Ini tiga alasan siswa bawa kendaraan ke sekolah
A
A
A
Sindonews.com - Kasus tabrakan maut yang melibatkan anak musisi Ahmad Dhani, Abdul Qodir Zaelani (13) seolah membuka fakta baru mengenai banyaknyanya siswa yang di bawah umur atau belum layak memiliki SIM sudah mengendarai mobil atau motor pribadi. Namun, apa kira-kira alasan para siswa membawa kendaraan pribadi?
Wakasek Bidang Kesiswaan SMP BPI 1, Dedi Mulyana menuturkan jika ada tiga alasan utama siswa diberi izin oleh orang tuanya untuk membawa kendaraan ke sekolah.
"Yang pertama itu alasannya orang tua sibuk dan tidak bisa mengantar anaknya ke sekolah," jelasnya ketika ditemui di Bandung, Selasa (10/9/2013).
Kedua, lanjut dia, adalah masalah biaya. Dalam hal ini adalahnya mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan seorang siswa untuk bulak-balik dari rumah ke sekolah. "Terakhir biasanya mereka itu jarak dari rumah ke sekolah jauh. Sehingga memerlukan kendaraan," terangnya.
Meski demikian, pihaknya memastikan jika pihak sekolah sudah sejak awal melarang para siswa untuk membawa kendaraan. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat lebih lanjut lantaran pemberian kendaraan diberikan oleh orang tua siswa masing-masing.
Ditanya apakah saat ini siswa SMP BPI ada yang membawa kendaraan. Dedi tidak memungkiri ada saja siswanya yang membawa kendaraan saat ke sekolah.
"Ya ada saja yang bawa motor. Tapi mereka kucing-kucingan, misal parkirnya tidak di sekolah. Tapi untuk mobil tidak ada," terangnya.
Untuk mencegah kejadian tabrakan maut terulang dan menimpa siswanya, pihak sekolah selalu memberikan arahan dan imbauan setiap sebelum kegiatan belajar dimulai.
Salah satu bentuk imbauan yang dilakukan adalah dengan menceritakan kejadian-kejadian yang saat ini tengah heboh dan menjadi buah bibir masyarakat. Salah satunya adalah menceritakan dan memberitahukan dampak negatif seperti yang dilakukan Dul yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hinga menyebabkan enam orang tewas di Tol Jagorawi.
Wakasek Bidang Kesiswaan SMP BPI 1, Dedi Mulyana menuturkan jika ada tiga alasan utama siswa diberi izin oleh orang tuanya untuk membawa kendaraan ke sekolah.
"Yang pertama itu alasannya orang tua sibuk dan tidak bisa mengantar anaknya ke sekolah," jelasnya ketika ditemui di Bandung, Selasa (10/9/2013).
Kedua, lanjut dia, adalah masalah biaya. Dalam hal ini adalahnya mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan seorang siswa untuk bulak-balik dari rumah ke sekolah. "Terakhir biasanya mereka itu jarak dari rumah ke sekolah jauh. Sehingga memerlukan kendaraan," terangnya.
Meski demikian, pihaknya memastikan jika pihak sekolah sudah sejak awal melarang para siswa untuk membawa kendaraan. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat lebih lanjut lantaran pemberian kendaraan diberikan oleh orang tua siswa masing-masing.
Ditanya apakah saat ini siswa SMP BPI ada yang membawa kendaraan. Dedi tidak memungkiri ada saja siswanya yang membawa kendaraan saat ke sekolah.
"Ya ada saja yang bawa motor. Tapi mereka kucing-kucingan, misal parkirnya tidak di sekolah. Tapi untuk mobil tidak ada," terangnya.
Untuk mencegah kejadian tabrakan maut terulang dan menimpa siswanya, pihak sekolah selalu memberikan arahan dan imbauan setiap sebelum kegiatan belajar dimulai.
Salah satu bentuk imbauan yang dilakukan adalah dengan menceritakan kejadian-kejadian yang saat ini tengah heboh dan menjadi buah bibir masyarakat. Salah satunya adalah menceritakan dan memberitahukan dampak negatif seperti yang dilakukan Dul yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hinga menyebabkan enam orang tewas di Tol Jagorawi.
(kri)