Atap 3 ruang kelas SMKN 1 Jambu runtuh
A
A
A
Sindonews.com - Atap sejumlah ruangan kelas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Jambu, Kabupaten Semarang tiba-tiba runtuh. Setidaknya ada tiga kelas yakni ruang teori IV, V, dan VI.
Diduga, atap yang kerangkanya terbuat dari baja ringan itu, runtuh lantaran tidak kuat menopang beratnya beban genteng setelah diguyur hujan deras pada Senin (25/11).
Beruntung saat kejadian, tiga ruang kelas tersebut belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Lingkungan sekolah juga masih dalam kondisi sepi sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu
Hanya kerugian material akibat runtuhnya atap tiga ruang kelas itu ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Proses KBM pun akhirnya dipindahkan yang lebih aman, seperti perpustakaan, laboraturium, dan ruang masjid.
Kepala SMK 1 Jambu Setiyono mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab runtuhnya atap tiga ruang kelas yang dibangun pada 2007 lalu itu.
"Yang jelas, kemarin (Senin 25/11) siang hingga sore terjadi hujan deras. Kemudian ke esokan harinya atap tiga ruang kelas itu roboh," paparnya kepada wartawan, Selasa (26/11/2013).
Menurut dia, peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih. Tim Disdik juga telah mendatangi lokasi kejadian guna melakukan pemeriksaan.
"Tim dari dinas (Disdik Kabupaten Semarang) sudah ke sini (SMKN 1 Jambu) dan memeriksa tiga ruang kelas yang atap runtuh. Soal perbaikan, sepenuhnya kami serahkan kepada dinas," tandasnya.
Sementara itu, sejumlah siswa SMKN 1 Jambu tidak menyangka jika atap tiga ruang kelas yang ditempatinya untuk belajar runtuh. Sebab sebelum kejadian, tidak ada tanda-tanda akan runtuh.
"Bangunannya masih baik," ujar salah seorang siswa, Fandi M Rizki, 16.
Dia berharap, ruang kelas tersebut segera diperbaiki agar bisa digunakan sebagaimana fungsinya.
Sebab proses KBM di ruang perpustakaan, laboraturium, dan ruangan masjid tentu saja tidak nyaman.
"Belajar di ruang yang bukan untuk kelas jelas tidak nyaman. Karena itu, kami berharap tiga ruang kelas tersebut segera diperbaiki agar kami bisa kembali belajar dengan nayaman," tandasnya.
Diduga, atap yang kerangkanya terbuat dari baja ringan itu, runtuh lantaran tidak kuat menopang beratnya beban genteng setelah diguyur hujan deras pada Senin (25/11).
Beruntung saat kejadian, tiga ruang kelas tersebut belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Lingkungan sekolah juga masih dalam kondisi sepi sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu
Hanya kerugian material akibat runtuhnya atap tiga ruang kelas itu ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Proses KBM pun akhirnya dipindahkan yang lebih aman, seperti perpustakaan, laboraturium, dan ruang masjid.
Kepala SMK 1 Jambu Setiyono mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab runtuhnya atap tiga ruang kelas yang dibangun pada 2007 lalu itu.
"Yang jelas, kemarin (Senin 25/11) siang hingga sore terjadi hujan deras. Kemudian ke esokan harinya atap tiga ruang kelas itu roboh," paparnya kepada wartawan, Selasa (26/11/2013).
Menurut dia, peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih. Tim Disdik juga telah mendatangi lokasi kejadian guna melakukan pemeriksaan.
"Tim dari dinas (Disdik Kabupaten Semarang) sudah ke sini (SMKN 1 Jambu) dan memeriksa tiga ruang kelas yang atap runtuh. Soal perbaikan, sepenuhnya kami serahkan kepada dinas," tandasnya.
Sementara itu, sejumlah siswa SMKN 1 Jambu tidak menyangka jika atap tiga ruang kelas yang ditempatinya untuk belajar runtuh. Sebab sebelum kejadian, tidak ada tanda-tanda akan runtuh.
"Bangunannya masih baik," ujar salah seorang siswa, Fandi M Rizki, 16.
Dia berharap, ruang kelas tersebut segera diperbaiki agar bisa digunakan sebagaimana fungsinya.
Sebab proses KBM di ruang perpustakaan, laboraturium, dan ruangan masjid tentu saja tidak nyaman.
"Belajar di ruang yang bukan untuk kelas jelas tidak nyaman. Karena itu, kami berharap tiga ruang kelas tersebut segera diperbaiki agar kami bisa kembali belajar dengan nayaman," tandasnya.
(lns)