Warga Timor Leste berkebun di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Hubungan emosional yang dibangun melalui ikatan perkawinan antara negara Timor Leste dengan Indonesia menyebabkan sebagian warga yang bermukim di daerah perbatasan kedua negara hidup secara damai dan menyatu satu sama lain.
Seperti di perbatasan Negara Timor di Distrik Oecusse dengan Indonesia wilayah Kabupaten TTU ini, karena jaraknya hanya 45 kilometer atau dua jam perjalanan dengan kendaraan.
Sebelum berpisah dengan Indonesia melalui referendum tahun 1999, warga perbatasan itu sudah hidup menyatu.
Warga yang hidup rukun itu berada di desa-desa seperti Napan, Oelbinose, dan Aplal di Kabupaten TTU, dan desa Pasabe, Nitib di Oecusse Timor Leste.
Dengan kondisi itu, tak sedikit warga Timor Leste di distrik Oecusse yang berada di bagian selatan pulau Timor berkebun atau bertani ladang di sekitar wilayah Kabupaten TTU NTT.
Kondisi itu diungkapkan puluhan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu saat melakukan audiensi dengan Komandan Kodim 1618 Wira Sakti Timor Tengah Utara (TTU).
Dandim 1618 TTU Letkol Armed Eusebio Hornai Rebelo menyatakan persahabatan dengan negara tetangga Timor Leste selama ini dijaga secara baik. Salah satu tugas teritorial TNI memang menjaga kedaulatan negara di daerah batas antar negara itu.
"Saya selalu kerahkan anggota Babinsa untuk membantu bekerja kebun bersama masyarakat," ujarnya, Selasa (3/9/2013).
Putra kelahiran Timor Timur berpangkat Letkol ini mengatakan partisipasi jajaran TNI dalam bekerja kebun dilandasi nota kesepahaman antara TNI dengan Menteri Pertanian RI.
"Dengan kerja sama ini kita (TNI) bisa membantu pemerintah setempat untuk membuka ladang baru di sejumlah wilayah di Kabupaten TTU," imbunya.
Terkait warga negara Timor Leste yang berkebun di wilayah RI, terutama di desa-desa di sekitar TTU, menurutnya pulau Timor sebelumnya merupakan merupakan satu daratan tanpa batas.
Namun kemudian dipisahkan oleh Portugal saat menjajah Timor-Timur, dengan membangun sejumlah benteng pertahanan di Batugede dan Oecusse. "Jadi Timor ini sebetulnya dibagi oleh penjajah," pungkasnya.
Seperti di perbatasan Negara Timor di Distrik Oecusse dengan Indonesia wilayah Kabupaten TTU ini, karena jaraknya hanya 45 kilometer atau dua jam perjalanan dengan kendaraan.
Sebelum berpisah dengan Indonesia melalui referendum tahun 1999, warga perbatasan itu sudah hidup menyatu.
Warga yang hidup rukun itu berada di desa-desa seperti Napan, Oelbinose, dan Aplal di Kabupaten TTU, dan desa Pasabe, Nitib di Oecusse Timor Leste.
Dengan kondisi itu, tak sedikit warga Timor Leste di distrik Oecusse yang berada di bagian selatan pulau Timor berkebun atau bertani ladang di sekitar wilayah Kabupaten TTU NTT.
Kondisi itu diungkapkan puluhan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu saat melakukan audiensi dengan Komandan Kodim 1618 Wira Sakti Timor Tengah Utara (TTU).
Dandim 1618 TTU Letkol Armed Eusebio Hornai Rebelo menyatakan persahabatan dengan negara tetangga Timor Leste selama ini dijaga secara baik. Salah satu tugas teritorial TNI memang menjaga kedaulatan negara di daerah batas antar negara itu.
"Saya selalu kerahkan anggota Babinsa untuk membantu bekerja kebun bersama masyarakat," ujarnya, Selasa (3/9/2013).
Putra kelahiran Timor Timur berpangkat Letkol ini mengatakan partisipasi jajaran TNI dalam bekerja kebun dilandasi nota kesepahaman antara TNI dengan Menteri Pertanian RI.
"Dengan kerja sama ini kita (TNI) bisa membantu pemerintah setempat untuk membuka ladang baru di sejumlah wilayah di Kabupaten TTU," imbunya.
Terkait warga negara Timor Leste yang berkebun di wilayah RI, terutama di desa-desa di sekitar TTU, menurutnya pulau Timor sebelumnya merupakan merupakan satu daratan tanpa batas.
Namun kemudian dipisahkan oleh Portugal saat menjajah Timor-Timur, dengan membangun sejumlah benteng pertahanan di Batugede dan Oecusse. "Jadi Timor ini sebetulnya dibagi oleh penjajah," pungkasnya.
(lns)