OC Kaligis dukung penuh 12 penyerang Lapas Cebongan
A
A
A
Sindonews.com - Apabila, negara gagal dalam memberantas preman, rakyat akan bertindak. Seandainya peristiwa penyerangan Lapas IIB Cebongan, Sleman ini pun tidak dilakukan, maka preman akan merajalela.
Hal itu dikatakan oleh OC Kaligis, dalam jumpa persnya di depan Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, menjelang sidang kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Cebongan, Sleman, Rabu (26/6/2013) pagi tadi.
Kedatangannya tersebut merupakan suatu bentuk dukungan terhadap para terdakwa dan memberikan bantuan-bantuan hukumnya.
"Karena begini, siapapun yang berhasil menghabisi preman di Yogya, saya angkat menjadi pahlawan. Dan mudah-mudahan, preman ini tidak menjalar ke LSM dan KontraS. Sebab, kalau LSM dan KontraS dibunuh oleh preman, baru mereka tahu apa artinya premanisme," kata dia.
Dirinya akan menyokong penuh, apa yang dilakukan para terdakwa. Karena, kulture di Indonesia, bagi siapa pun saudaranya dibunuh, otomatis dirinya akan bertindak. "Itu kultur," ujarnya.
Kalau seandainya tidak ada kejadian berupa penyerangan di Lapas IIB Cebongan, Sleman, maka preman tidak saja merajalela di Yogya. Namun, bisa ke beberapa daerah lainnya.
"Saya kira ini ada hikmahnya," katanya.
Sidang kasus penyerangan Lapas IIB Cebongan, Sleman, kembali digelar pada Rabu (26/6/2013) ini, dengan agenda pembacaan tanggapan eksepsi dari Oditur Militer. Sidang telah dimulai pada pukul 09.00 WIB, dan sampai saat ini masih berlangsung.
Hal itu dikatakan oleh OC Kaligis, dalam jumpa persnya di depan Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, menjelang sidang kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Cebongan, Sleman, Rabu (26/6/2013) pagi tadi.
Kedatangannya tersebut merupakan suatu bentuk dukungan terhadap para terdakwa dan memberikan bantuan-bantuan hukumnya.
"Karena begini, siapapun yang berhasil menghabisi preman di Yogya, saya angkat menjadi pahlawan. Dan mudah-mudahan, preman ini tidak menjalar ke LSM dan KontraS. Sebab, kalau LSM dan KontraS dibunuh oleh preman, baru mereka tahu apa artinya premanisme," kata dia.
Dirinya akan menyokong penuh, apa yang dilakukan para terdakwa. Karena, kulture di Indonesia, bagi siapa pun saudaranya dibunuh, otomatis dirinya akan bertindak. "Itu kultur," ujarnya.
Kalau seandainya tidak ada kejadian berupa penyerangan di Lapas IIB Cebongan, Sleman, maka preman tidak saja merajalela di Yogya. Namun, bisa ke beberapa daerah lainnya.
"Saya kira ini ada hikmahnya," katanya.
Sidang kasus penyerangan Lapas IIB Cebongan, Sleman, kembali digelar pada Rabu (26/6/2013) ini, dengan agenda pembacaan tanggapan eksepsi dari Oditur Militer. Sidang telah dimulai pada pukul 09.00 WIB, dan sampai saat ini masih berlangsung.
(rsa)