Kabupaten Muba kekurangan dokter spesialis
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mengakui kalau sedang kekurangan tenaga dokter spesialis. Untuk menutupi kekurangan ini, Pemkab mendatangkan dokter dari RSUD Jambi.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), M Madali menuturkan jika pihaknya masih mencari dokter spesialis. Saat ini di RSUD Bayung Lencir dan Sungai Lilin kekurangan dokter spesialis.
Karena kurangnya tenaga medis, kedua rumah sakit tersebut kesulitan meningkatkan pelayanan.
"Paling tidak dibutuhkan lebih dari empat dokter spesialis yakni spesialis anak, kebidanan, penyakit dalam dan bedah," tegas Madali di kantornya, Senin (4/2/2013).
Sementara ini, lanjutnya, kedua rumah sakit tersebut menggunakan jasa dokter spesialis yang sifat tertentu dan paruh waktu.
"Itupun didatangkan dari rumah sakit di Jambi, dan hanya seminggu sekali praktek,” terangnya.
Menurut Madali, kendala yang dihadapi dokter spesialis untuk bekerja di kedua rumah sakit di Muba itu karena masih minimnya tunjangan bagi para dokter itu.
Yakni hanya berkisar Rp15-20 juta, yang dirasakan kecil. Dengan begitu dokterbanyak tidak berminat.
“Tawaran untuk dokter spesialis sudah kita umumkan, melalui internet dan media massa namun peminatnya tidak ada karena tunjangannya kecil, yakni Rp15-20 juta,” jelasnya.
Kondisi seperti ini kian menyulitkan Pemda sehingga mencari jalan dengan menyekolahkan dokter-dokter muda untuk mengambil gelar spesialis.
Sedikitnya jelas Madali ada 10 dokter muda yang disekolahkan untuk mendapatkan dokter spesialis dengan syarat ikatan dinas. Adapun spesialis yang diambil yakni dokter spesialis mata, anestesi, bedah, dan penyakit dalam.
Dengan program itu,dokter yang merupakan warga setempat atau bersedia ditempatkan bekerja di RSUD di Muba wajib mengabdi minimal 5 tahun. Jika tidak maka dokter tersebut harus mengganti biaya sekolah yang selama ini telah diberikan.
“Program sekolah dokter menjadi spesialis sudah mulai kita lakukan 2010 lalu. Sehingga begitu mereka lulus langsung ditempatkan di rumah sakit di Muba,” paparnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), M Madali menuturkan jika pihaknya masih mencari dokter spesialis. Saat ini di RSUD Bayung Lencir dan Sungai Lilin kekurangan dokter spesialis.
Karena kurangnya tenaga medis, kedua rumah sakit tersebut kesulitan meningkatkan pelayanan.
"Paling tidak dibutuhkan lebih dari empat dokter spesialis yakni spesialis anak, kebidanan, penyakit dalam dan bedah," tegas Madali di kantornya, Senin (4/2/2013).
Sementara ini, lanjutnya, kedua rumah sakit tersebut menggunakan jasa dokter spesialis yang sifat tertentu dan paruh waktu.
"Itupun didatangkan dari rumah sakit di Jambi, dan hanya seminggu sekali praktek,” terangnya.
Menurut Madali, kendala yang dihadapi dokter spesialis untuk bekerja di kedua rumah sakit di Muba itu karena masih minimnya tunjangan bagi para dokter itu.
Yakni hanya berkisar Rp15-20 juta, yang dirasakan kecil. Dengan begitu dokterbanyak tidak berminat.
“Tawaran untuk dokter spesialis sudah kita umumkan, melalui internet dan media massa namun peminatnya tidak ada karena tunjangannya kecil, yakni Rp15-20 juta,” jelasnya.
Kondisi seperti ini kian menyulitkan Pemda sehingga mencari jalan dengan menyekolahkan dokter-dokter muda untuk mengambil gelar spesialis.
Sedikitnya jelas Madali ada 10 dokter muda yang disekolahkan untuk mendapatkan dokter spesialis dengan syarat ikatan dinas. Adapun spesialis yang diambil yakni dokter spesialis mata, anestesi, bedah, dan penyakit dalam.
Dengan program itu,dokter yang merupakan warga setempat atau bersedia ditempatkan bekerja di RSUD di Muba wajib mengabdi minimal 5 tahun. Jika tidak maka dokter tersebut harus mengganti biaya sekolah yang selama ini telah diberikan.
“Program sekolah dokter menjadi spesialis sudah mulai kita lakukan 2010 lalu. Sehingga begitu mereka lulus langsung ditempatkan di rumah sakit di Muba,” paparnya.
(ysw)