Setahun, 30 kasus gizi buruk terjadi di Bone

Kamis, 03 Januari 2013 - 16:17 WIB
Setahun, 30 kasus gizi buruk terjadi di Bone
Setahun, 30 kasus gizi buruk terjadi di Bone
A A A
Sindonews.com - Angka penderita gizi buruk selama tahun 2012 mencapai 30 kasus di Kabupaten Bone. Dua diantaranya meninggal dunia, delapan yang disembuhkan, dan 20 masih dalam perawatan dan pengawasan oleh Dinas Kabupaten Bone.

Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Kesejahteraan Keluarga Dinas Kabupaten Bone Dr Eko Nugroho, yang menyebutkan angka kasus gizi buruk ini di Bone sejak tahun 2011, kasus gizi buruk mengalami peningkatan diatas 30-an kasus.

Masalah yang ditimbulkan yakni kurangnya asupan gizi pada anak dibawah bayi lima tahun (balita) baik dari pola asupan gizi maupun dari perilaku dan kemiskinan bagi anggota keluarganya.

Masalah yang lain juga terjadi karena adanya kecenderungan masyarakat Kabupaten Bone tentang kesadaran mendatangi puskesdes, posyandu maupun puskesmas setempat. Berdasarkan hasil catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tingkat pemeriksaan anak yang ke Posyandu hanya sekira 60 persen.

"Ini barometer kami terhadap kurangnya kesadaran orang tua memeriksakan anaknya diposyandu. Hingga wajarlah jika ditemukan gizi buruk dan tidak terdeteksi oleh petugas kami dilapangan," kata Dr Eko, di ruang kerjanya, Kamis, (3/1/2013).

Kendati demikian, pihak dinas kesehatan berupaya melakukan kampanye keluarga sadar gizi (Kadarsi) di 27 Kecamatan Kabupaten Bone, namun masih banyak yang belum tersentuh di masyarakat meski upaya penyuluhan dan pemeriksaan dan gratis dilakukan sebagaimana program kesehatan gratis yang berjalan.

Menyoal dengan ditemukannya penderita busung lapar asal Desa Massenreng Pulu, Kecamatan Lamuru, Resky, yang kini terbaring di rumah sakit, Dr Eko menilai itu penyakit karena kurang asupan gizi. Beberapa variabel yang terjadi karena kurangnya asupan gizi baik pola makanan, kemiskinan dan orang tuanya yang kini sudah meninggal dunia.

Terlebih-lebih anak tersebut sudah berumur tujuh tahun dan bukan bayi di bawah lima tahun sebagaimana dikatakan anak yang gizi buruk.

"Tindakan kami kalau Resky sudah keluar dari rumah sakit, petugas kami di lapangan akan melakukan perawatan berkala, dengan memberikan asupan gizi yang lebih baik," jelasnya.

Sementara itu, legislator Sulsel Ajiep Padindang mengaku prihatin terhadap kondisi Resky yang kian parah. Peran pemerintah Kabupaten Bone terhadap kampanye gizi seharusnya dilakukan di pelosok desa Kabupaten Bone agar kasus gizi buruk bisa tertanggulangi.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5723 seconds (0.1#10.140)