Dana BOS Rp100 Juta raib di Kantor Gubernur
A
A
A
Sindonews.com - Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) milik SMPN 23 Makassar hilang digondol maling di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), di Jalan Urip Sumohardjo, Panakkukang.
Uang yang diperuntukkan honor bagi guru dan biaya kegiatan belajar mengajar tersebut, raib di dalam sadel motor Honda Vario DD 5624 JW milik bendahara Dana BOS SMPN 23, Muh Hamsyur Hamid (50).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sindo, kasus ini bermula saat Hamsyur bersama Kasek SMPN 23, Basri Jarru, mencairkan dana BOS Rp100 juta di Kantor Bank Sulselbar Jalan Ratulangi.
Kemudian, keduanya berpisah di Jalan Urip Sumohardjo. Hamsyur menyetorkan slip gaji guru di Bank Sulselbar Cabang Kantor Gubernur, sedangkan Basri kembali ke rumahnya untuk melaksanakan salat jumat.
Hanya saja, usai menyetor slip gaji di Bank Sulselbar, sekira pukul 11.30 Wita, Hamsyur yang beralamat di Puri Taman Sari ini, tidak lagi mendapati uang tunai yang dibungkus menggunakan kantong berwarna coklat ini.
"Saya hanya dua menit di dalam bank, setelah keluar dan mengecek, uang itu tak ada lagi di dalam sadel motor," katanya saat ditemui di Mapolsekta Panakkukang, Jumat (26/4/2013).
Sementara itu, kondisi motor dan sadel motor korban tidak dalam keadaan rusak. Dia menduga, pelaku berhasil menggondol dana BOS setelah mengangkat paksa sadel kendaraannya.
Awalnya, dia memang sempat curiga terhadap dua orang yang berada di parkiran Bank Sulselbar. Hanya saja, karena menganggap nasabah bank, dia pun tidak mengihiraukannya.
Terpisah, Kasek SMPN 23 Basri Jarru yang dikonfirmasi, dana BOS tersebut merupakan pencairan yang dilakukan pada triwulan kedua tahun 2013 ini.
Sedianya, dana Rp100 juta ini akan digunakan untuk membayarkan gaji 60 guru dan honorer di sekolahnya yang terletak di Jalan Urip Sumohardjo, Tello Baru.
Selain itu, dana BOS ini juga untuk membiayai proses belajar mengajar ratusan siswanya.
"Kami serahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian untuk mengusutnya pak," katanya secara terpisah.
Basri pun mengaku menyesalkan sikap Hamsyur yang tidak langsung kembali ke sekolahnya usai mencairkan dana BOS di Bank Sulselbar.
Kapolsekta Panakkukang Kompol Agung Kanigoro yang dikonfirmasi, masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Jangan sampai, kata dia, kehilangan dana BOS tersebut direkayasa oleh korbannya.
"Kondisi motor kami tak temukan tanda-tanda kerusakan. Makanya kita dalami, apakah ini murni pencurian atau bukan," tandasnya.
Uang yang diperuntukkan honor bagi guru dan biaya kegiatan belajar mengajar tersebut, raib di dalam sadel motor Honda Vario DD 5624 JW milik bendahara Dana BOS SMPN 23, Muh Hamsyur Hamid (50).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sindo, kasus ini bermula saat Hamsyur bersama Kasek SMPN 23, Basri Jarru, mencairkan dana BOS Rp100 juta di Kantor Bank Sulselbar Jalan Ratulangi.
Kemudian, keduanya berpisah di Jalan Urip Sumohardjo. Hamsyur menyetorkan slip gaji guru di Bank Sulselbar Cabang Kantor Gubernur, sedangkan Basri kembali ke rumahnya untuk melaksanakan salat jumat.
Hanya saja, usai menyetor slip gaji di Bank Sulselbar, sekira pukul 11.30 Wita, Hamsyur yang beralamat di Puri Taman Sari ini, tidak lagi mendapati uang tunai yang dibungkus menggunakan kantong berwarna coklat ini.
"Saya hanya dua menit di dalam bank, setelah keluar dan mengecek, uang itu tak ada lagi di dalam sadel motor," katanya saat ditemui di Mapolsekta Panakkukang, Jumat (26/4/2013).
Sementara itu, kondisi motor dan sadel motor korban tidak dalam keadaan rusak. Dia menduga, pelaku berhasil menggondol dana BOS setelah mengangkat paksa sadel kendaraannya.
Awalnya, dia memang sempat curiga terhadap dua orang yang berada di parkiran Bank Sulselbar. Hanya saja, karena menganggap nasabah bank, dia pun tidak mengihiraukannya.
Terpisah, Kasek SMPN 23 Basri Jarru yang dikonfirmasi, dana BOS tersebut merupakan pencairan yang dilakukan pada triwulan kedua tahun 2013 ini.
Sedianya, dana Rp100 juta ini akan digunakan untuk membayarkan gaji 60 guru dan honorer di sekolahnya yang terletak di Jalan Urip Sumohardjo, Tello Baru.
Selain itu, dana BOS ini juga untuk membiayai proses belajar mengajar ratusan siswanya.
"Kami serahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian untuk mengusutnya pak," katanya secara terpisah.
Basri pun mengaku menyesalkan sikap Hamsyur yang tidak langsung kembali ke sekolahnya usai mencairkan dana BOS di Bank Sulselbar.
Kapolsekta Panakkukang Kompol Agung Kanigoro yang dikonfirmasi, masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Jangan sampai, kata dia, kehilangan dana BOS tersebut direkayasa oleh korbannya.
"Kondisi motor kami tak temukan tanda-tanda kerusakan. Makanya kita dalami, apakah ini murni pencurian atau bukan," tandasnya.
(rsa)