Ratusan umat Hindu Jepara gelar Melasti
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan Umat Hindu Jepara mengikuti ritual Melasti yang digelar di Pantai Tirto Samudro, Bandengan. Ritual ini digelar untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Selasa 12 Maret mendatang.
Saat ritual Melasti mayoritas umat Hindu menggunakan baju serba putih. Meski diguyur hujan namun Ritual Melasti berjalan khidmat. Pemimpin ritual membacakan kidung-kidung yang diikuti oleh ratusan umatnya. Sesekali tangan peserta ritual terlihat menangkup ke atas dan ditempelkan di kepala masing-masing.
Usai kidung dinyanyikan, pemimpin ritual memercikan air suci yang dipercaya membawa berkah. Setelah itu, mereka mendapatkan beras kuning yang ditempelkan di sejumlah bagian tubuh masing-masing, mulai dari kepala, wajah, leher dan lainnya.
Usai ritual rampung, digelar larung sesaji yang berisi hasil bumi dan hewan ternak berupa ayam dan bebek. Sesajian ini lalu dibawa dengan perahu dan dibuang ke laut. Larung sesaji ini dimaksudkan untuk mensucikan jiwa dan raga masing-masing umat. Panitia ritual melasti mengambil air laut (tirto kamandanu) yang ditaruh di dalam puluhan botol plastik.
Sesepuh Umat Hindu Jepara Ngardi Sindu Atmaja mengatakan ada sejumlah kegiatan yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi. Usai ritual Melasti akan dilanjutkan dengan Tawur Kesongo. Air yang dibawa dari tengah laut nantinya akan digunakan untuk membersihkan rumah dan Pura sehari sebelum upacara Nyepi.
“Saat hari H kita melaksanakan catur brata nyepi,” kata Ngardi, Minggu (10/3/2013).
Catur Nyepi berupa, amati geni (mematikan api baik yang sifatnya lahir maupun batin), amati karyo (berhenti sejenak dari aktivitas pekerjaan), amati lelungan (tidak bepergian) dan yang terakhir amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Menurut Ngardi, jika berbagai ritual ini dilaksanakan dengan penuh khidmat dan kesungguhan, maka akan jiwa dan raga masing-masing Umat Hindu akan suci sehingga dapat menjalani kehidupan di dunia dengan lurus dan tidak menyimpang dari berbagai aturan, baik yang dibuat manusia maupun Sang Hyang Widi.
“Harapannya nanti menjadi umat yang berguna baik bagi sesama dan lingkungan,” harapnya.
Saat ritual Melasti mayoritas umat Hindu menggunakan baju serba putih. Meski diguyur hujan namun Ritual Melasti berjalan khidmat. Pemimpin ritual membacakan kidung-kidung yang diikuti oleh ratusan umatnya. Sesekali tangan peserta ritual terlihat menangkup ke atas dan ditempelkan di kepala masing-masing.
Usai kidung dinyanyikan, pemimpin ritual memercikan air suci yang dipercaya membawa berkah. Setelah itu, mereka mendapatkan beras kuning yang ditempelkan di sejumlah bagian tubuh masing-masing, mulai dari kepala, wajah, leher dan lainnya.
Usai ritual rampung, digelar larung sesaji yang berisi hasil bumi dan hewan ternak berupa ayam dan bebek. Sesajian ini lalu dibawa dengan perahu dan dibuang ke laut. Larung sesaji ini dimaksudkan untuk mensucikan jiwa dan raga masing-masing umat. Panitia ritual melasti mengambil air laut (tirto kamandanu) yang ditaruh di dalam puluhan botol plastik.
Sesepuh Umat Hindu Jepara Ngardi Sindu Atmaja mengatakan ada sejumlah kegiatan yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi. Usai ritual Melasti akan dilanjutkan dengan Tawur Kesongo. Air yang dibawa dari tengah laut nantinya akan digunakan untuk membersihkan rumah dan Pura sehari sebelum upacara Nyepi.
“Saat hari H kita melaksanakan catur brata nyepi,” kata Ngardi, Minggu (10/3/2013).
Catur Nyepi berupa, amati geni (mematikan api baik yang sifatnya lahir maupun batin), amati karyo (berhenti sejenak dari aktivitas pekerjaan), amati lelungan (tidak bepergian) dan yang terakhir amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Menurut Ngardi, jika berbagai ritual ini dilaksanakan dengan penuh khidmat dan kesungguhan, maka akan jiwa dan raga masing-masing Umat Hindu akan suci sehingga dapat menjalani kehidupan di dunia dengan lurus dan tidak menyimpang dari berbagai aturan, baik yang dibuat manusia maupun Sang Hyang Widi.
“Harapannya nanti menjadi umat yang berguna baik bagi sesama dan lingkungan,” harapnya.
(hyk)