SMAN 2 Muaraenim terpilih jadi percontohan Pais
A
A
A
Sindonews.com - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Muaraenim terpilih menjadi sekolah percontohan Pendidikan Agam Islam (Pais) untuk tingkat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel dan Kabupaten Muaraenim.
Sekolah percontohan Pais merupakan program dari Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Sumsel.
Kepala SMA Negeri 2 Muaraenim, Kamriadi, mengatakan, sekolah percontohan Pais lebih difokuskan dengan berbagai program kegiatan keagamaan bagi siswa.
Di antaranya, baca tulis Alquran, nasyid, marawis, ceramah agama, pesantren kilat, lomba-lomba keagamaan serta berbagai kegiatan lainnya.
Dalam hal ini, penunjukan SMA Negeri 2 Muaraenim sebagai sekolah percontohan Pais telah sejak 2012. Namun, untuk Momerandum Of Understanding (MoU) baru dilakukan beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya, SMA Negeri 2 Muaraenim telah sejak lama menerapkan berbagai kegiatan keagamaan. Namun, dengan ditunjuknya sekolah ini menjadi percontohan Pais oleh Kemenag Provinsi Sumsel maka kegiatan keagamaan bagi siswa di sekolah akan lebih diperbanyak lagi,” paparnya.
Sebagai gambaran, kata dia, setiap hari Jumat pagi, pihak sekolah mengadakan kegiataan ceramah agama singkat bagi siswa ataupun kegiatan baca yasin bersama.
"Melalui program Pais model ini, nanti kita akan mendapatkan bantuan dana untuk kelancaran kegiatan program yang dilaksanakan. Dana ini bisa untuk kegiatan ataupun untuk pembelian sarana dan prasarana lainnya," terang Kamriadi.
Sementara itu, ustaz Azhar, saat memberikan tausyiah di hadapan ratusan siswa SMA Negeri 2 Muaraenim mengingatkan agar para siswa, menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Utamanya dalam berpakaian. Sebab, orang-orang di luar agama Islam melalui budaya barat gencar mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir remaja, agar jauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam.
Salah satunya melalui Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dalam hal ini, mereka merusak moral remaja Islam salah satunya melalui cara berbusana (fashion).
“Khusus bagi remaja putri, kalau belum bisa berjilbab yang baik, setidaknya menggunakan pakian yang pantas dan tidak mempertontonkan aurat,” imbuh ustaz Azhar.
Ustaz Azhar menambahkan, masa sekolah adalah masa dalam membentuk karakteristik dan mengejar prestasi. Untuk itu, manfaatkan sebaik mungkin masa-masa disekolah untuk mengejar prestasi akademik dan prestasi non akademik.
"Sebaliknya, jangan melakukan tindakan yang menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain," ucapnya.
Sekolah percontohan Pais merupakan program dari Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Sumsel.
Kepala SMA Negeri 2 Muaraenim, Kamriadi, mengatakan, sekolah percontohan Pais lebih difokuskan dengan berbagai program kegiatan keagamaan bagi siswa.
Di antaranya, baca tulis Alquran, nasyid, marawis, ceramah agama, pesantren kilat, lomba-lomba keagamaan serta berbagai kegiatan lainnya.
Dalam hal ini, penunjukan SMA Negeri 2 Muaraenim sebagai sekolah percontohan Pais telah sejak 2012. Namun, untuk Momerandum Of Understanding (MoU) baru dilakukan beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya, SMA Negeri 2 Muaraenim telah sejak lama menerapkan berbagai kegiatan keagamaan. Namun, dengan ditunjuknya sekolah ini menjadi percontohan Pais oleh Kemenag Provinsi Sumsel maka kegiatan keagamaan bagi siswa di sekolah akan lebih diperbanyak lagi,” paparnya.
Sebagai gambaran, kata dia, setiap hari Jumat pagi, pihak sekolah mengadakan kegiataan ceramah agama singkat bagi siswa ataupun kegiatan baca yasin bersama.
"Melalui program Pais model ini, nanti kita akan mendapatkan bantuan dana untuk kelancaran kegiatan program yang dilaksanakan. Dana ini bisa untuk kegiatan ataupun untuk pembelian sarana dan prasarana lainnya," terang Kamriadi.
Sementara itu, ustaz Azhar, saat memberikan tausyiah di hadapan ratusan siswa SMA Negeri 2 Muaraenim mengingatkan agar para siswa, menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Utamanya dalam berpakaian. Sebab, orang-orang di luar agama Islam melalui budaya barat gencar mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir remaja, agar jauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam.
Salah satunya melalui Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dalam hal ini, mereka merusak moral remaja Islam salah satunya melalui cara berbusana (fashion).
“Khusus bagi remaja putri, kalau belum bisa berjilbab yang baik, setidaknya menggunakan pakian yang pantas dan tidak mempertontonkan aurat,” imbuh ustaz Azhar.
Ustaz Azhar menambahkan, masa sekolah adalah masa dalam membentuk karakteristik dan mengejar prestasi. Untuk itu, manfaatkan sebaik mungkin masa-masa disekolah untuk mengejar prestasi akademik dan prestasi non akademik.
"Sebaliknya, jangan melakukan tindakan yang menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain," ucapnya.
(lns)