Banjir, sekolah dan kantor pemerintahan lumpuh
A
A
A
Sindonews.com - Jebolnya tanggul Sungai Wulan yang ada di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah berimbas pada lumpuhnya aktivitas sekolah dan kantor pemerintahan.
Tanggul Sungai Wulan yang ada di belakang Polsek Mijen jebol pada Selasa 9 April 2013 sekira pukul 21.30 WIB. Namun hingga kini, ketinggian air yang merendam kawasan Kecamatan Mijen masih berkisar antara 1-2 meter.
Limpasang air sungai juga merendam kantor Koramil 05 Mijen, Koramil dan Polsek Mijen, Kantor BRI, Puskesmas Mijen, PAUD/TK, SD Negeri 2, PDAM Mijen, UPT Dikpora Mijen dan lain sebagainya.
Jumlah fasilitas publik yang aktivitasnya lumpuh lebih banyak lagi karena lokasinya ada yang berada di wilayah desa yang terendam banjir.
Camat Mijen, Sugiyarto mengatakan karena bangunan fasilitas publik terendam air, maka aktivitas pelayanan kepada masyarakat juga terhambat.
"Mau bagaimana lagi. Saat ini kita masih fokus dengan pengiriman bantuan kepada korban banjir. Di Desa Jleper ada sekitar 7.000 warga yang jadi korban banjir, belum di desa lainnya. Makanya kita fokus itu dulu," kata Sugiyarto, di Demak, Rabu (10/4/2013).
Kapolsek Mijen AKP Budi Harsono mengatakan pelayanan di instansi yang dipimpinnya juga terganggu. Pasalnya, selain kantor polsek terendam, sejumlah berkas dan dokumen juga raib karena tidak sempat diselamatkan.
"Semisal berkas surat menyurat banyak yang hilang terseret arus air. Tapi kalau benda-benda yang besar seperti CPU komputer, televisi atau telpon masih bisa diselamatkan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang anggota Koramil 05 Mijen, Sertu Sudarno mengatakan kantor instansinya memang terendam banjir. Meski begitu, anggota Koramil 05 tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan anggota TNI itu juga ikut membantu baik saat distribusi bantuan maupun evakuasi korban.
"Kita juga ikut membantu mengeluarkan pasien yang dirawat di Puskesmas Mijen. Sebagian dilarikan ke puskesmas di wilayah Demak, namun ada juga yang dibawa ke puskesmas di wilayah Jepara," tandasnya.
Tanggul Sungai Wulan yang ada di belakang Polsek Mijen jebol pada Selasa 9 April 2013 sekira pukul 21.30 WIB. Namun hingga kini, ketinggian air yang merendam kawasan Kecamatan Mijen masih berkisar antara 1-2 meter.
Limpasang air sungai juga merendam kantor Koramil 05 Mijen, Koramil dan Polsek Mijen, Kantor BRI, Puskesmas Mijen, PAUD/TK, SD Negeri 2, PDAM Mijen, UPT Dikpora Mijen dan lain sebagainya.
Jumlah fasilitas publik yang aktivitasnya lumpuh lebih banyak lagi karena lokasinya ada yang berada di wilayah desa yang terendam banjir.
Camat Mijen, Sugiyarto mengatakan karena bangunan fasilitas publik terendam air, maka aktivitas pelayanan kepada masyarakat juga terhambat.
"Mau bagaimana lagi. Saat ini kita masih fokus dengan pengiriman bantuan kepada korban banjir. Di Desa Jleper ada sekitar 7.000 warga yang jadi korban banjir, belum di desa lainnya. Makanya kita fokus itu dulu," kata Sugiyarto, di Demak, Rabu (10/4/2013).
Kapolsek Mijen AKP Budi Harsono mengatakan pelayanan di instansi yang dipimpinnya juga terganggu. Pasalnya, selain kantor polsek terendam, sejumlah berkas dan dokumen juga raib karena tidak sempat diselamatkan.
"Semisal berkas surat menyurat banyak yang hilang terseret arus air. Tapi kalau benda-benda yang besar seperti CPU komputer, televisi atau telpon masih bisa diselamatkan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang anggota Koramil 05 Mijen, Sertu Sudarno mengatakan kantor instansinya memang terendam banjir. Meski begitu, anggota Koramil 05 tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan anggota TNI itu juga ikut membantu baik saat distribusi bantuan maupun evakuasi korban.
"Kita juga ikut membantu mengeluarkan pasien yang dirawat di Puskesmas Mijen. Sebagian dilarikan ke puskesmas di wilayah Demak, namun ada juga yang dibawa ke puskesmas di wilayah Jepara," tandasnya.
(ysw)