Saat penjambretan, Sisca Yofie sempat lakukan perlawanan
A
A
A
Sindonews.com - Kronologi penjambretan terhadap Sisca Yofie yang berujung pada kematian semakin jelas saja. Kali ini pelaku mengaku saat melakukan aksinya sempat mendapat perlawanan dari korban.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno membenarkan adanya perlawanan tersebut. Menurutnya, saat itu korban sempat mendekap dan mencoba menangkap tersangka.
“Jadi pada saat korban mengetahui tasnya diambil oleh W, terjadi perlawanan. Korban dan W saling tarik-menarik tas. Bahkan saat itu korban sempat disikut oleh W,” jelasnya, Senin (12/8/2013) petang.
Saat tarik-menarik itulah, W berhasil naik ke motor yang dikendarai oleh A. sementara, korban mendepak pelaku dan mencoba menarik W agar terjatuh.
“Disaat itulah, motor pun melaju untuk menghindari kejaran. Sementara korban tetap mendekap W dari belakang,” katanya.
Untuk melepaskan dekapan korban, W pun menebaskan goloknya ke arah belakang dan diduga mengenai kepala korban dan menyebakan korban terluka.
Diduga saat itulah, korban terjatuh dan rambutnya tanpa sengaja tersangkut di bagian gear. Dan seolah-olah saat dilakukan pemeriksaan terhadap CCTV terlihat korban seakan diseret oleh pelaku.
“Saat dilihat di CCTV posisi korban itu sangat dekat (dengan gear) dan posisinya datar. Artinya, korban ini memang terseret di aspal dan tidak terangkat,” bebernya.
Menurutnya, pelaku baru menyadari korban terseret saat sampai pada belokan. “Pas dibelokan A merasa motornya berat dan sempat oleng. Pas A mau berhenti dimarahi oleh W dengan bahasa sunda ‘Maneh dek Paeh (kamu mau mati)’. Soalnya kalau berhenti W takut dikejar massa,” terangnya.
Namun, sesampainya pelaku disebuah lapangan yang berjarak sekira 1 KM dari lokasi penjambretan, motor pun tiba-tiba berhenti. Sadar jika rambut korban yang tersangkut di gear menyebabkan motor mati, W pun langsung turun dan memotong rambut korban hingga putus.
“Makanya saat di lokasi (TKP) kita temukan potongan rambut,” tuturnya
Setelah memotong rambut korban, motor pun kembali hidup dan keduanya langsung memacu motor dengan kecepatan penuh untuk kabur.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno membenarkan adanya perlawanan tersebut. Menurutnya, saat itu korban sempat mendekap dan mencoba menangkap tersangka.
“Jadi pada saat korban mengetahui tasnya diambil oleh W, terjadi perlawanan. Korban dan W saling tarik-menarik tas. Bahkan saat itu korban sempat disikut oleh W,” jelasnya, Senin (12/8/2013) petang.
Saat tarik-menarik itulah, W berhasil naik ke motor yang dikendarai oleh A. sementara, korban mendepak pelaku dan mencoba menarik W agar terjatuh.
“Disaat itulah, motor pun melaju untuk menghindari kejaran. Sementara korban tetap mendekap W dari belakang,” katanya.
Untuk melepaskan dekapan korban, W pun menebaskan goloknya ke arah belakang dan diduga mengenai kepala korban dan menyebakan korban terluka.
Diduga saat itulah, korban terjatuh dan rambutnya tanpa sengaja tersangkut di bagian gear. Dan seolah-olah saat dilakukan pemeriksaan terhadap CCTV terlihat korban seakan diseret oleh pelaku.
“Saat dilihat di CCTV posisi korban itu sangat dekat (dengan gear) dan posisinya datar. Artinya, korban ini memang terseret di aspal dan tidak terangkat,” bebernya.
Menurutnya, pelaku baru menyadari korban terseret saat sampai pada belokan. “Pas dibelokan A merasa motornya berat dan sempat oleng. Pas A mau berhenti dimarahi oleh W dengan bahasa sunda ‘Maneh dek Paeh (kamu mau mati)’. Soalnya kalau berhenti W takut dikejar massa,” terangnya.
Namun, sesampainya pelaku disebuah lapangan yang berjarak sekira 1 KM dari lokasi penjambretan, motor pun tiba-tiba berhenti. Sadar jika rambut korban yang tersangkut di gear menyebabkan motor mati, W pun langsung turun dan memotong rambut korban hingga putus.
“Makanya saat di lokasi (TKP) kita temukan potongan rambut,” tuturnya
Setelah memotong rambut korban, motor pun kembali hidup dan keduanya langsung memacu motor dengan kecepatan penuh untuk kabur.
(rsa)