Begini cara warga manfaatkan dana BLSM
A
A
A
Sindonews.com - Penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) telah dilakukan sejak pekan lalu. Namun bagaiman rencana warga penerima BLSM memanfaatkan dana bantuan tersebut? Sebagian warga yang ditemui, justru mengaku masih bingung mau dimanfatkan untuk apa.
Walau mengaku terkena dampak dari kenaikan harga BBM, namun Herman (63), seorang warga Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT, justru membelanjakan dana BLSM yang diterimanya untuk keperluan yang namapaknya tidak terlalu mendesak.
“Saya beli tas dan baju, ini tas untuk isi sirih pinang isteri saya. Tahu sudah kalau orang Sumba dan Sabu, sering ada acara adat, jadi harus bawa sirih pinang,” ujar Herman, seraya menambahkan, dana yang didapatkannya juga akan dibelikan kopi dan gula pasir, Senin (8/7/2013).
Masih dilokasi yang sama, Hada Indah (71), salah seorang nenek yang juga ambil bagian dalam antrean penerima BLSM menuturkan, uang BLSM yang diterimamya akan dipakai untuk beli beras dan ikan.
“Saya pakai beli beras, pas di rumah beras habis. Juga saya akan beli ikan laut, sudah lama sekali tidak makan ikan,” timpalnya sambil tersipu dan mengusap keringat diwajahnya, karena terjemur matahari di halaman kantor Kecamatan Pandawai, kala mengantri.
Terpisah, Umbu Windi (68), warga desa Luku Kamaru, Kecamatan Kota Waingapu, justru masih bingung mau manfaatkan dana BLSM.
“Karena jalurnya begini, saya harus teriima saja. Saya belum tahu juga mau pakai beli apa. Kalau makan, dirumah masih ada jagung. Paling pertama saya beli sirih pinang dulu,” ujarnya seraya melanjutkan menumbuk sirih dan pinang dalam lesung mini yang dibawanya, sebagai alat bantu memnghancurkan sirih dan pinang untuk dimakannya, karena tidak lagi mempunyai gigi yang lengkap akibat termakan usia.
Sementara rekannya, Tay Kapuru (59), sesama penerima BLSM, berencana akan membeli seragam buat anak juga beras untuk makan. “Saya beli seragam buat anak saya yanfg masih sekolah. Ada tiga orang, kan mau masuk sekolah. Sisanya buat beli beras dan gula pasir,” urainya.
Apapun bentuk dana dan jenis bantuan yang diberikan oleh pemerintah Pussat hingga daerah, tentunya akan terasa ideal jika tepat sasaran pada warga yang membutuhkan. Bukannya jatuh pada tangan–tangan yang tidak layak menerimanya, hanya karena tidak akurat dan carurt marutnya data yang diambil dan diberikan oleh instansi pemerintah yang mempunya kewajiban dan kewenangan untuk mengelola data.
Walau mengaku terkena dampak dari kenaikan harga BBM, namun Herman (63), seorang warga Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT, justru membelanjakan dana BLSM yang diterimanya untuk keperluan yang namapaknya tidak terlalu mendesak.
“Saya beli tas dan baju, ini tas untuk isi sirih pinang isteri saya. Tahu sudah kalau orang Sumba dan Sabu, sering ada acara adat, jadi harus bawa sirih pinang,” ujar Herman, seraya menambahkan, dana yang didapatkannya juga akan dibelikan kopi dan gula pasir, Senin (8/7/2013).
Masih dilokasi yang sama, Hada Indah (71), salah seorang nenek yang juga ambil bagian dalam antrean penerima BLSM menuturkan, uang BLSM yang diterimamya akan dipakai untuk beli beras dan ikan.
“Saya pakai beli beras, pas di rumah beras habis. Juga saya akan beli ikan laut, sudah lama sekali tidak makan ikan,” timpalnya sambil tersipu dan mengusap keringat diwajahnya, karena terjemur matahari di halaman kantor Kecamatan Pandawai, kala mengantri.
Terpisah, Umbu Windi (68), warga desa Luku Kamaru, Kecamatan Kota Waingapu, justru masih bingung mau manfaatkan dana BLSM.
“Karena jalurnya begini, saya harus teriima saja. Saya belum tahu juga mau pakai beli apa. Kalau makan, dirumah masih ada jagung. Paling pertama saya beli sirih pinang dulu,” ujarnya seraya melanjutkan menumbuk sirih dan pinang dalam lesung mini yang dibawanya, sebagai alat bantu memnghancurkan sirih dan pinang untuk dimakannya, karena tidak lagi mempunyai gigi yang lengkap akibat termakan usia.
Sementara rekannya, Tay Kapuru (59), sesama penerima BLSM, berencana akan membeli seragam buat anak juga beras untuk makan. “Saya beli seragam buat anak saya yanfg masih sekolah. Ada tiga orang, kan mau masuk sekolah. Sisanya buat beli beras dan gula pasir,” urainya.
Apapun bentuk dana dan jenis bantuan yang diberikan oleh pemerintah Pussat hingga daerah, tentunya akan terasa ideal jika tepat sasaran pada warga yang membutuhkan. Bukannya jatuh pada tangan–tangan yang tidak layak menerimanya, hanya karena tidak akurat dan carurt marutnya data yang diambil dan diberikan oleh instansi pemerintah yang mempunya kewajiban dan kewenangan untuk mengelola data.
(san)