Kapal imigran tenggelam, polisi sudah tangkap 5 tersangka
A
A
A
Sindonews.com - Satu orang pelaku penyelundup manusia dalam kasus tenggelamnya kapal imigran gelap yang karam di perairan Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Selasa (23/7) lalu, berhasil dimanakan Polres Cianjur.
Pelaku yang diketahui sebagai koordinator penyelundupan imigran gelap asal Srilangka dan Iran yang berjumlah lebih dari 200 orang tersebut, kini mendekam guna dilakukan pengembangan lebih lanjut.
“Sekarang total pelaku yang sudah kami amankan berjumlah lima orang. Satu orang ini merupakan warga Indonesia dan warga Kabupaten Cianjur. Doakan bisa berkembang lagi sampai ke pelaku utamanya,” kata Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, Jumat (2/8/2013).
Kata kapolres, selain mencari pelaku utamanya, pihaknya juga sedang mengidentifikasi pemilik perahu yang hingga kini masih misterius. Menurut dia, pemilik perahu masih satu jaringan pelaku penyelundupan imigran yang kerap beraksi di wilayah Selatan khususnya di Cianjur.
“Sedang kami telusuri dan kami cari terus. Namun, kami mohon maaf belum bisa mengungkapkan identitas para tersangka. Karena kami terus berusaha mengejar jaringan penyelundupan ini,” ujarnya.
Terkait adanya keterlibatan oknum aparat kepolisian, kapolres menampiknya meskipun kabar tersebut santer terdengar. Bahkan, pihaknya akan menindak tegas jika adanya oknum aparat kepolisian yang terlibat penyelundupan.
Menurut dia, dengan kondisi wilayah pantai selatan yang ada di Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis dan Cianjur memang rentan akan kedatangan imigran.
“Coba saja kalau berani ada aparat yang bermain. Sekarang pun petugas kami masih terus melakukan patroli untuk mencegah adanya imigran yang akan menyeberang dari wilayah pantai selatan,” katanya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para tersangka, setiap imigran gelap yang akan menyeberang ke Australia bisa menghabiskan ratusan juta rupiah. Sebelum menyeberang ke daerah tujuan para imigran tersebut bertemu dengan sejumlah orang untuk memuluskan penyeberangan, dan para imigran ini biasanya diminta biaya variatif.
“Per kepala ada hitungannya dari mulai pelaku utama sampai pengantarnya. Uang yang dikeluarkan minimal Rp1 juta. Ada yang Rp1,3 dan ada yang Rp1,6 tergantung pelaku yang ditemuinya. Kalau tersiar kabar sampai ribuan dolar itu mungkin secara keseluruhan mulai dari negaranya,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal berpenumpang ratusan imigran dari Iran, Srilanka, Bangladesh, dan Irak yang berencana akan menyebrang ke Pulau Christmas karam, di perairan pesisir pantai selatan Cianjur, di Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Selasa (23/7), sekira pukul 23.00 WIB.
Pelaku yang diketahui sebagai koordinator penyelundupan imigran gelap asal Srilangka dan Iran yang berjumlah lebih dari 200 orang tersebut, kini mendekam guna dilakukan pengembangan lebih lanjut.
“Sekarang total pelaku yang sudah kami amankan berjumlah lima orang. Satu orang ini merupakan warga Indonesia dan warga Kabupaten Cianjur. Doakan bisa berkembang lagi sampai ke pelaku utamanya,” kata Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, Jumat (2/8/2013).
Kata kapolres, selain mencari pelaku utamanya, pihaknya juga sedang mengidentifikasi pemilik perahu yang hingga kini masih misterius. Menurut dia, pemilik perahu masih satu jaringan pelaku penyelundupan imigran yang kerap beraksi di wilayah Selatan khususnya di Cianjur.
“Sedang kami telusuri dan kami cari terus. Namun, kami mohon maaf belum bisa mengungkapkan identitas para tersangka. Karena kami terus berusaha mengejar jaringan penyelundupan ini,” ujarnya.
Terkait adanya keterlibatan oknum aparat kepolisian, kapolres menampiknya meskipun kabar tersebut santer terdengar. Bahkan, pihaknya akan menindak tegas jika adanya oknum aparat kepolisian yang terlibat penyelundupan.
Menurut dia, dengan kondisi wilayah pantai selatan yang ada di Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis dan Cianjur memang rentan akan kedatangan imigran.
“Coba saja kalau berani ada aparat yang bermain. Sekarang pun petugas kami masih terus melakukan patroli untuk mencegah adanya imigran yang akan menyeberang dari wilayah pantai selatan,” katanya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para tersangka, setiap imigran gelap yang akan menyeberang ke Australia bisa menghabiskan ratusan juta rupiah. Sebelum menyeberang ke daerah tujuan para imigran tersebut bertemu dengan sejumlah orang untuk memuluskan penyeberangan, dan para imigran ini biasanya diminta biaya variatif.
“Per kepala ada hitungannya dari mulai pelaku utama sampai pengantarnya. Uang yang dikeluarkan minimal Rp1 juta. Ada yang Rp1,3 dan ada yang Rp1,6 tergantung pelaku yang ditemuinya. Kalau tersiar kabar sampai ribuan dolar itu mungkin secara keseluruhan mulai dari negaranya,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal berpenumpang ratusan imigran dari Iran, Srilanka, Bangladesh, dan Irak yang berencana akan menyebrang ke Pulau Christmas karam, di perairan pesisir pantai selatan Cianjur, di Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Selasa (23/7), sekira pukul 23.00 WIB.
(rsa)