Simulasi bencana, stupa Borobudur ditutup tarpaulin
A
A
A
Sindonews.com - Stupa induk candi Borobudur kembali ditutup menggunakan mantel Tarpaulin. Upaya tersebut merupakan bagian dari persiapan simulasi tanggap bencana yang akan digelar oleh pihak Balai Konservasi dan PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Jumat 7 Februari 2013 mendatang.
Kepala Seksi (Kasi) Layanan Konservasi, Balai Konservasi Borobudur, Iskandar M. Siregar mengatakan, pemasangan Tarpaulin dilakukan lebih dulu supaya lebih mudah dalam pelaksanaan simulasi nanti.
“Kita pasang yang stupa induk dulu, agar persiapan lebih mudah. Setelah itu, nanti baru kita pasang yang stupa-stupa teras,” katanya, Rabu (6/2/2013).
Proses pemasangan pada stupa induk, lanjut Siregar, harus melibatkan sedikitnya 15 orang. Sebab, Tarpaulin memiliki berat sekitar 700 kilogram. Sedangkan waktunya membutuhkan sekitar 12 jam.
Iskandar menambahkan, persiapan juga akan digelar pada Kamis (7 Februari 2013) dengan gladi bersih dan pemasangan tarpaulin pada 24 stupa teras di lantai 9 dan 16 stupa teras di lantai 10.
“Pada simulasi yang akan digelar pada Jumat (6/2/2013) nanti, akan melibatkan sekitar 350 orang dari semua elemen seperti pengunjung, masyarakat, aparat kepolisian dan tentara,” paparnya.
Sebelumnya, 44 stupa yang dibungkus tarpaulin adalah satu stupa induk berdiameter 16 meter dengan tinggi sekitar delapan meter. Pemasangan pembungkus dengan nama tarpaulin ini, menelan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Perubahan (APBN) 2012 sebesar Rp239 jutaan.
Tarpaulin atau alat pembungkus berwarna abu-abu, tersebut dipesan melalui pihak ketiga yaitu Pusat Tenda Yogya, yang beralamat di Bantul.
Sementara, bahan pembungkus stupa tersebut adalah polyster dengan ketebalan antara 0,4-0,5 milimeter dan berat 410-780 gram per meter persegi.
Bahan tersebut bersifat tahan air, fleksible , kuat tarik dan kuat sobek yang sangat baik. Termasuk kuat untuk menahan abu merapi yang memiliki kadar asam tinggi.
Kepala Seksi (Kasi) Layanan Konservasi, Balai Konservasi Borobudur, Iskandar M. Siregar mengatakan, pemasangan Tarpaulin dilakukan lebih dulu supaya lebih mudah dalam pelaksanaan simulasi nanti.
“Kita pasang yang stupa induk dulu, agar persiapan lebih mudah. Setelah itu, nanti baru kita pasang yang stupa-stupa teras,” katanya, Rabu (6/2/2013).
Proses pemasangan pada stupa induk, lanjut Siregar, harus melibatkan sedikitnya 15 orang. Sebab, Tarpaulin memiliki berat sekitar 700 kilogram. Sedangkan waktunya membutuhkan sekitar 12 jam.
Iskandar menambahkan, persiapan juga akan digelar pada Kamis (7 Februari 2013) dengan gladi bersih dan pemasangan tarpaulin pada 24 stupa teras di lantai 9 dan 16 stupa teras di lantai 10.
“Pada simulasi yang akan digelar pada Jumat (6/2/2013) nanti, akan melibatkan sekitar 350 orang dari semua elemen seperti pengunjung, masyarakat, aparat kepolisian dan tentara,” paparnya.
Sebelumnya, 44 stupa yang dibungkus tarpaulin adalah satu stupa induk berdiameter 16 meter dengan tinggi sekitar delapan meter. Pemasangan pembungkus dengan nama tarpaulin ini, menelan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Perubahan (APBN) 2012 sebesar Rp239 jutaan.
Tarpaulin atau alat pembungkus berwarna abu-abu, tersebut dipesan melalui pihak ketiga yaitu Pusat Tenda Yogya, yang beralamat di Bantul.
Sementara, bahan pembungkus stupa tersebut adalah polyster dengan ketebalan antara 0,4-0,5 milimeter dan berat 410-780 gram per meter persegi.
Bahan tersebut bersifat tahan air, fleksible , kuat tarik dan kuat sobek yang sangat baik. Termasuk kuat untuk menahan abu merapi yang memiliki kadar asam tinggi.
(ysw)