Sembelih sapi antraks, Dg Alle tertular
A
A
A
Sindonews.com - Satu orang warga Desa Tombolo, Desa Bontomanai, Kecamatan Tompobulu, diduga terkena suspect antraks. Dg Alle (50), terkena antraks setelah melakukan kontak langsung dengan hewan diduga terjangkit antraks
Hal itu dipastikan salah satu tim dokter Dinas Perikanan Kelautan Peternakan (DPKP) Kabupaten Maros, dr Ujistiani, Kamis (3/10/2013).
"Dia diduga suspect antraks dikarenakan telah kontak langsung dengan hewan yang positif antraks. Dg Alle diminta memotong sapi yang sedang kejang-kejang. Sementara darahnya telah tersentuh kulit Dg Alle. Dia tidak menyadari kalau sapi yang disembelihnya terjangkit antraks," pungkasnya.
Menurutnya, kini kasus tersebut tengah ditangani dinas terkait. Uji mengurai, secara fisik luar, tanda-tanda hewan ternak yang terkena antraks yakni, mati mendadak, kejang-kejang, sapi mengeluarkan darah pada lubang-lubang alaminya. Sementara setelah disembelih, limpa sapi dalam keadaan rusak.
"Seharusnya sapi yang positif antraks tidak bisa disembelih. Namun kadang, orang tidak tahu hal itu. Makanya ada pemeriksaan luar dengan melihat tanda-tanda seperti itu. Kalaupun sudah terlanjur disembelih, maka yang harus diperhatikan adalah limpa dari hewan itu. Kalau rusak, artinya positif antraks. Karena memang antraks itu merusak limpa hewan," jelasnya panjang lebar.
Uji menjelaskan, untuk Kabupaten Maros, diketahui tingkat keparahan penyakit antraks mulai mengkhawatirkan. Apa lagi pada kondisi cuaca seperti ini. Dimana spora antraks yang hidup dalam tanah, sangat mudah diterbangkan angin.
Tercatat beberapa daerah yang positif terjangkit antraksi, yakni Kecamatan Tompobulu, Desa Bontomanurung, dusun bahagia, Dusun tombolo kecamatan Tompobulu, Desa Tellupoccoe Kecamatan Marusu, Dusun Pangembang Kecamatan Tompobulu.
Hal itu dipastikan salah satu tim dokter Dinas Perikanan Kelautan Peternakan (DPKP) Kabupaten Maros, dr Ujistiani, Kamis (3/10/2013).
"Dia diduga suspect antraks dikarenakan telah kontak langsung dengan hewan yang positif antraks. Dg Alle diminta memotong sapi yang sedang kejang-kejang. Sementara darahnya telah tersentuh kulit Dg Alle. Dia tidak menyadari kalau sapi yang disembelihnya terjangkit antraks," pungkasnya.
Menurutnya, kini kasus tersebut tengah ditangani dinas terkait. Uji mengurai, secara fisik luar, tanda-tanda hewan ternak yang terkena antraks yakni, mati mendadak, kejang-kejang, sapi mengeluarkan darah pada lubang-lubang alaminya. Sementara setelah disembelih, limpa sapi dalam keadaan rusak.
"Seharusnya sapi yang positif antraks tidak bisa disembelih. Namun kadang, orang tidak tahu hal itu. Makanya ada pemeriksaan luar dengan melihat tanda-tanda seperti itu. Kalaupun sudah terlanjur disembelih, maka yang harus diperhatikan adalah limpa dari hewan itu. Kalau rusak, artinya positif antraks. Karena memang antraks itu merusak limpa hewan," jelasnya panjang lebar.
Uji menjelaskan, untuk Kabupaten Maros, diketahui tingkat keparahan penyakit antraks mulai mengkhawatirkan. Apa lagi pada kondisi cuaca seperti ini. Dimana spora antraks yang hidup dalam tanah, sangat mudah diterbangkan angin.
Tercatat beberapa daerah yang positif terjangkit antraksi, yakni Kecamatan Tompobulu, Desa Bontomanurung, dusun bahagia, Dusun tombolo kecamatan Tompobulu, Desa Tellupoccoe Kecamatan Marusu, Dusun Pangembang Kecamatan Tompobulu.
(rsa)