Rumah janda Dusun Kepatihan sempat disatroni maling
A
A
A
Sindonews.com - Sebelum ditemukan tewas terbunuh, rumah Sri Umiyati Sunaryo (71), janda Dusun Kepatihan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, sempat didatangi orang tak dikenal yang ditengarai akan melakukan pencurian, pada Rabu 21 Agustus 2013 malam.
Tetangga dekat korban, Ega menuturkan, bulan Ramadan lalu ada orang melompat pintu gerbang dan masuk ke pekarangan rumah. Kejadian itu, terjadi saat korban tengah melakukan salat tarawih berjamaah, di musala kampung.
"Kebetulan tetangga ada yang tahu, langsung diteriaki maling, dikejar juga tapi tidak ketangkap," ujarnya, kepada wartawan, ditemui Jumat (23/8/2013).
Korban sendiri kesehariannya dikenal baik di lingkungan masyarakat. Di kampungnya, korban dikenal sebagai orang yang berkecukupan, memiliki dua orang anak angkat, dan keluarga yang menjadi pejabat.
Sejak ditinggal mati suaminya, korban hidup sendirian di rumahnya. Kedua anak angkatnya pun tinggal di luar kota.
Kasatreskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin membenarkan hal itu. Korban memiliki anak angkat dan family yang merupakan orang-orang pejabat.
Di rumahnya, korban yang tinggal sendirian dalam kesehariannya, memiliki pembantu, namun tidak tinggal menetap. "Sebelumnya memang ada dua orang yang masuk, tapi ketahuan warga, ini kita masih dalami dulu," paparnya.
Sementara itu, Kriminolog Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mudzakir berpendapat, ada dua kemungkinan pelaku merupakan orang luar dan atau bukan orang jauh dari lingkungannya.
Untuk mengetahui pelaku orang dekat atau bukan, dalam kasus itu harus diketahui dulu, bagaimana sikap korban itu di lingkungan sekitarnya. "Polisi harus deteksi dulu dari informasi orang-orang dekat korban," tandasnya.
Tetangga dekat korban, Ega menuturkan, bulan Ramadan lalu ada orang melompat pintu gerbang dan masuk ke pekarangan rumah. Kejadian itu, terjadi saat korban tengah melakukan salat tarawih berjamaah, di musala kampung.
"Kebetulan tetangga ada yang tahu, langsung diteriaki maling, dikejar juga tapi tidak ketangkap," ujarnya, kepada wartawan, ditemui Jumat (23/8/2013).
Korban sendiri kesehariannya dikenal baik di lingkungan masyarakat. Di kampungnya, korban dikenal sebagai orang yang berkecukupan, memiliki dua orang anak angkat, dan keluarga yang menjadi pejabat.
Sejak ditinggal mati suaminya, korban hidup sendirian di rumahnya. Kedua anak angkatnya pun tinggal di luar kota.
Kasatreskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin membenarkan hal itu. Korban memiliki anak angkat dan family yang merupakan orang-orang pejabat.
Di rumahnya, korban yang tinggal sendirian dalam kesehariannya, memiliki pembantu, namun tidak tinggal menetap. "Sebelumnya memang ada dua orang yang masuk, tapi ketahuan warga, ini kita masih dalami dulu," paparnya.
Sementara itu, Kriminolog Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mudzakir berpendapat, ada dua kemungkinan pelaku merupakan orang luar dan atau bukan orang jauh dari lingkungannya.
Untuk mengetahui pelaku orang dekat atau bukan, dalam kasus itu harus diketahui dulu, bagaimana sikap korban itu di lingkungan sekitarnya. "Polisi harus deteksi dulu dari informasi orang-orang dekat korban," tandasnya.
(san)