Demi anak, napi perempuan berjuang hidup di rutan
A
A
A
HIDUP di balik jeruji rumah tahanan bukan berarti dikekang dalam ruangan dan tidak bisa melakukan aktivitas. Seperti dilakukan seorang wanita ibu rumah tangga asal Surabaya yang mampu menghidupi keluarganya meski hidup dari dalam rumah tahanan.
Wanita yang ditinggal cerai suaminya ini, mampu menghidupi ketiga anaknya dengan mengikuti produksi roti dan kue di dalam lingkungan rutan. Hasil kerja kerasnya tersebut dikirim tiap bulan kepada tiga anaknya untuk kebutuhan makan dan sekolah.
Hampir setiap hari, Susi (39) warga Dinoyo, Surabaya ini selalu aktif berkumpul bersama 10 rekannya sesama narapidana di ruang produksi roti dan kue yang berada di dalam komplek Rumah Tahanan Kelas I Surabaya di Medaeng Waru, Sidoarjo.
Dibimbing oleh seorang instruktur sebuah pabrik roti, ibu tiga anak yang masuk ke dalam rumah tahanan karena terlibat kasus narkoba ini setiap hari mengisi waktu dalam masa tahanan dalam rutan dengan aktif mengikuti proses produksi roti dan kue.
Mulai dari proses pembuatan hingga pembungkusan roti dia lakukan dengan penuh keikhlasan, sebagai langkah untuk mengatasi kejenuhan dalam menjalani masa tahanan didalam rutan.
Meski dibutuhkan ketelatenan dan tenaga yang cukup, wanita yang ditinggal cerai suaminya mengaku senang, bisa melakukan aktivitas pembuatan roti didalam rutan. Selain bisa menambah pengalaman, hasil dari penjualan roti ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sekolah ketiga anaknya di rumah.
Diusia yang menginjak ke 39 tahun ini, Susi bercita-cita bisa memiliki sebuah pabrik roti jika kelak bebas dan keluar dari masa tahanan di dalam rumah tahanan medaeng.
"Cuma satu keinginan saya, ingin punya pabrik roti," tegas Susi warga Binaan Rutan Medaeng, Kamis (25/4/2013).
Kini Susi yang divonis satu tahun penjara oleh PN Surabaya karena terlibat kasus narkoba tinggal menunggu sisa masa tahanan sekira empat bulan. Meski didalam rumah tahanan Susi tidak merasa terkekang karena dihibur oleh aktivitasnya dalam memproduksi roti.
Wanita yang ditinggal cerai suaminya ini, mampu menghidupi ketiga anaknya dengan mengikuti produksi roti dan kue di dalam lingkungan rutan. Hasil kerja kerasnya tersebut dikirim tiap bulan kepada tiga anaknya untuk kebutuhan makan dan sekolah.
Hampir setiap hari, Susi (39) warga Dinoyo, Surabaya ini selalu aktif berkumpul bersama 10 rekannya sesama narapidana di ruang produksi roti dan kue yang berada di dalam komplek Rumah Tahanan Kelas I Surabaya di Medaeng Waru, Sidoarjo.
Dibimbing oleh seorang instruktur sebuah pabrik roti, ibu tiga anak yang masuk ke dalam rumah tahanan karena terlibat kasus narkoba ini setiap hari mengisi waktu dalam masa tahanan dalam rutan dengan aktif mengikuti proses produksi roti dan kue.
Mulai dari proses pembuatan hingga pembungkusan roti dia lakukan dengan penuh keikhlasan, sebagai langkah untuk mengatasi kejenuhan dalam menjalani masa tahanan didalam rutan.
Meski dibutuhkan ketelatenan dan tenaga yang cukup, wanita yang ditinggal cerai suaminya mengaku senang, bisa melakukan aktivitas pembuatan roti didalam rutan. Selain bisa menambah pengalaman, hasil dari penjualan roti ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sekolah ketiga anaknya di rumah.
Diusia yang menginjak ke 39 tahun ini, Susi bercita-cita bisa memiliki sebuah pabrik roti jika kelak bebas dan keluar dari masa tahanan di dalam rumah tahanan medaeng.
"Cuma satu keinginan saya, ingin punya pabrik roti," tegas Susi warga Binaan Rutan Medaeng, Kamis (25/4/2013).
Kini Susi yang divonis satu tahun penjara oleh PN Surabaya karena terlibat kasus narkoba tinggal menunggu sisa masa tahanan sekira empat bulan. Meski didalam rumah tahanan Susi tidak merasa terkekang karena dihibur oleh aktivitasnya dalam memproduksi roti.
(ysw)