Konflik di sekolah, 15 guru mundur

Selasa, 24 September 2013 - 10:55 WIB
Konflik di sekolah, 15 guru mundur
Konflik di sekolah, 15 guru mundur
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 15 orang guru dan tenaga kependidikan di SMK Kesehatan Citra Semesta Indonesia (CSI) Kulonprogo mengundurkan diri.

Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah yang baru dua tahun berdiri ini terancam lumpuh. Informasi yang beredar telah terjadi konflik internal yang tidak bisa terselesaikan.

Para tenaga kependidikan yang mengundurkan diri ini terdiri dari 12 orang guru, dan 3 orang pustakawan serta tata usaha. Surat pengunduran ini ditujukan kepada sekolah tertanggal (21/9) dan mulai berlaku hari ini. Usai mengundurkan diri, para guru dan tenaga kependidikan ini, mendatangi Dinas Pendidikan untuk berpamitan.

“Tadi ke Dinas Pendidikan cuma pamitan,” jelas juru bicara guru Saiful Johansyah, Selasa (24/9/2013).

Menurutnya, ada beberapa permasalahan yang mendasari mereka ini mengundurkan diri. Mulau dari tidak adanya fasilitas bagi peserta didik untuk praktek, kebijakan kepala sekolah yang otoriter sampai dengan masalah honorarium mengajar yang nilainya turun.

“Kita tidak pernah dilibatkan dalam rapat, tahu-tahu ada keputusan dari kepala sekolah,” ujarnya.

Sebagai seorang tenaga kependidikan, kata Johansyah, memiliki beban moral yang berat. Bagi siswa kelas dua (atau kelas sebelas) sudah hampir praktek. Kenyataannya tidak ada fasilitas praktek yang tersedia. Padahal empat bulan kedepan, para siswa sudah harus melakukan kerja praktek.

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sri Mulatsih Damar Rahayu, mengatakan para guru dan tenaga kependidikan ini masih dalam rencana. Untuk itulah dinas mencoba menampung aspirasi yang ada. Dinas juga akan melakukan klarifikasi kepada yayasan dan juga kepala sekolah.

“Tadi kita memang sempat undang kepala sekolah, dan kita ebsok juga akan melakukan pemantauan ke sekolah,” jelas Mulat.

Prinsip, dinas akan lebih mengedepankan kepentingan anak-anak epserta didik. Jangan sampai permasalahan yang ada menjadikan anak-anak tidak belajar. Kalau memang ada tuntutan guru, harusnya anak tidak dikorbankan dan tetap mengikuti proses pembelajaran.

“Kita akan pantau, termasuk kenapa anak-anak ikut tidak masuk,” jelasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5243 seconds (0.1#10.140)
pixels