Penderita gizi buruk di Solo butuh bantuan

Jum'at, 13 September 2013 - 09:46 WIB
Penderita gizi buruk di Solo butuh bantuan
Penderita gizi buruk di Solo butuh bantuan
A A A
Sindonews.com - Kemiskinan masih menjadi anak tiri yang kurang mendapat perhatian pemerintah. Di Solo, Jawa Tengah, anak usia delapan tahun menderita gizi buruk dan diare akut. Kondisi bocah ini terlihat sangat memprihatinkan, dan membutuhkan uluran tangan dermawan.

Saat ini, bocah bernama lengkap Moch Fachru Rozy tersebut tengah dirawat RSUD Dr. Moewardi. Ditemani ibunya Endang Roro Priyanti dan sang kakek, Rozy (panggilan akrab) tampak lemas terbaring di bangsal melati kamar empat. Dari tangannya terlihat selang infus.

"Saya bekerja sebagai buruh, tidak bisa membiayai pengobatan Rozy. Suami saya pergi meninggalkan keluarga entah kemana," ujar Endang, kepada wartawan, di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jumat (13/9/2013).

Ditambahkan dia, Rozy masuk rumah sakit sejak 7 September 2013. Warga Kelurahan Joyontakan, RT02/01, Kecamatan Serengan, ini divonis dokter rumah sakit menderita diare akut dan lagi gizi buruk. Akibat sakit yang dideritanya, siswa kelas dua Sekolah Dasar (SD) Katrodipuran Solo itu tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

"Sejak Rozy menderta gizi buruk beberapa tahun lalu. Selama ini, biaya pengobatan ditanggung oleh pemeliharan kesehatan masyarakat solo silver yang hanya menanggung biaya maksimal Rp2 juta. Kini, tanggungan biaya itu sudah habis. Sementara gaji saya tidak cukup untuk biaya berobat," terangnya.

Dilanjutkan dia, untuk melengakapi tindakan medis, Rozy harus menjalani ct scan yang biayanya mencapai jutaan rupiah. Biaya itu, masih belum ditambah obat pendukung lainnya.

"Saat ini keluarga sangat kesulitan membiayai pengobatan Rozy. Kami berharap bantuan dari pemerintah dan dermawan untuk pengobatan dan kesembuhan Rozy," ungkapnya.

Sementara itu, Humas RSUD Dr. Moewardi Elysa menyatakan, Rozy pertama masuk di UGD dengan mengalami dehidrasi tinggi dan gizi buruk. Kondisi bocah ini drop, ketika di bawa ke rumah sakit, akibatnya banyaknya cairan yang keluar.

"Rencana ct scan untuk mengetahui kondisi penyakit belum bisa dilakukan, karena kondisi pasien tidak stabil, dan diketahui pada bagian perut terdapat benjolan seperti tumor yang sangat memepengaruhi kondisi kesehatannya," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6135 seconds (0.1#10.140)