Petani di Bulukumba kekurangan pupuk urea
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah petani sawah di daerah ini mulai kesulitan memperoleh pupuk jenis urea khususnya di beberapa Kecamatan di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kesulitan yang paling dirasakan yakni petani dari Kecamatan Gantarang. Bahkan, petani harus menunda waktu pemupukan.
Salah seorang petani Gantarang Haeruddin mengungkapkan di sejumlah petani desa di kecamatan Gantarang sulit mendapatkan pupuk sejak beberapa pekan terakhir.
Kalaupun diperoleh, namun harganya tidak mengacu pada standar yang ditetap pemerintah.
"Pupuk di tingkat pengecer bervariasi dan tidak mengacu standar pemerintah lagi. Padahal, idealnya harus sesuai dengan Harga Eceran tertinggi (HET) yang ada," ucap Haeruddin, Minggu (17/6/2012).
Dia menyebutkan, terjadinya kelangkaan dan mahalnya harga pupuk di beberapa desa di Gantarang, maka Dinas Pertanian dan Penyuluh Pertanian diminta segera menyikapi masalah ini. Alasannya, karena merugikan petani sawah sehingga perlu ada pengawasan segera dari SKPD yang menangani.
"Kami berharap SKPD terkait segera turun dipengecer. Jangan sampai terjadi penimbunan pupuk. Apalagi, sekarang kan memasuki musim tanam sehingga besar kemungkinan terjadi," ujar Haeruddin.
Haeruddin menjelaskan kelangkaan pupuk urea di Gantarang memang sangat dirasakan petani disejumlah desa. Padahal Menteri Pertanian telah mengalokasikan subsidi pupuk urea bagi para petani di Indonesia.
"Kami menilai ada keganjilan pendistribusian pupuk urea ke petani di daerah ini. Ini harus segera disikapi dari dinas Pertanian. Jangan masalahnya sudah membesar baru mau diatasai. Tapi, mulai sekarang harus diwaspadai," tuturnya.
Kepala Seksi Metereologi dan Perlindungan Konsumen Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi (Diskopdagintamben) Bulukumba Hasanuddin Hamja mengaku pihaknya belum mendapat laporan tentang kelangkaan pupuk tersebut. Hanya saja, memang persoalan yang muncul di petani karena belum membayar pengambilan pupuk di kelompok tani sehingga dikatakan langka.
"Kemungkinan besar karena petani belum membayar ke kelompok sehingga pengecer belum memberikan pupuk sehingga dinilai langka," jelasnya.
Meski demikian, Hasanuddin mengungkapkan, persolan ini memang sering menyebabkan petani kesulitan memperoleh pupuk khususnya musim tanam dan membutuhkan pupuk, petani kesulitan memperoleh karena distributor tak akan memberikan kalau pupuk yang sebelumnya diambil kelompok tani belum dilunasi.
"Petani juga harus sadar dengan melunasi pupuk sebelumnya. Sebab, dipastikan pihak distributor tak akan mendrop pupuk ke kelompka tani pada musim tanam selanjutnya," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, awal Januari 2012 memang telah ditetapkan HET baru pupuk yang ditetapkan Bupati Bulukumba. HET baru yang berlaku di tingkat petani sebesar Rp90 ribu dari sebelumnya hanya Rp80 ribu. Sedang stok pupuk yang tersedia didua gudang di Bulukumba dalam posisi aman. Kedua gudang tersebut yakni petro kimia gresik stoknya mencapai 1.000 ton dan pupuk sriwijaya 900 ton.(azh)
Salah seorang petani Gantarang Haeruddin mengungkapkan di sejumlah petani desa di kecamatan Gantarang sulit mendapatkan pupuk sejak beberapa pekan terakhir.
Kalaupun diperoleh, namun harganya tidak mengacu pada standar yang ditetap pemerintah.
"Pupuk di tingkat pengecer bervariasi dan tidak mengacu standar pemerintah lagi. Padahal, idealnya harus sesuai dengan Harga Eceran tertinggi (HET) yang ada," ucap Haeruddin, Minggu (17/6/2012).
Dia menyebutkan, terjadinya kelangkaan dan mahalnya harga pupuk di beberapa desa di Gantarang, maka Dinas Pertanian dan Penyuluh Pertanian diminta segera menyikapi masalah ini. Alasannya, karena merugikan petani sawah sehingga perlu ada pengawasan segera dari SKPD yang menangani.
"Kami berharap SKPD terkait segera turun dipengecer. Jangan sampai terjadi penimbunan pupuk. Apalagi, sekarang kan memasuki musim tanam sehingga besar kemungkinan terjadi," ujar Haeruddin.
Haeruddin menjelaskan kelangkaan pupuk urea di Gantarang memang sangat dirasakan petani disejumlah desa. Padahal Menteri Pertanian telah mengalokasikan subsidi pupuk urea bagi para petani di Indonesia.
"Kami menilai ada keganjilan pendistribusian pupuk urea ke petani di daerah ini. Ini harus segera disikapi dari dinas Pertanian. Jangan masalahnya sudah membesar baru mau diatasai. Tapi, mulai sekarang harus diwaspadai," tuturnya.
Kepala Seksi Metereologi dan Perlindungan Konsumen Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi (Diskopdagintamben) Bulukumba Hasanuddin Hamja mengaku pihaknya belum mendapat laporan tentang kelangkaan pupuk tersebut. Hanya saja, memang persoalan yang muncul di petani karena belum membayar pengambilan pupuk di kelompok tani sehingga dikatakan langka.
"Kemungkinan besar karena petani belum membayar ke kelompok sehingga pengecer belum memberikan pupuk sehingga dinilai langka," jelasnya.
Meski demikian, Hasanuddin mengungkapkan, persolan ini memang sering menyebabkan petani kesulitan memperoleh pupuk khususnya musim tanam dan membutuhkan pupuk, petani kesulitan memperoleh karena distributor tak akan memberikan kalau pupuk yang sebelumnya diambil kelompok tani belum dilunasi.
"Petani juga harus sadar dengan melunasi pupuk sebelumnya. Sebab, dipastikan pihak distributor tak akan mendrop pupuk ke kelompka tani pada musim tanam selanjutnya," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, awal Januari 2012 memang telah ditetapkan HET baru pupuk yang ditetapkan Bupati Bulukumba. HET baru yang berlaku di tingkat petani sebesar Rp90 ribu dari sebelumnya hanya Rp80 ribu. Sedang stok pupuk yang tersedia didua gudang di Bulukumba dalam posisi aman. Kedua gudang tersebut yakni petro kimia gresik stoknya mencapai 1.000 ton dan pupuk sriwijaya 900 ton.(azh)
()