25 siswi SD dilecehkan guru agama
A
A
A
Sindonews.com - Biadab, seorang guru agama sekolah dasar (SD) di Desa Gandu, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, melakukan pelecehan seksual terhadap 25 siswanya. Mirisnya, perbuatan yang tak sepantasnya dilakukan seorang guru terlebih bidang studi agama itu,dilakukan di sekolah.
Merasa tak terima dengan ulah sang guru, Saefudin (50), warga Desa Cangkringan, Nganjuk, para orang tua kemudian mengadukan aksi bejat guru agama tersebut ke kantor desa, dan kemudian melaporkannya ke kantor polisi.
Menurut seorang ibu yang putrinya menjadi korban, Rahayu, kasus ini diketahui setelah ada beberapa murid menangis kesakitan saat buang air kecil. Setelah ditanya orangtuanya, para siswa tersebut akhirnya mengaku jika guru agama mereka telah melakukan pelecehan terhadap para anak didiknya.
"Atas laporan dari anak-anak kita itu, kami sebagai orangtua kemudian memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke kantor desa. Setelah ditelusuri, ternyata korbannya cukup banyak, mulai dari siswi kelas satu hingga siswi kelas enam," jelas Rahayu, di Mapolres Nganjuk, Rabu (27/2/2013).
Atas kejadian tersebut, para orangtua kemudian mendesak pihak sekolah untuk melakukan pemecatan kepada Saefudin sebagai guru karena dianggap membahayakan para siswi-siswinya.
"Kami juga meminta polisi untuk memproses kasus pelecehan seksual tersebut sebagai efek jera kepada pelaku," jelas Rahayu.
Hingga berita ini diturunkan, tak ada pihak sekolah yang mau dikonfirmasi terkait kasus ini. Sementara itu, Kepala Desa Gandu, Kemis Haryono, mengakui adanya dugaan pelecehan seksual terhadap para murid perempuannya.
"Oknum guru tersebut (Saefudin) sudah dimintai keterangan terkait hal tersebut, dan dia juga mengakui perbuatannya," jelas Kemis.
Meski begitu, para orangtua tetap melaporkan perbuatan sang guru agama tersebut ke Mapolres Nganjuk.
Merasa tak terima dengan ulah sang guru, Saefudin (50), warga Desa Cangkringan, Nganjuk, para orang tua kemudian mengadukan aksi bejat guru agama tersebut ke kantor desa, dan kemudian melaporkannya ke kantor polisi.
Menurut seorang ibu yang putrinya menjadi korban, Rahayu, kasus ini diketahui setelah ada beberapa murid menangis kesakitan saat buang air kecil. Setelah ditanya orangtuanya, para siswa tersebut akhirnya mengaku jika guru agama mereka telah melakukan pelecehan terhadap para anak didiknya.
"Atas laporan dari anak-anak kita itu, kami sebagai orangtua kemudian memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke kantor desa. Setelah ditelusuri, ternyata korbannya cukup banyak, mulai dari siswi kelas satu hingga siswi kelas enam," jelas Rahayu, di Mapolres Nganjuk, Rabu (27/2/2013).
Atas kejadian tersebut, para orangtua kemudian mendesak pihak sekolah untuk melakukan pemecatan kepada Saefudin sebagai guru karena dianggap membahayakan para siswi-siswinya.
"Kami juga meminta polisi untuk memproses kasus pelecehan seksual tersebut sebagai efek jera kepada pelaku," jelas Rahayu.
Hingga berita ini diturunkan, tak ada pihak sekolah yang mau dikonfirmasi terkait kasus ini. Sementara itu, Kepala Desa Gandu, Kemis Haryono, mengakui adanya dugaan pelecehan seksual terhadap para murid perempuannya.
"Oknum guru tersebut (Saefudin) sudah dimintai keterangan terkait hal tersebut, dan dia juga mengakui perbuatannya," jelas Kemis.
Meski begitu, para orangtua tetap melaporkan perbuatan sang guru agama tersebut ke Mapolres Nganjuk.
(rsa)