Pasca banjir, sampah di Bekasi naik 50 ton sehari
A
A
A
Sindonews.com - Banjir besar yang melanda kawasan Bekasi beberapa hari lalu, mengakibatkan produksi sampah di kota industri ini meningkat hingga 50 ton sehari. Seluruh sampah-sampah itu datang dari aliran Kali Bekasi dan meluap ke dataran.
Dalam waktu sepekan, Kota Bekasi menerima tampungan sampah sebesar 1.550 ton dalam sehari. Biasanya, volume sampah penduduk Kota Bekasi normalnya hanya sebanyak 1.400 ton dalam seharinya.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi Junaedi mengatakan, sampah yang datang bukan berasal dari sampah rumahan. Melainkan dari aliran Kali Bekasi. Sampah yang menyumbat bendungan juga ditarik untuk dibuang ke TPA Sumur Batu. ”Selain yang ada di bendungan, sampah-sampah juga ikut tercecer ke lingkungan warga,” paparnya, di Bekasi, Rabu (23/1/2013).
Dia menambahkan, belum diketahui penyebab banyaknya tumpukan sampah di bantaran Kali Bekasi. Apakah mengalir dari aliran Kali Cikeas atau memang dari warga Kota Bekasi sendiri. ”Kami masih mencari tahu sumber-sumber sampah yang terbawa arus Kali Bekasi,” imbuhnya.
Untuk mengatasi pembuangan seluruh sampah tersebut, pihaknya sudah mengerahkan sebanyak 112 unit kendaraan truk angkutan sampah. Hanya saja, realiasasinya tinggal 96 unit kendaraan yang masih beroperasi. ”Kondisi truk hanya 96-an yang bisa beroperasi. Sisanya dalam kondisi rusak,” jelasnya.
Junaedi menambahkan, volume sampah akan terus bertambah jika seluruh kawasan banjir sudah mulai surut. Pasalnya, sampai sekarang hanya sebagian saja daerah yang sudah mulai pulih setelah terendam banjir.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, ada tiga kecamatan yang paling parah dilanda banjir. Ketiga kecamatan tersebut adalah Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Pondok Gede.
Penyebabnya adalah ketiga daerah ini merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Belum selesainya pembangunan siphon (saluran air di dalam kali) yang berada di Kali Bekasi juga membuat air tidak bisa mengalir secara sempurna.
”Air di Kali Bekasi penuh, pompa sudah berfungsi, dan siphon juga penuh. Lantas airnya penuh,” kata pria yang akrab sapa Pepen ini.
Dalam waktu sepekan, Kota Bekasi menerima tampungan sampah sebesar 1.550 ton dalam sehari. Biasanya, volume sampah penduduk Kota Bekasi normalnya hanya sebanyak 1.400 ton dalam seharinya.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi Junaedi mengatakan, sampah yang datang bukan berasal dari sampah rumahan. Melainkan dari aliran Kali Bekasi. Sampah yang menyumbat bendungan juga ditarik untuk dibuang ke TPA Sumur Batu. ”Selain yang ada di bendungan, sampah-sampah juga ikut tercecer ke lingkungan warga,” paparnya, di Bekasi, Rabu (23/1/2013).
Dia menambahkan, belum diketahui penyebab banyaknya tumpukan sampah di bantaran Kali Bekasi. Apakah mengalir dari aliran Kali Cikeas atau memang dari warga Kota Bekasi sendiri. ”Kami masih mencari tahu sumber-sumber sampah yang terbawa arus Kali Bekasi,” imbuhnya.
Untuk mengatasi pembuangan seluruh sampah tersebut, pihaknya sudah mengerahkan sebanyak 112 unit kendaraan truk angkutan sampah. Hanya saja, realiasasinya tinggal 96 unit kendaraan yang masih beroperasi. ”Kondisi truk hanya 96-an yang bisa beroperasi. Sisanya dalam kondisi rusak,” jelasnya.
Junaedi menambahkan, volume sampah akan terus bertambah jika seluruh kawasan banjir sudah mulai surut. Pasalnya, sampai sekarang hanya sebagian saja daerah yang sudah mulai pulih setelah terendam banjir.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, ada tiga kecamatan yang paling parah dilanda banjir. Ketiga kecamatan tersebut adalah Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Pondok Gede.
Penyebabnya adalah ketiga daerah ini merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Belum selesainya pembangunan siphon (saluran air di dalam kali) yang berada di Kali Bekasi juga membuat air tidak bisa mengalir secara sempurna.
”Air di Kali Bekasi penuh, pompa sudah berfungsi, dan siphon juga penuh. Lantas airnya penuh,” kata pria yang akrab sapa Pepen ini.
(san)