Miris, sekeluarga derita gangguan jiwa

Sabtu, 05 Januari 2013 - 18:39 WIB
Miris, sekeluarga derita gangguan jiwa
Miris, sekeluarga derita gangguan jiwa
A A A
Sindonews.com - Semua manusia ingin hidup dan lahir secara normal. Tapi ketika yang terjadi adalah sebaliknya, maka manusia hanya bisa menerima setiap anugerah, termasuk mempunyai keturunan yang mengalami gangguan jiwa sekalipun.

Hal itulah yang dialami ketiga anak dari Daimah, (58), warga Jalan Wates RT 01 RW 01 Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal.
Ya, saat ditemui di rumah dengan bangunan sederhana, Daimah terlihat sayu. Ia tinggal bersama 7 anaknya.

Mereka menjalani hidup penuh kesederhanaan dan keterbatasan. Suami Daimah, Surip, tidak lagi bisa menghidupi keluarga, setelah meninggal dunia tiga tahun silam. Kondisi demikian membuat Daimah harus mengurus anak-anaknya sendirian. Ia sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
"Saya mencari nafkah dengan berdagang air ledeng (PDAM) di sekitar Debong Kidul. Dalam sehari, penghasilan cuma bisa memberi makan anak-anak," ujarnya jujur ketika ditemui di rumahnya.

Dengan kondisi semacam itu, Daimah mengaku tidak patah semangat untuk mengurus buah hatinya. Namun demikian, dia merasa sedih lantaran tiga dari tujuh anaknya mengalami gangguan jiwa. Masing-masing Jaenuri(23), anak kedua; Tuti Harsih(20), putri keempat; dan Miftakhudin (15), anak ke-5.

Menurutnya, sejak dilahirkan, ketiga anaknya tidak mengalami keanehan atau kelainan. Perubahan jiwa atau mental, terlihat sejak tiga tahun lalu.

Ia mengungkapkan, mungkin karena ditinggalkan bapaknya, anak-anak menjadi bingung dan stres. Hingga pada akhirnya mereka berperilaku aneh, atau tidak seperti anak-anak seusianya.

"Saya tidak tahu apa penyakit yang diderita ketiga anak saya. Mungkin ini dipengaruhi faktor keturunan. Sebab, bapak mereka mengalami hal sama sebelum meninggal. Menurut cerita saudara, waktu mengandung almarhum bapak, ibu atau nenek anak-anak ngidam telur busuk. Sehingga keturunannya pun tidak ada yang jadi," urai dia.

Disinggung keempat anak lainnya, Daimah menerangkan kondisinya normal. Mereka sudah bekerja, ada yang di ibukota, dan ada juga di Kota Tegal. Dia mengaku sebenarnya ingin mengobati ketiga anaknya yang menderita gangguan jiwa. Lantaran keterbatasan ekonomi, hal itu urung dilakukan.
Upaya yang dilakukan sementara yakni dengan pengobatan melalui Ruqyah yakni pengobatan dengan media bacaan Alquran untuk pengobatan syar’i guna melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Namun sampai detik ini belum ada tanda-tanda kesembuhan.

"Gangguan jiwa yang dialami ketiga anak saya, mungkin belum begitu parah. Mereka masih bisa diajak komunikasi dan kadang-kadang nyambung," terangnya.

Kondisi memprihatinkan keluarga Daimah, terdengar oleh Ketua Petugas Sosial Masyarakat (PSM) Kota Tegal, Rosalina. Tanpa menungu lama, Rosalina segera meluncur ke kediaman janda beranak tujuh tersebut.
Sesampainya di lokasi, Rosalina nampak prihatin dan secara pribadi memberikan bantuan pada Daimah, dan tiga anaknya tersebut.

"Kami akan upayakan agar ketiga anak Daimah memperoleh pengobatan medis. Setidaknya diperiksakan pada ahlinya. Sehingga diketahui penyebab mereka menderita gangguan jiwa," paparnya.

Untuk mendapatkan perawatan, ketiga anak ini harus dibawa ke rumah sakit, yang bakal menanganinya. Karena itu perlu persetujuan pihak keluarga, terutama ibunya.

"Kami sudah mengkomunikasikan dan orang tua setuju, bila ketiga anaknya harus dirawat di rumah sakit. Maka akan secepatnya kami upayakan, supaya dapat ditangani. Mengenai akan dibawa ke Magelang atau Semarang, belum bisa dipastikan. Sebab harus menunggu hasil home visit RSUD Kardinah," pungkas Rosalina.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3841 seconds (0.1#10.140)