Melalui dana hibah, APBD Banten tersedot keluarga Atut
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan miliar uang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Prvinsi Banten tahun anggaran 2012 masuk ke yayasan, organisasi dan lembaga yang diketua oleh adik, anak dan menantu Gubernur Ratu Atut Chosiyah, serta jaringan keluarga Atut.
Uang APBD tersebut mengalir melalui program bantuan hibah dan bantuan sosial. Dari data yang dihimpun, adik Kandung Ratu Atut Chosiyah, Tatu Chasanah saat ini mengetuai tiga organisasi kemasyarakatan sekaligus, yaitu Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten, Forum Kader Posyandu Provinsi Banten dan Gerakan Nasional Kesejahteraan Sosial (GNKS) Provinsi Banten. Total dana hibah yang diterima tiga organisasi itu tidak kurang dari Rp7,5 miliar.
Anak sulung Atut, Andika Hazrumi, yang memiliki peranan tiga organisasi, yakni di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Banten, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten dan Karang Taruna Provinsi Banten. Dana hibah yang diterima organisasi dengan sasaran pemuda karya ini seluruhnya Rp10 miliar.
Istri Andika (menantu Atut-Hikmat Tomet), Adde Rosi Khoirunnisa, juga mengetuai tiga organisasi yang berbasis kepada wanita karya. Tiga organisasi tersebut diantaranya Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Provinsi Banten, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Banten dan P2TP2A Provinsi Banten dengan total kucuran dana hibah Rp5,6 miliar.
Sementara itu, suami Atut, Hikmat Tomet, menerima kucuran Rp750 juta untuk menggerakkan ekonomi kreatif melalui wadah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Banten.
Dana hibah dari APBD Provinsi Banten juga diberikan kepada yayasan dan organisasi profesi, yang ada hubungan keluarga dengan Ratu Atut. Majelis Taklim Al-chosiyah dan Yayasan Darussolichan mendapatkan kucuran hibah sebesar Rp6,6 miliar.
Sedangkan Yayasan Amal Sejahtera menerima dana hibah Rp900 juta. Sedangkan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten yang diketuai oleh adik kandung Ratu Atut, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan (saat ini ditahan dan telah ditetapkan tersangka oleh KPK, terkait dugaan suap Pilkada Kabuapten Lebak) dikucuri hibah hingga Rp9 miliar.
Tidak hanya itu saja, ratusan miliar dana hibah dari APBD Provinsi Banten juga diberikan kepada organisasi seperti, Forum Guru Ngaji Provinsi Banten menerima kucuran hibah Rp5 miliar. Yayasan Bina insan Cita Banten menerima hibah Rp3,5 miliar. Lembaga Pemberdayaan Pemuda Perjuangan Mandiri Banten (LP3MD) sebesar Rp2 miliar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten mendapatkan hibah Rp9,2 miliar.
Selain itu Pemprov Banten pun mengucurkan hibah untuk Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Provinsi Banten sebesar Rp11,2 miliar, Forum Majelis Taklim Provinsi Banten Rp2,1 miliar, KONI Provinsi Banten Rp31 miliar, Lembaga Tripartit Rp1 miliar, pengrajin sepatu Rp1 miliar, Forum Pembantu Pencatat Nikah Rp1,5 miliar, hingga forum pengurus jenazah dikucuri Rp500 juta.
Sejumlah pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum, juga dikucuri dana hibah antara Rp1-Rp3,5 miliar. Penerima hibah itu diyakini satu garis koordinasi melalui forum pondok pesantren modern, yang menjadi pendukung Ratu Atut Chosiyah dan Chaeri Wardana yang difasilitasi partai politik.
Sekertaris Daerah Provinsi Banten Muhadi mengatakan, mengenai dikucurkanya danah hibah, pihaknya sudah melakukan sesuai dengan aturan. "Jadi mengenai hibah dan bansos boleh diberikan kepada siapa saja, dan itu diberikan telah mengacu ke Permendagri," ujar dia.
Terkait adanya pemberian dana hibah buat Kadin, Muhadi mengatakan kerena Kadin memiliki bagian “Kadin adalah bagian UMKM-nya, jadi kami juga berharap Kadin bisa membantu pemerintah dalam membina UMKM yang ada di Banten,” terang Muhadi.
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta), Serang Gandung Ismanto mengatakan, keluarga Atut dengan sadar merasa penting untuk menguasai organisasi masyarakat (Ormas). Karena akses partai dan masyarakat maupun partai kepada masyarakat saat ini semain lemah. “Untuk itu penguasaan kelompok masyarakat diluar partai politik dianggap sangat penting,” ujar Gandung.
Bahkan Gandung mengatakan, keuangan dari APBD Banten sebesar 50% nya terserap oleh keluarga dan kelompok kekuasaan Ratu Atut Chosiyah . “Dana APBD Banten 50% lainya menguap tanpa memiliki dampak pada ekonoi masyarakat Banten,” terang Gandung.
