantas masuk ke dalam rumah untuk mengambil handphone (HP).

Kemudian, dua orang yang berada di dalam mobil turun menghampiri dua orang temannya. Mereka langsung menyusul korban ke dalam rumah. Sesampainya di dalam, para pelaku melumpuhkan Sri dengan mengikat tangan dan kaki dengan seutas tali, serta menutup mulutnya dengan lakban.

Selanjutnya, Sri disekap di dalam sebuah ruangan. Saat kejadian, rumah dalam kondisi sepi, lantaran majikannya Faqih Naban dan istrinya Ema Nur Styawati (37), sedang bekerja dan anak mereka sedang sekolah.

Setelah melumpuhkan Sri, kawanan perampok tersebut bisa leluasa mengobrak-abrik seluruh isi rumah guna mencari barang berharga. Akhirnya mereka menemukan satu kotak perhiasan emas dan sebuah laptop senilai puluhan juta rupiah yang disimpan di dalam lemari yang terletak di dekat televisi.

Mereka langsung mengambilnya dan kabur dari lokasi kejadian. Sementara Sri terus berupaya melepaskan ikatan tali yang mengikat tangan dan kakinya.

Selang beberapa waktu kemudian Sri berhasil melepaskan ikatan tali dan lakban yang menutupi mulutnya, dan langsung ke luar rumah berteriak minta tolong kepada warga. Sejumlah warga yang mendengar langsung berdatangan dan melaporkannya ke Ema dan Polres Salatiga.

Polisi kemudian langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi. "Saya tidak tahu persis kejadiannya. Saya baru tahu jika rumah saya dirampok setelah ditelepon tetangga," kata Ema, kepada wartawan, Senin (2/12/2013).

Dia menuturkan, saat kejadian dirinya sedang berada di kantor tempatnya bekerja. Sedangkan suami sedang berada di luar kota untuk keperntingan pekerjaan. "Saat kejadian, yang di rumah hanya Sri. Barang yang diambil perampok, satu kotak perhiasan emas dan satu laptop," terangnya.

Kasat Reskrim Polres Salatiga Iptu Andie Prasetyo mengatakan, pihaknya masih melakukan terhadap kasus pencurian dengan kekasaran (curras) ini. Pihaknya sudah mengantongi ciri-ciri palaku dan masih melakukan pengejaran.

"Berdasarkan keterangan pembantu rumah tangga korban, ciri-ciri pelaku berlogat bahasa Jawa tulen. Satu orang pelaku memakai baju safari guru dan tiga orang lainnya memakai baju batik. Para pelaku masih dalam pengejaran," tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6806 seconds (0.1#10.140)