Ijazah disita, warga blokir pabrik tesktil
A
A
A
Sindonews.com - Warga di kawasan industri, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), pagi tadi mendatangi pabrik tekstil PT Ramagloria Sakti Tekstil Indonesia. Kedatangan mereka tak lain untuk meminta ijazah sekolah asli mereka yang disita oleh pihak menejemen untuk dikembalikan.
Aksi tersebut dilakukan 50 warga Dusun Turirejo, Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Mereka bahkan mendirikan tenda di jalan pintu keluar-masuk perusahaan yang memproduksi tekstil untuk kawasan Eropa dan Amerika Serikat ini.
Dalam aksi tersebut, para pendemo juga menggelar aksi karaokean (dangdut), dimana penyanyinya berasal dari para ibu-ibu yang bertempat tinggal di lingkungan sekitar.
"Aksi ini merupakan salah satu bentuk kekesalan warga, setelah ijazah asli rata-rata SMA puluhan buruh disita oleh perusahaan. Tak masuk akal, mereka beralasan sebagai jaminan, hingga statusnya sampai diangkat menjadi karyawan," jelas seorang pendemo, Susi, Kamis (7/2/2013).
Menurut Susi, lebih tak masuk akal lagi, karena dari 1.200 buruh yang ada, banyak karyawan yang dengan masa belasan tahun kerja masih berstatus kontrak.
Kebanyakan dari mereka mengaku, tak bisa berbuat apa-apa atas kebijakan menejemen tersebut, pasalnya banyak dari mereka yang mengakui butuh pekerjaan.
"Maka itu, kami meminta buruh kontrak diangkat menjadi karyawan tetap oleh pihak perusahaan, sehingga ijazah bisa dikembalikan ke pada yang bersangkutan," lanjut Susi.
Sementara Personalia PT Ramagloria Sakti Tekstil Eko Susanto, dalam dialogis dengan perwakilan pengunjukrasa belum bisa memenuhi tuntutan tersebut.
"Kami masih belum bisa penuhi tuntutan itu, karena kami masih menunggu keputusan dari pemilik perusahaan," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, para pendemo dan warga masih belum mau meninggalkan lokasi aksi. Mereka bersihkeras akan melakukan aksinya hingga tuntutan mereka dipenuhi perusahaan.
Aksi tersebut dilakukan 50 warga Dusun Turirejo, Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Mereka bahkan mendirikan tenda di jalan pintu keluar-masuk perusahaan yang memproduksi tekstil untuk kawasan Eropa dan Amerika Serikat ini.
Dalam aksi tersebut, para pendemo juga menggelar aksi karaokean (dangdut), dimana penyanyinya berasal dari para ibu-ibu yang bertempat tinggal di lingkungan sekitar.
"Aksi ini merupakan salah satu bentuk kekesalan warga, setelah ijazah asli rata-rata SMA puluhan buruh disita oleh perusahaan. Tak masuk akal, mereka beralasan sebagai jaminan, hingga statusnya sampai diangkat menjadi karyawan," jelas seorang pendemo, Susi, Kamis (7/2/2013).
Menurut Susi, lebih tak masuk akal lagi, karena dari 1.200 buruh yang ada, banyak karyawan yang dengan masa belasan tahun kerja masih berstatus kontrak.
Kebanyakan dari mereka mengaku, tak bisa berbuat apa-apa atas kebijakan menejemen tersebut, pasalnya banyak dari mereka yang mengakui butuh pekerjaan.
"Maka itu, kami meminta buruh kontrak diangkat menjadi karyawan tetap oleh pihak perusahaan, sehingga ijazah bisa dikembalikan ke pada yang bersangkutan," lanjut Susi.
Sementara Personalia PT Ramagloria Sakti Tekstil Eko Susanto, dalam dialogis dengan perwakilan pengunjukrasa belum bisa memenuhi tuntutan tersebut.
"Kami masih belum bisa penuhi tuntutan itu, karena kami masih menunggu keputusan dari pemilik perusahaan," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, para pendemo dan warga masih belum mau meninggalkan lokasi aksi. Mereka bersihkeras akan melakukan aksinya hingga tuntutan mereka dipenuhi perusahaan.
(rsa)