Pintu air rusak, Pemkab lepas tangan
A
A
A
Sindonews.com – Suplai air untuk sekitar 10.000 hektare lahan pertanian yang mengandalkan saluran irigasi (SI) Kalibawang dan Sapon, terancam terganggu. Karena pintu air di kedua saluran irigasi itu rusak.
Sementara, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo mengaku kalau perbaikan kedua saluran irigasi tersebut bukan kewenangan mereka.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri mengatakan, pertanian Kulonprogo sangat bergantung suplai air dari saluran irigasi Kalibawang dan Sapon. Namun, suplai air akan terganggu karena banyak pintu air dari dua saluran primer itu rusak.
Saluran Kalibawang mengairi 7.250 hektare areal pertanian, sedangkan saluran Sapon mengairi 2.250 hektare pertanian.
“Kalau sekarang banyak pintu air yang rusak, maka suplai air akan tersendat. Itu akan mengganggu pertanian di Kulonprogo. Apalagi untuk saluran Kalibawang wilayahnya luas sampai ke Temon,” kata Bambang di kantornya, Selasa (5/3/2013).
Dia mengakui, hinggga kini kerusakan pintu air tersebut belum mengganggu pola pertanian di Kulonprogo. Namun jika dibiarkan terus menerus, lambat laun dampak negatif pasti akan timbul.
Karena itu, dia meminta Balai Besar Wilayah Serayu Serang Opak (BBWSSO) segera memperbaiki kerusakan tersebut.
Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Kulonprogo Eko Susanto mengatakan, di saluran Kalibawang terdapat 567 pintu air. Dari jumlah itu, 10 di antaranya merupakan pintu kayu dan 557 lainnya pintu besi. Sedikitnya 25 persen dari jumlah tersebut rusak dan harus segera diperbaiki.
Meski begitu, kata dia, pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Sebab kedua saluran irigasi itu bukan kewenangan mereka. Sehingga, berbagai keluhan petani tidak dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin.
“Kami hanya dapat menginformasikan saja keluhan itu. perbaikannya bukan kewenangan kami,” katanya.
Sementara, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo mengaku kalau perbaikan kedua saluran irigasi tersebut bukan kewenangan mereka.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri mengatakan, pertanian Kulonprogo sangat bergantung suplai air dari saluran irigasi Kalibawang dan Sapon. Namun, suplai air akan terganggu karena banyak pintu air dari dua saluran primer itu rusak.
Saluran Kalibawang mengairi 7.250 hektare areal pertanian, sedangkan saluran Sapon mengairi 2.250 hektare pertanian.
“Kalau sekarang banyak pintu air yang rusak, maka suplai air akan tersendat. Itu akan mengganggu pertanian di Kulonprogo. Apalagi untuk saluran Kalibawang wilayahnya luas sampai ke Temon,” kata Bambang di kantornya, Selasa (5/3/2013).
Dia mengakui, hinggga kini kerusakan pintu air tersebut belum mengganggu pola pertanian di Kulonprogo. Namun jika dibiarkan terus menerus, lambat laun dampak negatif pasti akan timbul.
Karena itu, dia meminta Balai Besar Wilayah Serayu Serang Opak (BBWSSO) segera memperbaiki kerusakan tersebut.
Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Kulonprogo Eko Susanto mengatakan, di saluran Kalibawang terdapat 567 pintu air. Dari jumlah itu, 10 di antaranya merupakan pintu kayu dan 557 lainnya pintu besi. Sedikitnya 25 persen dari jumlah tersebut rusak dan harus segera diperbaiki.
Meski begitu, kata dia, pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Sebab kedua saluran irigasi itu bukan kewenangan mereka. Sehingga, berbagai keluhan petani tidak dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin.
“Kami hanya dapat menginformasikan saja keluhan itu. perbaikannya bukan kewenangan kami,” katanya.
(ysw)