Pembunuh Sisca diduga punya kemampuan khusus
A
A
A
Sindonews.com - Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan sadis yang menimpa Sisca Yofie. Salah satunya adalah dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara berkala untuk menemukan bukti dan saksi baru.
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, hasil olah TKP akan menyumbang 60 persen data untuk pengungkapan sebuah kasus, termasuk kasus pembunuhan.
"Dari hasil olah TKP, bisa kita dapatkan siapa pelaku dan kronologi sebuah kasus," terangnya kepada wartawan, di Bandung, Jabar, Jumat (9/8/2013).
Namun untuk kasus ini, Martinus menilai, pelaku memiliki kemampuan untuk mengecoh olah TKP polisi. Salah satunya pembunuhan tersebut dibuat terencana hingga bisa berpindah dari TKP awal hingga TKP akhir yang berjarak satu kilometer (Km).
Diduga hal tersebut sengaja dan direncanakan pelaku untuk menghilangkan jejak, sidik jari, dan barang bukti yang bisa mendukung dan mengungkap kasus tersebut. "Pelaku ini pintar, bisa menghindari (olah TKP) dan membuat TKP panjang. Ini semua sudah terncana," jelasnya.
Martinus memastikan, jika pembunuhan sadis tersebut sudah terencana. Pelaku diduga sudah mengenal korban, menentukan waktu eksekusi, termasuk mempersiapkan senjata tajam untuk mengakhiri hidup korban. "Kalau bukan ada unsur kesengajaan, itu tidak mungkin. Karena kalau tanpa sengaja pasti ada barang korban yang hilang, tapi ini kan tidak ada," tukasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, hasil olah TKP akan menyumbang 60 persen data untuk pengungkapan sebuah kasus, termasuk kasus pembunuhan.
"Dari hasil olah TKP, bisa kita dapatkan siapa pelaku dan kronologi sebuah kasus," terangnya kepada wartawan, di Bandung, Jabar, Jumat (9/8/2013).
Namun untuk kasus ini, Martinus menilai, pelaku memiliki kemampuan untuk mengecoh olah TKP polisi. Salah satunya pembunuhan tersebut dibuat terencana hingga bisa berpindah dari TKP awal hingga TKP akhir yang berjarak satu kilometer (Km).
Diduga hal tersebut sengaja dan direncanakan pelaku untuk menghilangkan jejak, sidik jari, dan barang bukti yang bisa mendukung dan mengungkap kasus tersebut. "Pelaku ini pintar, bisa menghindari (olah TKP) dan membuat TKP panjang. Ini semua sudah terncana," jelasnya.
Martinus memastikan, jika pembunuhan sadis tersebut sudah terencana. Pelaku diduga sudah mengenal korban, menentukan waktu eksekusi, termasuk mempersiapkan senjata tajam untuk mengakhiri hidup korban. "Kalau bukan ada unsur kesengajaan, itu tidak mungkin. Karena kalau tanpa sengaja pasti ada barang korban yang hilang, tapi ini kan tidak ada," tukasnya.
(maf)