Lagi, 15 tahanan Rudenim kabur

Senin, 04 Juni 2012 - 07:41 WIB
Lagi, 15 tahanan Rudenim kabur
Lagi, 15 tahanan Rudenim kabur
A A A
Sindonews.com - Tahanan imigran gelap di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya yang berada di Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, kembali melarikan diri.

Pagar tembok setinggi lima meter dan berkawat berduri bukan menjadi halangan. Para tahanan ini ternyata juga lihai menggali tanah untuk membuat terowongan yang tembus diluar pagar Rudenim. Ironisnya, aktifitas penggalian tanah ini tidak pernah diketahui petugas yang berjaga.

Seperti yang terjadi pada Minggu dinihari kemarin. Sebanyak 15 orang imigran asal berbagai negara di Timur Tengah kabur dari Rudenim dengan cara menjebol kloset di kamar mandi dan membuat terowongan. Para tahanan ini bahkan dengan leluasa meninggalkan Rudenim yang berdekatan dengan pemukiman warga. Kaburnya tahanan ini merupakan kejadian yang keempat kalinya selama tahun 2012.

"Mereka membuat gorong-gorong dari lubang WC (kloset) untuk melarikan diri," kata Iwan Rustiawan, Kepala Rudenim Surabaya menjelaskan, Minggu 3 Juni 2012.

Menurut Iwan, cara yang digunakan para imigran kabur yakni menjebol kloset, termasuk cara baru dan tidak disangka petugas. Pada kasus-kasus sebelumnya, para imigran kabur dengan cara memanjat tembok menggunakan kasur spon dan rangkaian kain sprei. Selain itu, para tahanan juga pernah menggali tanah dari ruangan yang tidak terpakai.

"Ini cara baru, mereka menjebol lubang kloset lalu membuat terowongan yang menembus tembok pagar," jelas Iwan.

Iwan menambahkan saat kejadian, memang tidak ada petugas dari kepolisian yang membantu penjagaan di Rudenim. Minimnya petugas Rudenim juga menyulitkan untuk melakukan pengawasan disetiap bagian ruangan.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Mashudi yang dihubungi terpisah mengungkapkan sinyalemen adanya sindikat yang membantu pelarian para imigran. Para imigran yang berada didalam Rudenim, dapat dengan mudah berkomunikasi dengan sindikat tersebut. Setelah menentukan waktu, para tahanan yang berhasil melarikan diri diangkut menuju suatu tempat.

"Kondisi tanah di Rudenim Bangil tergolong tanah gembur. Sehingga cukup mudah untuk digali. Selain itu, kami menduga ada sindikat yang membantu pelarian imigran," kata Mashudi.

Sejumlah warga yang berada disekitar Rudenim, seringkali melihat jika ada tahanan yang kabur. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak apalagi menangkap para tahanan tersebut.

Sebaliknya, mereka justru mendapat 'berkah' atas kaburnya tahanan tersebut. Karena keesokan harinya, para tahanan yang masih berada di Rudenim dengan sukarela membagi-bagikan pakaian dan makanan milik tahanan yang kabur kepada warga setempat.

"Kami sering melihat imigran yang lewat di perkampungan. Kami juga tidak berani menahan mereka, kecuali melaporkan kepada petugas," ujar seorang warga.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6596 seconds (0.1#10.140)