Pemda Palopo lamban bersihkan lumpur akibat banjir
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kota Palopo menilai Pemerintah Daerah Palopo lamban dalam melakukan pembersihan lumpur akibat terjangan banjir bandang.
Akibatnya, aktivitas pemerintah dan masyarakat lumpuh total. Bahkan, rencana pelaksanaan ibadah salat Jumat pun terancam terganggu lantaran masjid-masjid masih dipenuhi lumpur.
Lambannya pembersihan lumpur itu terjadi karena PDAM sampai sekarang belum menyalurkan bantuan air bersih.
Seperti salah satu masjid di Jalan Belimbing, Dange Rako Palopo ini. Masih terendam lumpur cukup parah. Ketebalan lumpur mencapai 25 centimeter, seluruh karepet tidak bisa digunakan karena sudah kotor oleh lumpur.
Selain itu alat elektronik yang ada di dalam masjid juga basah. Tidak mungkin masjid itu digunakan untuk melaksanakan ibadah salat Jumat.
Padahal, warga termasuk anak-anak dikerahkan bahu membahu membersihkan rumah ibadah itu.
Menurut warga, di kawasan itu kedalaman air memang cukup parah. Seratus persen rumah warga terendam air. Tadi malam saat terjadi banjir, ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.
Warga terlihat sibuk membuang lumpur yang menempel di sudut-sudut rumah mereka. Harta benda warga banyak yang rusak dan terendam lumpur.
"Tidak ada air bersih, untuk membersihkan, kami kebingungan bagaimana membersihkan tanah yang menempel di lantai," tutur Andi Lela salah seorang warga, Jumat (28/6/2013).
Menurut Lela, ada pula rumah warga yang jebol akibat dihantam banjir. Namun hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Palopo.
Bantuan korban banjir ini belum bisa cepat disalurkan lantaran dana bencana alamnya dipakai untuk Pilkada putara kedua Maret lalu.
Akibatnya, aktivitas pemerintah dan masyarakat lumpuh total. Bahkan, rencana pelaksanaan ibadah salat Jumat pun terancam terganggu lantaran masjid-masjid masih dipenuhi lumpur.
Lambannya pembersihan lumpur itu terjadi karena PDAM sampai sekarang belum menyalurkan bantuan air bersih.
Seperti salah satu masjid di Jalan Belimbing, Dange Rako Palopo ini. Masih terendam lumpur cukup parah. Ketebalan lumpur mencapai 25 centimeter, seluruh karepet tidak bisa digunakan karena sudah kotor oleh lumpur.
Selain itu alat elektronik yang ada di dalam masjid juga basah. Tidak mungkin masjid itu digunakan untuk melaksanakan ibadah salat Jumat.
Padahal, warga termasuk anak-anak dikerahkan bahu membahu membersihkan rumah ibadah itu.
Menurut warga, di kawasan itu kedalaman air memang cukup parah. Seratus persen rumah warga terendam air. Tadi malam saat terjadi banjir, ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.
Warga terlihat sibuk membuang lumpur yang menempel di sudut-sudut rumah mereka. Harta benda warga banyak yang rusak dan terendam lumpur.
"Tidak ada air bersih, untuk membersihkan, kami kebingungan bagaimana membersihkan tanah yang menempel di lantai," tutur Andi Lela salah seorang warga, Jumat (28/6/2013).
Menurut Lela, ada pula rumah warga yang jebol akibat dihantam banjir. Namun hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Palopo.
Bantuan korban banjir ini belum bisa cepat disalurkan lantaran dana bencana alamnya dipakai untuk Pilkada putara kedua Maret lalu.
(lns)