Cemari kali, warga segel pabrik batu hias
A
A
A
Sindonews.com - Warga Desa Bakalan, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, menyegel PT Golden Stone Indonesia (GSI). Warga menuding limbah pabrik produsen batu hias itu telah mencemari Kali Putih, yang dimanfaatkan warga sehari-hari.
Sebelum menyegel pabrik, warga yang berunjuk rasa membakar ban bekas dan kayu di depan pintu gerbang. Namun meski pihak Muspika Purwosari telah memfasilitasi pertemuan dengan manajemen pabrik, warga tetap merasa tak puas. Manajemen pabrik yang diwakili manajer HRD Ireng Sugiri tidak bisa memberikan keputusan terhadap tuntutan warga. Akibat aksi demo warga tersebut sempat membuat aktivitas pabrik terhenti.
Para karyawan yang sebagian besar berasal dari desa setempat juga turut mendukung aksi warga. Para karyawan ini juga menuntut pihak perusahaan untuk memperbaiki upah dan kesejahteraannya. Mashul, salah satu warga mengungkapkan, sejak pabrik berdiri empat tahun lalu, limbah produksinya membuat sungai tercemar. Cairan berwarna putih di sungai menyebabkan gatal pada kulit.
“Air sungai menjadi tercemar,berwarna putih. Warga yang setiap hari mandi disungai sering merasakan gatal-gatal di kulit,” ujar Mashul menjelaskan, Senin 28 Mei 2012.
Menurut dia, protes warga yang dilakukan berulangkali tidak pernah mendapatkan respons. Bahkan janji untuk membantu pengadaan air bersih dengan membuatkan sumur bor, tidak pernah ditepati. Camat Purwosari Eka Wara menyatakan,keluhan warga ini sebenarnya sudah disampaikan ke pihak manajemen pabrik.
Hanya saja, keluhan ini tidak pernah mendapatkan tanggapan serius. “Pihak manajemen berjanji menyampaikan tuntutan warga kepada pemilik pabrik. Tapi mereka tidak bisa menjanjikan kapan keputusan tersebut bisa terealisasi,” kata Camat Eka Wara.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Trijono menyatakan pihaknya sudah mengambil sample limbah pabrik dari sungai yang dikeluhkan warga untuk diuji di laboratorium.(azh)
Sebelum menyegel pabrik, warga yang berunjuk rasa membakar ban bekas dan kayu di depan pintu gerbang. Namun meski pihak Muspika Purwosari telah memfasilitasi pertemuan dengan manajemen pabrik, warga tetap merasa tak puas. Manajemen pabrik yang diwakili manajer HRD Ireng Sugiri tidak bisa memberikan keputusan terhadap tuntutan warga. Akibat aksi demo warga tersebut sempat membuat aktivitas pabrik terhenti.
Para karyawan yang sebagian besar berasal dari desa setempat juga turut mendukung aksi warga. Para karyawan ini juga menuntut pihak perusahaan untuk memperbaiki upah dan kesejahteraannya. Mashul, salah satu warga mengungkapkan, sejak pabrik berdiri empat tahun lalu, limbah produksinya membuat sungai tercemar. Cairan berwarna putih di sungai menyebabkan gatal pada kulit.
“Air sungai menjadi tercemar,berwarna putih. Warga yang setiap hari mandi disungai sering merasakan gatal-gatal di kulit,” ujar Mashul menjelaskan, Senin 28 Mei 2012.
Menurut dia, protes warga yang dilakukan berulangkali tidak pernah mendapatkan respons. Bahkan janji untuk membantu pengadaan air bersih dengan membuatkan sumur bor, tidak pernah ditepati. Camat Purwosari Eka Wara menyatakan,keluhan warga ini sebenarnya sudah disampaikan ke pihak manajemen pabrik.
Hanya saja, keluhan ini tidak pernah mendapatkan tanggapan serius. “Pihak manajemen berjanji menyampaikan tuntutan warga kepada pemilik pabrik. Tapi mereka tidak bisa menjanjikan kapan keputusan tersebut bisa terealisasi,” kata Camat Eka Wara.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Trijono menyatakan pihaknya sudah mengambil sample limbah pabrik dari sungai yang dikeluhkan warga untuk diuji di laboratorium.(azh)
()