Novel dewasa di perpustakaan SD akan dievaluasi

Senin, 11 Juni 2012 - 14:30 WIB
Novel dewasa di perpustakaan SD akan dievaluasi
Novel dewasa di perpustakaan SD akan dievaluasi
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan tak tahu mengenai beredarnya novel dewasa di perpusatakaan Sekolah Dasar (SD) di Bandung. Walaupun pengadaan buku di perpustakaan tersebut melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) Wahyudin Zarkasyi mengaku tidak mengetahui soal adanya temuan novel "dewasa" di perpustakaan SD di Bandung yang pengadaannya disebut-sebut melalui DAK Provinsi Jabar.

Wahyudin menyebutkan, tidak ada DAK Pemprov Jabar. DAK merupakan dana dari pemerintah pusat yang langsung untuk kabupaten/kota.

"Pemprov enggak ada DAK. DAK di kabupaten/kota. Di kita enggak ada," kata Wahyudin, di Bandung, Senin (11/6/2012).

Disdik Jabar sendiri belum mengetahui di mana saja peredaran buku tersebut. Selain itu pihaknya juga belum mendapatkan dan belum mengetahui isi novel yang dimaksud.

"Buku kita enggak tahu ada di mana. Kita lagi cari," katanya.

Wahyudin menjelaskan, saat ini pihaknya tidak mengadakan novel untuk perpustakaan SD. Begitu juga tahun kemarin. "Enggak ada novel. Kalau sastra sunda memang iya," tukasnya.

Menurutnya, untuk pengadaan buku biasanya dibentuk dulu tim pengembangan kurikulum yang melibatkan pihak perguruan tinggi. Tim ahli ini akan meneliti cocok tidaknya suatu buku, misalnya untuk anak SD. Prosedur ini dilakukan provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Saat ditanya rencana perintah penarikan buku, dia berjanji akan melakukan pengcekan oleh tim pengembangan kurikulum untuk melakukan evaluasi.

"Kita evaluasi. Kita setuju ditarik, kan itu engga cocok buat anak. Tapi saya belum baca bukunya, nanti dicari," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, di Perpus SD Cempaka Arum Bandung ditemukan dua novel berjudul Tambelo Kembalinya Si Burung Camar dan Tidak Hilang Sebuah Nama.

Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Jabar Ahmad Taufan menyebutkan, dua novel tersebut banyak memuat kalimat porno dan kekerasan sehingga tidak layak dibaca oleh anak SD, bahkan SMA. Kata Ahmad, dua novel ini bagian dari hibah DAK Provinsi Jawa Barat.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5061 seconds (0.1#10.140)