Yaumil siap rebut kursi Ketua Partai Golkar
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPRD Mamuju Utara (Matra), Yaumil RM, mengaku sudah siap merebut kursi Ketua DPD I Partai Golkar Sulbar. Persiapan dan perhitungannya sudah dilakukan dengan sangat matang.
"Setelah Anwar Adnan Saleh turun dari Ketua DPD I Partai Golkar Sulbar, saya siap bertarung merebutnya. Sudah saatnya saya ke Mamuju atau tetap di Pasangkayu dengan jabatan itu. Saya tidak gentar sama siapapun. Hanya Andi Ibrahim Masdar yang saya takuti. Kekuatannya cukup besar untuk meraih kursi ketua," tutur Yaumil di ruang kerjanya, Senin (19/8/2013).
Perhitungan lainnya adalah dia merupakan Ketua DPD II Partai Golkar paling senior. Apalagi setelah Suhardi Duka tidak lagi dalam gerbong Partai Golkar.
Dia pun mengaku, yang paling berpeluang menduduki jabatan Ketua DPD I Golkar Sulbar setelah Anwar adalah Suhardi Duka. Namun saat ini, dia hanya tinggal mengantisipasi langkah Andi Ibrahim Masdar (AIM).
"Pertimbangannya kalau AIM berhasil menjadi Bupati Polman, maka kekuatannya luar biasa. Kalau pun tidak, hanya sedikit saja yang berkurang. Kader yang lain juga saya hitung, namun AIM yang paling saya takuti," katanya.
Selain menjadi Ketua DPD I Partai Golkar, Yaumil juga siap dipasangkan dengan Aladin S. Mengga dalam Pilkada Gubernur Sulbar 2016 mendatang. Dia menyebutnya, sebagai calon Wakil Gubernur Sulbar.
Perpaduan kekuatan Partai Golkar dengan PDIP sangat kuat. Sulit parpol lain untuk menandinginya, apalagi Aladin S. Mengga yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulbar memiliki elektabilitas tinggi.
"Saya juga siap dipasangkan dengan Aladin S. Mengga sebagai calon Wakil Gubernur Sulbar. Pak Aladin adalah sesepuh PDIP. Ada ada perpaduan kekuatan utara dan selata," kata kakak kandung Ketua DPD PDIP, Agus Ambo Djiwa, ini.
Sementara itu Aladin S. Mengga, mengatakan, belum waktunya untuk berbicara soal suksesi Gubernur Sulbar. Masih cukup panjang dan perkembangan politik akan selalu berubah.
"Belum lah saatnya bicara soal itu. Tapi kalaupun saya harus maju, saya siap. Dengan catatan, didukung rakyat dan keluarga. Kalau partai nomor kesekian. Yang terpenting bagi saya, ada amanat rakyat. Sebab Gubernur dan pemerintah pada dasarnya adalah pelayan rakyat, bukan yang lain," katanya.
Aladin menegaskan, menjadi calon Gubernur maupun calon Wakil Gubernur tidak menjadi masalah. Demikian juga soal berpasangan dengan siapapun. Yang terpenting, tandasnya, adalah amanat rakyat.
"Setelah Anwar Adnan Saleh turun dari Ketua DPD I Partai Golkar Sulbar, saya siap bertarung merebutnya. Sudah saatnya saya ke Mamuju atau tetap di Pasangkayu dengan jabatan itu. Saya tidak gentar sama siapapun. Hanya Andi Ibrahim Masdar yang saya takuti. Kekuatannya cukup besar untuk meraih kursi ketua," tutur Yaumil di ruang kerjanya, Senin (19/8/2013).
Perhitungan lainnya adalah dia merupakan Ketua DPD II Partai Golkar paling senior. Apalagi setelah Suhardi Duka tidak lagi dalam gerbong Partai Golkar.
Dia pun mengaku, yang paling berpeluang menduduki jabatan Ketua DPD I Golkar Sulbar setelah Anwar adalah Suhardi Duka. Namun saat ini, dia hanya tinggal mengantisipasi langkah Andi Ibrahim Masdar (AIM).
"Pertimbangannya kalau AIM berhasil menjadi Bupati Polman, maka kekuatannya luar biasa. Kalau pun tidak, hanya sedikit saja yang berkurang. Kader yang lain juga saya hitung, namun AIM yang paling saya takuti," katanya.
Selain menjadi Ketua DPD I Partai Golkar, Yaumil juga siap dipasangkan dengan Aladin S. Mengga dalam Pilkada Gubernur Sulbar 2016 mendatang. Dia menyebutnya, sebagai calon Wakil Gubernur Sulbar.
Perpaduan kekuatan Partai Golkar dengan PDIP sangat kuat. Sulit parpol lain untuk menandinginya, apalagi Aladin S. Mengga yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulbar memiliki elektabilitas tinggi.
"Saya juga siap dipasangkan dengan Aladin S. Mengga sebagai calon Wakil Gubernur Sulbar. Pak Aladin adalah sesepuh PDIP. Ada ada perpaduan kekuatan utara dan selata," kata kakak kandung Ketua DPD PDIP, Agus Ambo Djiwa, ini.
Sementara itu Aladin S. Mengga, mengatakan, belum waktunya untuk berbicara soal suksesi Gubernur Sulbar. Masih cukup panjang dan perkembangan politik akan selalu berubah.
"Belum lah saatnya bicara soal itu. Tapi kalaupun saya harus maju, saya siap. Dengan catatan, didukung rakyat dan keluarga. Kalau partai nomor kesekian. Yang terpenting bagi saya, ada amanat rakyat. Sebab Gubernur dan pemerintah pada dasarnya adalah pelayan rakyat, bukan yang lain," katanya.
Aladin menegaskan, menjadi calon Gubernur maupun calon Wakil Gubernur tidak menjadi masalah. Demikian juga soal berpasangan dengan siapapun. Yang terpenting, tandasnya, adalah amanat rakyat.
(lns)