Tahun ini, ribuan orang tewas di jalanan

Selasa, 03 Juli 2012 - 19:51 WIB
Tahun ini, ribuan orang tewas di jalanan
Tahun ini, ribuan orang tewas di jalanan
A A A
Sindonews.com - Ribuan orang meninggal dunia di jalanan Jawa Tengah pada semester awal tahun ini. Walaupun Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah mengklaim jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di semester awal tahun ini menurun di banding tahun lalu.

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Naufal Yahya mengatakan berdasarkan data pihaknya, korban meninggal dunia akibat laka lantas berjumlah 1.829 jiwa. Jumlah itu terhitung dari Januari-Juni tahun ini.

"Korban jiwa tahun lalu mencapai 4.482, jika di bagi per semester, maka jumlahnya mencapai 2.241 korban jiwa, sekarang data semester awal tahun ini, korban jiwa tidak mencapai angka setinggi itu," Naufal ketika ditemui di kantornya, Selasa (3/7/2012).

Data itu, menurut Naufal, menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah korban meninggal dunia akibat laka lantas di jalanan Jawa Tengah.

"Di banding tahun lalu memang menurun, namun memang belum signifikan," tambahnya.

Ribuan korban jiwa itu terhitung dari jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 10.289 kejadian. Selain korban meninggal, juga tercatat sebanyak 1.581 orang luka berat dan 12.990 luka ringan akibat laka lantas.

"Jenis laka lantas yang dominan masih tabrak depan dan tabrak belakang, sementara penyebab utamanya hampir 45 persen adalah sepeda motor," ungkapnya.

Dari data yang dilansir itu, jumlah korban meninggal dunia paling banyak didominasi oleh pejalan kaki. Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo, menegaskan bahwa tahun ini jumlah korban meninggal dunia akibat laka lantas harus turun.

"Yang meninggal jumlahnya masih ribuan dalam setengah tahun, dan paling banyak adalah pejalan kaki, untuk sepeda motor juga laka lantasnya cukup tinggi, di beberapa daerah sepeda motor sudah seperti angkutan umum, dinaiki sampe empat lima orang," ungkapnya saat melansir data laka lantas akhir bulan lalu.

Terkait hak pejalan kaki, Naufal mengakui masih ada beberapa kebijakan yang belum memihak kepada mereka.

"Misalnya kondisi trotoar, atau kebijakan belok kiri jalan terus di beberapa traffic light," paparnya.

Kondisi itu, lanjut Naufal, mengindikasikan bahwa pedestrian belum mendapat tempat yang layak di jalanan.

"Padahal, perlu dipahami, jalanan bukan hanya milik pengendara, pejalan kaki punya hak di situ, secepatnya kami koordinasi dengan pihak terkait untuk merubah beberapa kebijakan lalu lintas yang dianggap tidak efisien," tegasnya.

Selain beberapa hal yang dipapar itu, kejadian menonjol lainnya disebabkan karena overloading muatan kendaraan.

Terpisah, pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengakui hak pejalan kaki masih diabaikan pemerintah.

"UU No 22 tahun 1999, pejalan kaki harus diberikan selayaknya pengendara motor, tapi kenyataannya belum, kebijakan belok kiri jalan langsung di traffic light memang harus dihilangkan, karena membahayakan pejalan kaki khususnya penyebrang jalan," tutupnya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0297 seconds (0.1#10.140)