Konflik Sampang, kultur dendam harus diputus
Senin, 27 Agustus 2012 - 11:59 WIB

Konflik Sampang, kultur dendam harus diputus
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai, tragedi bentrokan di Kabupaten Sampang Jawa Timur bisa dihentikan dengan memutus budaya dendam di masyarakatnya. Karena kasus pembunuhan tentunya tidak akan selesai hingga ke anak cucu.
"Solusi yang paling tepat adalah memutus mata rantai dendam. Karena saya lihat di sana kalau sudah membunuh pasti akan ada saling dendam anak-anaknya sehingga tidak pernah selesai," kata di Kantor Gubernur Jawa Tmur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin (27/8/2012).
Ia juga mengatakan, kultur masyarakat di Kabupaten Sampang ini memang sangat keras. Dia menuturkan, pernah suatu ketika ada kasus maling sepeda motor dan pelakunya langsung dibakar oleh warga. "Saya diberitahu oleh aparat maling sepeda motor saja pernah dibakar oleh massa," tuturnya.
Di negara Pancasila ini, lanjutnya, negara harus memberikan rasa adil terhadap kaum minoritas. Namun, posisi adil ini harus sesuai dengan kultur wilyah setempat. Tentunya, adil di Sampang tidak sama dengan adil di Surabaya.
"Saya tadi baru saja ditelepon presiden (SBY) agar melakukan langkah-langkah komprehensif untuk hari ini dan ke depan. Termasuk melakukan pendekatan persuasif serta penegakkan peraturan perundangan. Kalau itu memang kriminal harus ditegakkan misalnya kasus pembunuhan," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur ini.
Namun demikian. dirinya mengaku tidak bisa masuk ranah agama. Sebab untuk persoalan ini domain dari Menteri Agama. "Saat ini kami sedang memikirkan bagaimana agar kaum minoritas tersebut memang layak di tempat yang standar kemanusian," tukasnya.
"Solusi yang paling tepat adalah memutus mata rantai dendam. Karena saya lihat di sana kalau sudah membunuh pasti akan ada saling dendam anak-anaknya sehingga tidak pernah selesai," kata di Kantor Gubernur Jawa Tmur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin (27/8/2012).
Ia juga mengatakan, kultur masyarakat di Kabupaten Sampang ini memang sangat keras. Dia menuturkan, pernah suatu ketika ada kasus maling sepeda motor dan pelakunya langsung dibakar oleh warga. "Saya diberitahu oleh aparat maling sepeda motor saja pernah dibakar oleh massa," tuturnya.
Di negara Pancasila ini, lanjutnya, negara harus memberikan rasa adil terhadap kaum minoritas. Namun, posisi adil ini harus sesuai dengan kultur wilyah setempat. Tentunya, adil di Sampang tidak sama dengan adil di Surabaya.
"Saya tadi baru saja ditelepon presiden (SBY) agar melakukan langkah-langkah komprehensif untuk hari ini dan ke depan. Termasuk melakukan pendekatan persuasif serta penegakkan peraturan perundangan. Kalau itu memang kriminal harus ditegakkan misalnya kasus pembunuhan," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur ini.
Namun demikian. dirinya mengaku tidak bisa masuk ranah agama. Sebab untuk persoalan ini domain dari Menteri Agama. "Saat ini kami sedang memikirkan bagaimana agar kaum minoritas tersebut memang layak di tempat yang standar kemanusian," tukasnya.
(ysw)