Warga Australia tawar lokasi bom Bali USD 2 juta
A
A
A
Sindonews.com - Tanah bekas restoran Sari Club yang menjadi lokasi ledakan bom Bali tahun 2002 kini harganya kian melangit bahkan telah ditawar hingga USD 2 juta untuk dibangun Taman Perdamaian Dunia.
Pihak pemrakarsa pembangunan taman yang akan dinamakan "Bali Peace Park" ini masih terus melobi pemilik tanah agar bersedia melepas tanah di Jalan Legian, Kuta, untuk dibangun taman guna mengenang 202 korban Bom Bali I.
Kepala Asosiasi Bali Peace Park, Nick Way, mengaku sampai saat ini pihaknya belum bisa mendapat kepastian tentang lokasi yang akan dibangun taman karena pemilik tanah belum juga menyetujui harga meskipun telah beberapa kali selama tiga tahun dilobi.
"Pemilik tanah sudah ditemui, kita tidak kehendaki harga tanah yang berlebihan, saat ini juga dilakukan pendekatan melibatkan desa adat dan pemerintah daerah," ujar Nick saat konferensi pers dihadiri media dan Warga Australia di Kuta, Sabtu (12/10/2013).
Ditanya soal harga, Nick mengaku telah menawar harga tanah tersebut mencapai USD 2 jut. Angka itu, tentu saja tidak sedikit dan pihaknya berharap pemilik tanah bisa bergandengan tangan dan tidak lagi menaikkan harganya.
Sembari berseloroh, dia berharap pemilik tanah bisa memahami dan membantu gagasan yang bertujuan untuk menyuarakan semangat perdamaian dunia dari Bali.
"Ya dengan harga kita tawarkan semoga bisa diterima, kalau dinaikkan lagi dua kali lipat atau minta lebih dari itu, saya lebih baik bangun sekolah atau rumah sakit saja," tukasnya disambut tawa warga Aussie yang hadir dalam paparan rencana pembangunan taman perdamaian dunia.
Dari rencana besar yang diklaim mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat Australia serta masyarakat Bali itu, paling banyak dana tersedot untuk pembelian tanah yang saat ini dipakai sebagai lahan parkir.
Kalau desain dan proyeknya, lanjutnya, tidak memakan anggaran banyak. Karena semangat dari kerja mereka untuk mewujudkan mimpi besar itu adalah berkurban dan bersinergi dengan semua komponen dan pihak terkait.
Desain Taman Perdamaian Dunia itu telah diselesaikan oleh Made Wijaya warga Australia yang telah berganti nama Bali dan konsern dengan pembangunan dan upaya mempererat hubungan Bali dan Australia.
Desain taman, diharapkan menjadi tempat bagi pengunjung agar bisa nyaman berdoa dan mengheningkan cipta untuk mengenang korban Bom Bali dengan suasana sejuk dan asri.
Pihaknya berjanji, jika nanti rencana terwujud, maka taman itu akan bisa didatangi wisatawan secara gratis yang ingin berdoa atau mengenang tragedi bom Bali. Nantinya, pengelolaannya juga akan melibatkan desa adat setempat dan pihak Australia juga siap membantu untuk pemeliharaannya.
Baca juga: Indonesia adalah Benua Atlantis yang hilang
Pihak pemrakarsa pembangunan taman yang akan dinamakan "Bali Peace Park" ini masih terus melobi pemilik tanah agar bersedia melepas tanah di Jalan Legian, Kuta, untuk dibangun taman guna mengenang 202 korban Bom Bali I.
Kepala Asosiasi Bali Peace Park, Nick Way, mengaku sampai saat ini pihaknya belum bisa mendapat kepastian tentang lokasi yang akan dibangun taman karena pemilik tanah belum juga menyetujui harga meskipun telah beberapa kali selama tiga tahun dilobi.
"Pemilik tanah sudah ditemui, kita tidak kehendaki harga tanah yang berlebihan, saat ini juga dilakukan pendekatan melibatkan desa adat dan pemerintah daerah," ujar Nick saat konferensi pers dihadiri media dan Warga Australia di Kuta, Sabtu (12/10/2013).
Ditanya soal harga, Nick mengaku telah menawar harga tanah tersebut mencapai USD 2 jut. Angka itu, tentu saja tidak sedikit dan pihaknya berharap pemilik tanah bisa bergandengan tangan dan tidak lagi menaikkan harganya.
Sembari berseloroh, dia berharap pemilik tanah bisa memahami dan membantu gagasan yang bertujuan untuk menyuarakan semangat perdamaian dunia dari Bali.
"Ya dengan harga kita tawarkan semoga bisa diterima, kalau dinaikkan lagi dua kali lipat atau minta lebih dari itu, saya lebih baik bangun sekolah atau rumah sakit saja," tukasnya disambut tawa warga Aussie yang hadir dalam paparan rencana pembangunan taman perdamaian dunia.
Dari rencana besar yang diklaim mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat Australia serta masyarakat Bali itu, paling banyak dana tersedot untuk pembelian tanah yang saat ini dipakai sebagai lahan parkir.
Kalau desain dan proyeknya, lanjutnya, tidak memakan anggaran banyak. Karena semangat dari kerja mereka untuk mewujudkan mimpi besar itu adalah berkurban dan bersinergi dengan semua komponen dan pihak terkait.
Desain Taman Perdamaian Dunia itu telah diselesaikan oleh Made Wijaya warga Australia yang telah berganti nama Bali dan konsern dengan pembangunan dan upaya mempererat hubungan Bali dan Australia.
Desain taman, diharapkan menjadi tempat bagi pengunjung agar bisa nyaman berdoa dan mengheningkan cipta untuk mengenang korban Bom Bali dengan suasana sejuk dan asri.
Pihaknya berjanji, jika nanti rencana terwujud, maka taman itu akan bisa didatangi wisatawan secara gratis yang ingin berdoa atau mengenang tragedi bom Bali. Nantinya, pengelolaannya juga akan melibatkan desa adat setempat dan pihak Australia juga siap membantu untuk pemeliharaannya.
Baca juga: Indonesia adalah Benua Atlantis yang hilang
(rsa)