Pendidikan anak suku rimba terancam
A
A
A
Sindonews.com - Sekolah di wilayah perbatasan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tampaknya membutuhkan perhatian ekstra. Pasalnya, selain minim fasilitas, sejumlah guru juga banyak tidak betah.
Misalkan saja sekolah filial atau kelas jauh yang berlokasi di dusun 9 Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba.
Kepala UPTD Cabang Diknas Bayung Lencir, Dungcik mengatakan pihak sudah memanggil kepala sekolah SDN 4 Bayung Lencir sebagai induk sekolah filial di Dusun 9 Desa Muara Medak.
”Kita masih mencari solusinya, agar kegiatan belajar terus berjalan lancar,” katanya, Selasa (18/6/2013).
Amat disayangkan jika para guru ini meninggalkan sekolah tersebut karena kini sudah memiliki 30 siswa.
Sementara itu, Kepala Dusun 9 desa Muara medak, mengatakan sekolah dasar fillial ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat.
"warga ingin anaknya bisa sekolah tak jauh dari rumah," terangnya.
Karena sekolah reguler terlalu jauh, jarak sekolah dasar induk yang ada di Desa Medak mencapai 25 kilometer ditempuh jalur sungai. Kalau menginduk ke SDN 4 Bayung lincir jaraknya 30 kilometer jalan darat.
“Kalau kepala sekolah SDN 4 Bayung lincir sudah tidak mau lagi menerima siswa-siswi menginduk di sekolah tersebut, bagaimana nasib mereka (anak suku rimba) untuk belajar. Padahal dengan adanya sekolah fillial ini masyarakat khususnya yang ada di dusun 9 desa Muara Medak merasa terbantu adanya sekolah fillial ini,” terangnya.
Sekarang dengan ada keputusan kepala sekolah tidak memperbolehkan menginduk ke SDN 4 bayung lencir, puluhan wali murid ini merasa resah.
Apa lagi diwilayah dusun 9 Muara Medak ini masih banyak terdapat Suku Anak Rimba.
Mereka tahun ini ada yang ingin menyekolahkan anak-anaknya disekolah Filial tersebut. Namun keluarnya ucapan Kepsek SDN 4 Bayung Lencir membuat wali murid dan Suku Anak Rimba menjadi tidak mau bersekolah.
“Ini yang ditakutkan kalau sekolah filial ini dibubarkan, motivasi orang tua mereka Suku Anak Rimba untuk menyekolahkan anaknya diluar dari dusun ini menjadi patah semangat. Sebab mereka masih tidak mau beradaptasi ditempat ramai,” ungkapnya.
Misalkan saja sekolah filial atau kelas jauh yang berlokasi di dusun 9 Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba.
Kepala UPTD Cabang Diknas Bayung Lencir, Dungcik mengatakan pihak sudah memanggil kepala sekolah SDN 4 Bayung Lencir sebagai induk sekolah filial di Dusun 9 Desa Muara Medak.
”Kita masih mencari solusinya, agar kegiatan belajar terus berjalan lancar,” katanya, Selasa (18/6/2013).
Amat disayangkan jika para guru ini meninggalkan sekolah tersebut karena kini sudah memiliki 30 siswa.
Sementara itu, Kepala Dusun 9 desa Muara medak, mengatakan sekolah dasar fillial ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat.
"warga ingin anaknya bisa sekolah tak jauh dari rumah," terangnya.
Karena sekolah reguler terlalu jauh, jarak sekolah dasar induk yang ada di Desa Medak mencapai 25 kilometer ditempuh jalur sungai. Kalau menginduk ke SDN 4 Bayung lincir jaraknya 30 kilometer jalan darat.
“Kalau kepala sekolah SDN 4 Bayung lincir sudah tidak mau lagi menerima siswa-siswi menginduk di sekolah tersebut, bagaimana nasib mereka (anak suku rimba) untuk belajar. Padahal dengan adanya sekolah fillial ini masyarakat khususnya yang ada di dusun 9 desa Muara Medak merasa terbantu adanya sekolah fillial ini,” terangnya.
Sekarang dengan ada keputusan kepala sekolah tidak memperbolehkan menginduk ke SDN 4 bayung lencir, puluhan wali murid ini merasa resah.
Apa lagi diwilayah dusun 9 Muara Medak ini masih banyak terdapat Suku Anak Rimba.
Mereka tahun ini ada yang ingin menyekolahkan anak-anaknya disekolah Filial tersebut. Namun keluarnya ucapan Kepsek SDN 4 Bayung Lencir membuat wali murid dan Suku Anak Rimba menjadi tidak mau bersekolah.
“Ini yang ditakutkan kalau sekolah filial ini dibubarkan, motivasi orang tua mereka Suku Anak Rimba untuk menyekolahkan anaknya diluar dari dusun ini menjadi patah semangat. Sebab mereka masih tidak mau beradaptasi ditempat ramai,” ungkapnya.
(ysw)