Musim kemarau tiba, waspada kekeringan!

Minggu, 27 Mei 2012 - 03:06 WIB
Musim kemarau tiba, waspada kekeringan!
Musim kemarau tiba, waspada kekeringan!
A A A
Sindonews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mewaspadai musim kering yang diperkirakan bakal terjadi mulai Juni. Musim kemarau berpotensi menimbulkan bencana kekeringan, gagal panen, dan kebakaran pepohonan atau ilalang.

"Waspada bencana tidak melihat iklim. Pada saat musim penghujan kami selalu waspada banjir, air bah, dan bahaya longsor. Sedangkan di musim kemarau bencana kekeringan menjadi ancaman," tutur Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat, Maman Sulaeman menjelaskan, Sabtu (26/5/2012).

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi lintas sektoral dengan berbagai dinas seperti Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, Pemadam Kebakaran, dan dinas lainnya. Selain itu koordinasi dengan tingkat provinsi juga akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Akan ada rapat tentang perpanjangan masa siaga bencana dengan BPBD Provinsi Jawa Barat termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk merumuskan persiapan menghadapi kemarau," ucapnya.

Maman mengatakan KBB memiliki jatah sebanyak 100 ton beras di Bulog untuk mengatasi kerawanan pangan atau tanggap darurat bencana. Persedian tersebut bisa disalurkan melalui izin Bupati Bandung Barat.

Persediaan ini untuk mengatasi kerawanan pangan yang terjadi di musim kemarau akibat gagal panen mengingat keterbatasan sumber air untuk pertanian. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kawasan pertanian di Desa Mukapayung, Cililin, dimana tanggul irigasinya jebol sehingga pada musim kemarau bisa terjadi krisis air untuk area pertanian di kawasan ini.

"Desa Mukapayung tanggulnya jebol. Ini menjadi perhatian kami karena sawah dan sumur warga di desa itu bisa kering kalau tanggulnya belum juga diperbaiki," paparnya.

Sejak jebol diterjang banjir bandang pada 13 Februari 2012, Tanggul Cibitung I di Sungai Cikoneng, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin tidak bisa berfungsi. Akibatnya, ratusan hektare sawah tidak bisa ditanami kembali Juni ini. Ratusan sumur warga pun terancam mengalami kekeringan.

Kepala Desa Mukapayung, Apendi Supriyadi menerangkan hingga saat ini pasca tanggul irigasi itu 150 hektare area persawahan di wilayahnya berubah menjadi sawah tadah hujan.
Bukan hanya itu sekitar 2.000 keluarga di antaranya memiliki sumur di rumahnya yang bergantung pada kondisi air di Tanggul Cibitung I.

"Mereka adalah warga yang tinggal di Kampung Ciurip, Mukapayung, Citatah, Bobojong, Situliang, dan Tegalaja," sebutnya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6034 seconds (0.1#10.140)