Mahasiswa asal Papua gelar aksi di Surabaya
Mahasiswa asal Papua gelar aksi di Surabaya
A
A
A
Sindonews.com - Menyikapi aksi kekerasan di Papua, puluhan Mahasiswa Papua di Jawa Timur menggelar aksi solidaritas di depan Gedung Grahadi, Surabaya.
Puluhan mahasiswa asal Papua ini memulai aksi dengan menggelar longmarch dari Jalan Pandegiling. Sambil membentangkan poster dan spanduk berisi kecaman terhadap penembakan yang dilakukan orang tak dikenal.
"Penembakan dan kekerasan selalu terjadi. Seolah-olah darah tertumpah tak pernah selesei di tanah Papua," kata Ones Madai, Juru Bicara aksi di depan gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (21/6/2012).
Massa juga mengecam, keluarnya instruksi Presiden RI hanya yang terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan kekerasan di Papua yang dilakukan oleh aparat. Presiden SBY justru mendorong aparat untuk melakukan kekerasan. Terlebih lagi, upaya untuk mengkambinghitamkan rakyat Papua.
"Pernyataan DPR RI Komisi I terkait kekerasan dilakukan di Papua dilakukan oleh rakyat sipil bersenjata, sesungguhnya hanyalah pengkambinghitamkan rakyat tanpa bukti yang jelas," ujarnya.
Pernyataan Kapolri terkait penembakan yang dilakukan oleh rakyat sipil bersenjata sudah menemui titik terang dinilai hanya kebohongan publik semata. Menurut Ones, Kapolri menunjukkan kebobrokan dengan menstigmatisasi rakyat Papua.
Massa juga memprotes pemerintah yang menutup akses informasi dari pihak luar. Hal ini Terbukti dengan pelarangan wartawan media asing di Papua.
"Negara harus membuka ruang masuknya wartawan international dan pembela HAM international untuk dilakukan advokasi secara menyeluruh," tandasnya.
Aksi puluhan mahasiswa ini membuat arus lalulintas di depan gedung Grahadi tersendat. Sejumlah aparat kepolisian disiagakan menjaga jalannya aksi itu.(azh)
Puluhan mahasiswa asal Papua ini memulai aksi dengan menggelar longmarch dari Jalan Pandegiling. Sambil membentangkan poster dan spanduk berisi kecaman terhadap penembakan yang dilakukan orang tak dikenal.
"Penembakan dan kekerasan selalu terjadi. Seolah-olah darah tertumpah tak pernah selesei di tanah Papua," kata Ones Madai, Juru Bicara aksi di depan gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (21/6/2012).
Massa juga mengecam, keluarnya instruksi Presiden RI hanya yang terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan kekerasan di Papua yang dilakukan oleh aparat. Presiden SBY justru mendorong aparat untuk melakukan kekerasan. Terlebih lagi, upaya untuk mengkambinghitamkan rakyat Papua.
"Pernyataan DPR RI Komisi I terkait kekerasan dilakukan di Papua dilakukan oleh rakyat sipil bersenjata, sesungguhnya hanyalah pengkambinghitamkan rakyat tanpa bukti yang jelas," ujarnya.
Pernyataan Kapolri terkait penembakan yang dilakukan oleh rakyat sipil bersenjata sudah menemui titik terang dinilai hanya kebohongan publik semata. Menurut Ones, Kapolri menunjukkan kebobrokan dengan menstigmatisasi rakyat Papua.
Massa juga memprotes pemerintah yang menutup akses informasi dari pihak luar. Hal ini Terbukti dengan pelarangan wartawan media asing di Papua.
"Negara harus membuka ruang masuknya wartawan international dan pembela HAM international untuk dilakukan advokasi secara menyeluruh," tandasnya.
Aksi puluhan mahasiswa ini membuat arus lalulintas di depan gedung Grahadi tersendat. Sejumlah aparat kepolisian disiagakan menjaga jalannya aksi itu.(azh)
()
Explore More