Kapolres Sumenep akui salah tafsir

Kapolres Sumenep akui salah tafsir
A
A
A
Sindonews.com - Kapolres Sumenep AKBP Dirin mengakui adanya salah tafsir dalam kasus penolakan ijazah Madrasah Aliyah (MA) 2 Pondok Pesantren An-Nuqoyah Sumenep dalam rekruitmen bintara Polri 2012.
Dia meminta maaf kepada keluarga besar Ponpes An-Nuqoyah dan publik. Hal itu disampaikan AKBP Dirin saat menerima pengurus Ponpes Annuqoyah, di Aula Sutanto Polres setempat,kemarin.
”Secara kelembagaan, Polres Sumenep meminta maaf kepada Ponpes Annuqayah dan masyarakat umum berkaitan dengan salah tafsir atas ijazah MA 2 Annuqayah,” ujar Dirin menjelaskan, Selasa (24/7/2012).
Kapolres berharap agar peristiwa ini tidak akan terulang kembali di masa akan datang. Dirinya menjamin kedepan ijazah MA Ponpes Annuqayah bisa digunakan untuk mendaftar sebagai anggota Polri. Hanya saja,lanjut Kapolres Kasus tersebut, dipastikan tidak akan menggagalkan rekruitmen polisi yang sudah berlangsung.Dia menegaskan, kalau yang bersangkutan yakni Muh Azhari, santri MA 2 Ponpes Annuqoyah yang mendaftar calon Bintara Polri, tetap tidak boleh mengikuti penerimaan anggota Polri.
Alasannya, tahapan penerimaan calon anggota Bintara Polri, sudah berjalan dan tinggal menunggu hasil pengumumam untuk lolos ke tahap pendidikan.
”Untuk tahapan seleksi tes tidak bisa digagalkan, karena sudah mendekati pengumuman,” ungkapnya.
Sementara, pengurus harian Ponpes Annuqayah, Desa/ Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep,Moh Husnan A.Nafi, mengatakan,permintaan maaf yang telah disampaikan Kapolres Sumenep itu, merupakan pemenuhan tuntutan yang telah diajukan.
Cuma, dia mendesak, tidak hanya minta maaf secara lisan saja, namun harus dimuat di media massa agar diketahui dan dibaca oleh masyarakat umum.
”Kalau permintaan maaf sudah diekspose oleh media massa, maka pihak Ponpes Annuqayah menganggap ada itikat baik,” ucapnya.
Ribuan santri Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk, Sumenep, Selasa 17 Juli lalu menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sumenep. Aksi ini sebagai bentuk protes atas ditolaknya pendaftaran M Azhari, alumni Madrasah Aliyah (MA) 2 Annuqayah dalam rekrutmen calon bintara Brimob dan Dalmas Polri.Alasan penolakan ijazah tidak diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam aksi tersebut sempat terjadi bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa.Akibat sejumlah santri dan polisi sempat terluka. M Azhari mendaftar secara online pada 11 Juni 2012, sebagai calon anggota Brigadir Brimob dan Dalmas.Pada 17 Juni lalu,Azhari dinyatakan tidak lulus administrasi, dengan alasan ijazah MA 2 Annuqayah tidak diakui oleh Kemendikbud.
Dia meminta maaf kepada keluarga besar Ponpes An-Nuqoyah dan publik. Hal itu disampaikan AKBP Dirin saat menerima pengurus Ponpes Annuqoyah, di Aula Sutanto Polres setempat,kemarin.
”Secara kelembagaan, Polres Sumenep meminta maaf kepada Ponpes Annuqayah dan masyarakat umum berkaitan dengan salah tafsir atas ijazah MA 2 Annuqayah,” ujar Dirin menjelaskan, Selasa (24/7/2012).
Kapolres berharap agar peristiwa ini tidak akan terulang kembali di masa akan datang. Dirinya menjamin kedepan ijazah MA Ponpes Annuqayah bisa digunakan untuk mendaftar sebagai anggota Polri. Hanya saja,lanjut Kapolres Kasus tersebut, dipastikan tidak akan menggagalkan rekruitmen polisi yang sudah berlangsung.Dia menegaskan, kalau yang bersangkutan yakni Muh Azhari, santri MA 2 Ponpes Annuqoyah yang mendaftar calon Bintara Polri, tetap tidak boleh mengikuti penerimaan anggota Polri.
Alasannya, tahapan penerimaan calon anggota Bintara Polri, sudah berjalan dan tinggal menunggu hasil pengumumam untuk lolos ke tahap pendidikan.
”Untuk tahapan seleksi tes tidak bisa digagalkan, karena sudah mendekati pengumuman,” ungkapnya.
Sementara, pengurus harian Ponpes Annuqayah, Desa/ Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep,Moh Husnan A.Nafi, mengatakan,permintaan maaf yang telah disampaikan Kapolres Sumenep itu, merupakan pemenuhan tuntutan yang telah diajukan.
Cuma, dia mendesak, tidak hanya minta maaf secara lisan saja, namun harus dimuat di media massa agar diketahui dan dibaca oleh masyarakat umum.
”Kalau permintaan maaf sudah diekspose oleh media massa, maka pihak Ponpes Annuqayah menganggap ada itikat baik,” ucapnya.
Ribuan santri Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk, Sumenep, Selasa 17 Juli lalu menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sumenep. Aksi ini sebagai bentuk protes atas ditolaknya pendaftaran M Azhari, alumni Madrasah Aliyah (MA) 2 Annuqayah dalam rekrutmen calon bintara Brimob dan Dalmas Polri.Alasan penolakan ijazah tidak diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam aksi tersebut sempat terjadi bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa.Akibat sejumlah santri dan polisi sempat terluka. M Azhari mendaftar secara online pada 11 Juni 2012, sebagai calon anggota Brigadir Brimob dan Dalmas.Pada 17 Juni lalu,Azhari dinyatakan tidak lulus administrasi, dengan alasan ijazah MA 2 Annuqayah tidak diakui oleh Kemendikbud.
(azh)