Ibunda Hidayat Nur Wahid tutup usia
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga besar Hidayat Nur Wahid tengah berduka. Hj Siti Rahayu, ibunda mantan Ketua MPR RI tersebut, meninggal dunia karena sakit, pada Senin 21 Mei 2012 sekitar pukul 06.00 WIB.
Almarhumah tutup usia pada umur 76 tahun dengan meninggalkan tujuh anak dan 19 cucu. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka di Dukuh Kadipaten, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten sebelum dimakamkan pukul 13.00 WIB.
Agung Wahyono, putra almarhumah mengungkapkan, sang ibu sudah cukup lama menderita stroke hingga mengakibatkan lumpuh dan komplikasi penyakit diabetes dan mengalami gagal ginjal. Sejak Agustus 2011 harus menjalani cuci darah dua kali seminggu.
Selama 2012, Hj Siti telah delapan kali masuk RS.Terakhir dirawat sejak 2 Mei di RS dr Sardjito Yogyakarta. Dari keterangan dokter, harapan untuk pulih sudah menipis setelah mengalami stroke kelima. "Beliau sakit sejak 2004 pascapemilu," kata Agung di sela-sela prosesi pemakaman kemarin.
Meski demikian, 2005 lalu masih sempat ke Aceh menengok bekas kediaman adiknya yang menjadi korban tsunami. Putra pertamanya, Hidayat Nur Wahid, bersama keluarga baru datang pukul 11.30 WIB karena tidak mendapatkan tiket pesawat pagi. Jumat 18 Mei 2012, politikus yang tengah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta ini telah menengok ibunya di RS.
Sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman, terlebih dahulu dilakukan prosesi doa yang dipimpin Hidayat Nur Wahid. Semasa hidup, almarhumah Siti Rahayu merupakan putri pendiri Muhammadiyah di Kecamatan Prambanan.
Dia juga aktif di Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah hingga menjelang akhir hayatnya. Dia menikah dengan H Muhammad Syukri yang sudah lebih dahulu berpulang pada 1999 silam. Menurut Bupati Klaten Sunarna, Hj Siti Rahayu merupakan tokoh perubahan di bidang sosial keagamaan.
Kepergiannya jelas sangat berat dirasakan bagi orang-orang yang dicintai.Meski demikian, semangat dan cita-citanya diharapkan dapat diteruskan. "Beliau juga telah melahirkan orang hebat. Semangat dan cita-citanya harus dilanjutkan," ucapnya. (san)
Almarhumah tutup usia pada umur 76 tahun dengan meninggalkan tujuh anak dan 19 cucu. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka di Dukuh Kadipaten, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten sebelum dimakamkan pukul 13.00 WIB.
Agung Wahyono, putra almarhumah mengungkapkan, sang ibu sudah cukup lama menderita stroke hingga mengakibatkan lumpuh dan komplikasi penyakit diabetes dan mengalami gagal ginjal. Sejak Agustus 2011 harus menjalani cuci darah dua kali seminggu.
Selama 2012, Hj Siti telah delapan kali masuk RS.Terakhir dirawat sejak 2 Mei di RS dr Sardjito Yogyakarta. Dari keterangan dokter, harapan untuk pulih sudah menipis setelah mengalami stroke kelima. "Beliau sakit sejak 2004 pascapemilu," kata Agung di sela-sela prosesi pemakaman kemarin.
Meski demikian, 2005 lalu masih sempat ke Aceh menengok bekas kediaman adiknya yang menjadi korban tsunami. Putra pertamanya, Hidayat Nur Wahid, bersama keluarga baru datang pukul 11.30 WIB karena tidak mendapatkan tiket pesawat pagi. Jumat 18 Mei 2012, politikus yang tengah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta ini telah menengok ibunya di RS.
Sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman, terlebih dahulu dilakukan prosesi doa yang dipimpin Hidayat Nur Wahid. Semasa hidup, almarhumah Siti Rahayu merupakan putri pendiri Muhammadiyah di Kecamatan Prambanan.
Dia juga aktif di Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah hingga menjelang akhir hayatnya. Dia menikah dengan H Muhammad Syukri yang sudah lebih dahulu berpulang pada 1999 silam. Menurut Bupati Klaten Sunarna, Hj Siti Rahayu merupakan tokoh perubahan di bidang sosial keagamaan.
Kepergiannya jelas sangat berat dirasakan bagi orang-orang yang dicintai.Meski demikian, semangat dan cita-citanya diharapkan dapat diteruskan. "Beliau juga telah melahirkan orang hebat. Semangat dan cita-citanya harus dilanjutkan," ucapnya. (san)
()