Klik di sini untuk berita terkait.
Uang APBD tersebut mengalir melalui program bantuan hibah dan bantuan sosial. Dari data yang dihimpun, adik Kandung Ratu Atut Chosiyah, Tatu Chasanah saat ini mengetuai tiga organisasi kemasyarakatan sekaligus, yaitu Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten, Forum Kader Posyandu Provinsi Banten dan Gerakan Nasional Kesejahteraan Sosial (GNKS) Provinsi Banten. Total dana hibah yang diterima tiga organisasi itu tidak kurang dari Rp7,5 miliar.
Anak sulung Atut, Andika Hazrumi, yang memiliki peranan tiga organisasi, yakni di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Banten, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten dan Karang Taruna Provinsi Banten. Dana hibah yang diterima organisasi dengan sasaran pemuda karya ini seluruhnya Rp10 miliar.
Istri Andika (menantu Atut-Hikmat Tomet), Adde Rosi Khoirunnisa, juga mengetuai tiga organisasi yang berbasis kepada wanita karya. Tiga organisasi tersebut diantaranya Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Provinsi Banten, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Banten dan P2TP2A Provinsi Banten dengan total kucuran dana hibah Rp5,6 miliar.
Sementara itu, suami Atut, Hikmat Tomet, menerima kucuran Rp750 juta untuk menggerakkan ekonomi kreatif melalui wadah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Banten.
Dana hibah dari APBD Provinsi Banten juga diberikan kepada yayasan dan organisasi profesi, yang ada hubungan keluarga dengan Ratu Atut. Majelis Taklim Al-chosiyah dan Yayasan Darussolichan mendapatkan kucuran hibah sebesar Rp6,6 miliar.
Sedangkan Yayasan Amal Sejahtera menerima dana hibah Rp900 juta. Sedangkan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten yang diketuai oleh adik kandung Ratu Atut, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan (saat ini ditahan dan telah ditetapkan tersangka oleh KPK, terkait dugaan suap Pilkada Kabuapten Lebak) dikucuri hibah hingga Rp9 miliar.
Tidak hanya itu saja, ratusan miliar dana hibah dari APBD Provinsi Banten juga diberikan kepada organisasi seperti, Forum Guru Ngaji Provinsi Banten menerima kucuran hibah Rp5 miliar. Yayasan Bina insan Cita Banten menerima hibah Rp3,5 miliar. Lembaga Pemberdayaan Pemuda Perjuangan Mandiri Banten (LP3MD) sebesar Rp2 miliar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten mendapatkan hibah Rp9,2 miliar.
Selain itu Pemprov Banten pun mengucurkan hibah untuk Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Provinsi Banten sebesar Rp11,2 miliar, Forum Majelis Taklim Provinsi Banten Rp2,1 miliar, KONI Provinsi Banten Rp31 miliar, Lembaga Tripartit Rp1 miliar, pengrajin sepatu Rp1 miliar, Forum Pembantu Pencatat Nikah Rp1,5 miliar, hingga forum pengurus jenazah dikucuri Rp500 juta.
Sejumlah pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum, juga dikucuri dana hibah antara Rp1-Rp3,5 miliar. Penerima hibah itu diyakini satu garis koordinasi melalui forum pondok pesantren modern, yang menjadi pendukung Ratu Atut Chosiyah dan Chaeri Wardana yang difasilitasi partai politik.
Sekertaris Daerah Provinsi Banten Muhadi mengatakan, mengenai dikucurkanya danah hibah, pihaknya sudah melakukan sesuai dengan aturan. "Jadi mengenai hibah dan bansos boleh diberikan kepada siapa saja, dan itu diberikan telah mengacu ke Permendagri," ujar dia.
Terkait adanya pemberian dana hibah buat Kadin, Muhadi mengatakan kerena Kadin memiliki bagian “Kadin adalah bagian UMKM-nya, jadi kami juga berharap Kadin bisa membantu pemerintah dalam membina UMKM yang ada di Banten,” terang Muhadi.
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta), Serang Gandung Ismanto mengatakan, keluarga Atut dengan sadar merasa penting untuk menguasai organisasi masyarakat (Ormas). Karena akses partai dan masyarakat maupun partai kepada masyarakat saat ini semain lemah. “Untuk itu penguasaan kelompok masyarakat diluar partai politik dianggap sangat penting,” ujar Gandung.
Bahkan Gandung mengatakan, keuangan dari APBD Banten sebesar 50% nya terserap oleh keluarga dan kelompok kekuasaan Ratu Atut Chosiyah . “Dana APBD Banten 50% lainya menguap tanpa memiliki dampak pada ekonoi masyarakat Banten,” terang Gandung.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)